Sebagian Pontianak Tergenang

Angin Kencang, Puluhan Atap Rumah Beterbangan di Ella Hilir Melawi

SELAMATKAN PERABOTAN. Pengunjung dan pengelola Jungkat Beach berupaya menyelamatkan perabotan akibat dihantam gelombang besar, Sabtu (29/12). Warganet

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Angin kencang disertai banjir rob menenggelamkan sebagian daratan Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah, Sabtu (29/12). Walau durasinya singkat, kejadian tersebut sempat membuat warga panik.

Kondisi ini terekam oleh warga dalam video pendek yang menyebar luas di media sosial. Kawasan mengalami terjangan luapan air di antaranya Kabupaten Mempawah, tepatnya di Jungkat Beach dan Kota Pontianak di sekitar kawasan Taman Alun Kapuas dan Jeruju, serta sejumlah wilayah di Kabupaten Kubu Raya. Dalam rekaman tampak air berarus deras meringsek masuk ke kawasan Jungkat Beach dan Taman Alun Kapuas. Sejumlah fasilitas di kedua lokasi wisata itu pun hanyut, bahkan terancam rusak.

Di Pontianak, banjir rob terjadi pukul 12.15 WIB hingga 13.15 WIB. Beberapa rumah warga di tepian sungai Kapuas terendam. Di Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur, rumah-rumah di tepian sungai yang tingginya sejajar dengan geretak terendam. Salah satunya rumah milik Ratnawati di RT 03 / RW 01. Sebagian baju-baju milik keluarganya dan satu karung beras terendam. Lantaran dirinya tak menduga akan terjadi air pasang. “Aek Naeknye dak lamak, bentar jak (air naik tidak lama, sebentar saja, red),” katanya dengan logat Melayu Pontianak.
Beruntung air tidak sampai membasahi surat-surat berharga. Sebab dirinya mengaku sudah paham dengan kondisi di bulan Desember. Kejadian seperti ini sudah sering ia rasakan.
Diceritakannya, saat air pasang hanya ia dan ponakannya yang ada di rumah. Anak-anaknya sedang di luar atau kerja. “Ketinggian air sekitar 30 cm meter. Karena rumah saya memang agak rendah,” ungkap Ratnawati.

Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Jumharudin mengatakan banjir rob berada di tepian sungai Kapuas, baik kiri atau kanan. Banjir rob yang mengkhawatirkan terjadi di Kelurahan Sungai Beliung, Sungai Jawi Luar, Dalam Bugis, Tambelan Sampit dan Benua Melayu Laut. Pihaknya sudah terjun langsung di lokasi-lokasi tersebut. Namun banjir rob berlangsung tidak lama.
“Menurut laporan, di Kecamatan Pontianak Utara, banjir rob tidak sampai masuk ke dalam rumah. Dikarenakan dataran mereka tinggi,” jelasnya.
Diduga banjir rob kemarin tidak sampai menyebabkan kerusakan maupun kerugian. “Alat elektronik yang semula berada di bawah, telat diangkut dan disimpan di tempat yang aman,” ujar Jumharudin.

Di Kabupaten Mempawah, ombak besar sempat menerjang bibir pantai di Kecamatan Jungkat, Sabtu (29/12). Salah satu lokasi dihantam ombak pasang yakni Jungkat Beach. Para pengunjung sempat panik hingga berhamburan keluar dari area tempat wisata tersebut.

Kepala BPBD Mempawah, Hermansyah menjelaskan, air pasang seperti di Jungkat Beach, terjadi setiap tahunnya di pengujung tahun. “Itu air pasang biasa, setiap tahun kemungkinan seperti itu,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan pihaknya, kejadian air pasang di Jungkat Beach tidak ada korban jiwa. Kendati begitu, pihaknya tetap siaga 24 jam, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kepada masyarakat kita imbau tetap waspada terkait hujan dan air pasang yang intensitasnya tinggi saat ini,” pesan Hermansyah.

Beralih di Kabupaten Melawi, masyarakat Kecamatan Ella Hilir dikejutkan hujan disertai angin kencang, Sabtu (29/12) sekitar pukul 16.00 WIB, Puluhan atap rumah warga beterbangan. Tak hanya itu, puluhan rumah warga lainnya tertimpa pohon tumbang.

Warga Ella Hilir, Ahmad Syaifudin mengatakan, awalnya turun hujan secara tiba-tiba dan angin sangat kencang. “Disaat angin kencang, banyak pohon yang tumbang dan ada sekitar puluhan atas rumah warga yang terbang,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Aboy ini mengatakan, saat itu warga sangat merasa ketakutan. Teriakan takbir dan mengucapkan asma Allah terdengar dimana-mana. “Warga sangat takut. Karena kejadian ini baru kali ini terjadi,” ucapnya.

Aboy menuturkan, bencana kemarin mengakibatkan kantor Koramil tertimpa pohon asam. Kemudian di kantor PLN, atap bagian mesin terbang semua. “Banyak pohon tumbang timpa tali PLN. Ada juga sekolah dan masjid yang terkena dampak angin kencang itu,” katanya.

Hingga saat ini, warga masih terus waspada. Khawatir hujan dan angin kencang kembali datang. “Saat ini hujannya sudah berhenti. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” harap Aboy.

Sementara itu, Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, hingga saat ini baru dua kabupaten yang menyatakan status tanggap darurat. Yaitu Kabupaten Bengkayang dan Sintang. Saat ini surat keputusan status tanggap darurat tersebut sedang dikoreksi oleh Biro Hukum Pemprov Kalbar.

“Saya minta juga agar kepala daerah Bupati dan Wali Kota yang lain segera tetapkan status tanggap darurat,” pintanya.

BPBD Kalbar juga telah menyampaikan permintaan Biaya Tidak Terduga (BTT). Biaya ini nantinya akan dikeluarkan BPKPD Kalbar kepada Gubernur. “Peruntukan penggunaan BTT yang diusul dari kabupaten/kota sedang dihimpun,” ungkapnya.

Nyarong mengatakan, kabupaten yang paling rawan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang yaitu Mempawah, Kubu Raya, Ketapang, Kayong Utara, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Sambas. Namun kabupaten-kabupaten tersebut sama sekali belum mengeluarkan status tanggap darurat. “Saya minta segera, agar kita urus,” tukasnya.

Ia pun mengimbau seluruh masyarakat Kalbar agar menjauhi wilayah pesisir pantai saat cuaca ekstrem ini berlangsung.

“Masyarakat perlu waspada. Hati-hati, ingat cuaca ekstrim, jauhi berlibur di tepi pantai. Jaga anggota keluarga jangan sampai ada korban jiwa,” imbuh Nyarong.

Laporan: Maulidi Murni, Ari Sandy, Rizka Nanda, Dedi Irawan

Editor: Arman Hairiadi