Imigrasi Diminta Tolak Kedatangan Sultan Sulu ke Indonesia

DYMM Sri Paduka Baginda Pangeran Agung Gusti M Effendi Sri Negara II dan DYTM YDPB Pangeran Wali Diraja Dicky A. Padmadipoera--ist

eQuator.co.id – Pontianak-RK. DYTM YDPB Pangeran Wali Diraja Dicky A. Padmadipoera meminta pihak Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini Imigrasi untuk menolak bagi Sultan Sulu Filipina, H.M Al-Sultan Madarasulail A Kiram masuk ke Indonesia.

Hal itu dikarena ada rasa kekhawatiran akan terjadi upaya memecah belah persatuan Indonesia dan berdampak pada terhadap hubungan Indonesia dengan Philipina.

“Rasa kekhawatiran ini atas perilakunya kemarin. Disamping itu kami akan menyurati Kedutaan Filipina untuk mencekal warganya ini apabila hendak masuk ke wilayah kedaulatan Republik Indonesia,” ujar Pangeran Dicky dalam keterangan pers yang diterima Rakyat Kalbar, Senin (17/12).

Ia menjelaskan, sempat terjadi permasalahan ketika Sultan Sulu saat berada di Kabupaten Sekadau. Diceritakannya, pada 12 Desember kemarin, Sultan Sulu tiba di Pontianak dan dijemput serta dijamu oleh Tim DPP Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM). Keesokan harinya, Sultan Sulu tiba di Sekadau.

“Tiba di Sekadau saya sambut di Hotel Pondok Indah dan kami makan bersama sambil bersenda gurau. Kami mendapat informasi bahwa beliau hendak meminjam tempat atau Istana Kusuma Negara Sekadau untuk memberikan gelar kepada beberapa orang pada Jumat siang, 14 Desember,” ceritanya.

Sedangkan, di hari yang sama, pada pukul 19.30 Wib, juga akan digelar acara adat Pertabalan Raja Kusuma Negara Sekadau. Meski begitu, untuk tidak menimbulkan persepsi kurang sopan dan kurang beradat, kaum kerabat Kusuma Negara menyetujui dan mempersilahkan Sultan Sulu menggunakan Istana untuk acaranya.

“Meskipun upacara Pertabalan Raja Kusuma Negara belum dilaksanakan. Kami kerabat Istana Kusuma Negara sudah berkumpul untuk menyaksikan pemberian gelar oleh Sultan Sulu yang entah untuk siapa. Karena kami telah menginformasikan kepada seluruh kerabat untuk hadir pada acara tersebut untuk menghormati dan menghargai tali persahabatan kami selama ini dengan Sultan Sulu,” terangnya.

Namun acara Sultan Sulu tiba-tiba batal tanpa konfirmasi kepada kerabat. Pada malam upacara adat Pertabalan pun, Sultan Sulu tidak hadir dengan alasan istrinya sakit dan harus dibawa ke klinik di Sanggau. Keesokan harinya, pada acara penyerahan Pusaka Kerajaan dan rangkaian acara lainnya, Sultan Sulu juga tidak hadir dengan alasan dirinya sakit.

“Ternyata beliau sehat wal afiat dan melanjutkan perjalanan ke Sambas. Kami kaget tiba-tiba Sultan Sulu membuat statemen di grup Kesultanan Nusantara tanpa tabayyun kepada kami. Kami sendiri tidak tahu ada masalah apa dengan pihak kami. Dan Sultan Sulu sendiri langsung keluar dari grup setelah saya mempertanyakan ada permasalahan apa tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu atas pertanyaan saya,” beber Pangeran Dicky.

Dengan hal itu, dia mengaku merasa dirugikan. Baik marwah dan nama baik kerajaan adat. Untuk itu dia melalui sidang adat, diputuskan dan dipandang perlu untuk menyampaikan klarifikasi dan memberikan sanksi berupa hukum adat atas pencemaran nama baik dan marwah adat Kusuma Negara sesuai berdasarkan titah Raja pada saat Pertabalan.

“Bahwa seluruh Kerabat Istana Kusuma Negara Sekadau untuk dapat menjaga marwah Kusuma Negara. Jadi, klarifikasi ini sebagai bahan perimbangan informasi ataupun statemen yang telah diucapkan oleh Sultan Sulu,” tutupnya. (oxa)