eQuator.co.id – JAKARTA – RK. Pertemuan dua pimpinan tertinggi, Partai Demokrat dan Partai Gerindra, menghasilkan keputusan strategis. Komunikasi empat mata antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan calon presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyepakati sejumlah komitmen. Salah satunya, janji Partai Demokrat untuk lebih intensif mengampanyekan paslon Prabowo-Sandi.
Pertemuan dua mantan perwira tinggi TNI itu berlangsung di kediaman SBY mulai pukul 15.00. Prabowo hadir dengan didampingi sejumlah pimpinan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi. Di antaranya, Ketua BPN Djoko Santoso, Wakil Ketua BPN Rachmawati Soekarnoputri, dan Fuad Bawazier. Sementara itu, SBY didampingi Ketua Komando Satgas Bersama Agus Harimurti Yudhoyono, Sekjen Hinca Panjaitan, Ketua Majelis Tinggi Amir Syamsuddin, dan Ketua Bidang Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Setelah melakukan pertemuan sekitar dua jam, SBY menyampaikan bahwa pertemuan itu merupakan ikhtiar kedua pihak untuk mencapai kemenangan di pileg dan pilpres. ”Kami tentu ingin Pak Prabowo menang. Tapi, baik Partai Gerindra maupun Partai Demokrat juga harus sukses,” kata SBY.
SBY menyatakan, selama empat bulan terakhir, dirinya bersama Partai Demokrat fokus untuk mencapai suara yang lebih baik dari pemilu sebelumnya. Namun, kebijakan itu dilakukan tanpa meninggalkan kontribusi untuk pemenangan Prabowo-Sandi. ”Mulai Januari ke April, rasio ini akan berubah. Kami akan fokus, utamanya ke Pak Prabowo,” kata presiden ke-6 RI itu.
Selama Januari hingga April, kata SBY, fokus yang diperlukan adalah memperkenalkan kepada rakyat Indonesia siapa Prabowo-Sandi. Karena itu, yang disampaikan harus fokus pada visi, misi, dan program yang akan dijalankan lima tahun ke depan. Hal tersebut, menurut SBY, belum terlihat pada kampanye hingga Desember.
”Terus terang saya amati, tiga bulan yang kita lewati tidak banyak ruang untuk bisa mendengarkan apa yang dilakukan capres kita. Terkesan yang mengemuka adalah gimmick atau serang-menyerang pribadi,” sorot SBY.
Situasi tersebut, kata SBY, bertentangan dengan hal yang ditunggu rakyat. Karena itu, penyampaian visi dan misi harus lebih memadai pada kampanye mulai Januari. ”Yang ditunggu rakyat adalah Indonesia mau diapakan, kami setuju akan fokus ke sana,” jelas SBY.
Tak lupa, SBY ikut berbicara terkait potensi kecurangan pemilu. Dia meyakini, Demokrat maupun Gerindra akan berjuang dengan baik-baik, menjalankan kampanye sesuai sistem dan aturan yang berlaku. ”Tolong, kami jangan diganggu karena kami tidak mengganggu siapa pun. Kalau pemilu jujur, damai, dan adil, masyarakat akan menerima apa pun hasil pemilu,” tandasnya.
Sementara itu, Prabowo menyampaikan rasa terima kasih atas undangan untuk melakukan pertemuan. Dia senang karena salah satu menu favoritnya dihidangkan. ”Kami dihidangkan nasi bakar cakalang. Ini bukti daya intel Pak SBY masih mumpuni,” candanya.
Prabowo juga mengapresiasi komitmen SBY bersama Partai Demokrat untuk lebih intens mengampanyekan pilpres. ”Saya tidak pernah ragu dengan komitmen Pak SBY. Beliau negarawan, mantan tentara. Sebagai mantan tentara, tentu punya perhitungan-perhitungan. Pada saatnya nanti kita akan sinergi,” ujarnya. (Jawa Pos/JPG)