eQuator.co.id – Pontianak-RK. Novel Starlight Strianggle bercerita tentang persahabatan sepuluh anak di sekolah asrama. Mereka memiliki idol. Ada yang mengidolakan Fateh (Gen Halilintar), Agnes Monica, Naura, dan Neona. Tokoh utama cerita berkisar pada sosok Selina. Sebagai anak-anak, Selina terobsesi dan ingin terkenal, seperti artis dan penyanyi idolanya.
Untuk mewujudkan keinginannya, Selina kursus menyanyi. Dia juga mengajak kawan-kawan di asrama, mengikuti lomba menjadi idol. Menyanyi. Grup anak-anak itu menang. Bahkan, mereka diajak kerja sama menjadi grup penyanyi profesional, di bawah asuhan manajer profesional yang super disiplin.
Karir anak-anak itu menanjak. Mereka ikut lomba “Idol”. Acara itu diampu para penyanyi profesional. Menang audisi menyanyi, membuat langkah sebagai penyanyi profesional semakin terbuka. Mereka mengadakan tur dan ketemu para idola. Malahan, ada bonus berjunjung ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Negeri impian para anak-anak.
Kisah di atas merupakan bagian dari Novel Starlight Strianggle yang merupakan novel pertama dari Keisha Amelia Karenina.
Bocah 8 tahun ini merupakan murid kelas 3, SD Muhammadiyah 2, Jalan Ayani Pontianak. Novel itu ditulis, saat dia kelas 2 SD. Saat usianya 7 tahun.
Novel itu, sebenarnya merupakan ‘kecelakaan sejarah.’ Saat kelas 2, guru memberi tugas pada murid, untuk membuat majalah dinding. Di SD Muhammadiyah, guru aktif mendorong siswa membuat majalah dinding. Bahkan, kegiatan itu diperlombakan. Ada hadiahnya. Murid semangat mengisi majalah dinding kelas.
Saat diminta mengisi majalah dinding oleh wali kelas 2 yang bernama Uray Monaya, Keisha membuat cerpen. Ceritanya, rencana nonton bareng film Nyai Ahmad Dahlan di Megamall, Pontianak. Nyai Ahmad Dahlan, istri pendiri Organisasi Muhammadiyah di Indonesia.
Acara nonton bareng, sebenarnya diperuntukkan bagi anak kelas 3 sampai kelas 6. Karena Keisha masih duduk di kelas 2, ia ikut nonton bareng dengan sang kakak, Cori Nariswari Mernissi (12) dan Shima A. Calluella (10), serta teman-temannya.
Cerpen itu ditulis hingga empat halaman kertas kuarto. Terlalu panjang untuk ukuran majalah dinding. Akhirnya, tulisan tak dipajang. Kemudian, Keisha melanjutkan tulisan itu. Ia menukilkan impiannya menjadi artis. Muncullah ide cerita novel berjudul Starlight Strianggle.
Saat tahu Keisha menulis cerita untuk novelnya, sang ayah, Muhlis Suhaeri minta novel itu diselesaikan, dan berjanji akan menerbitkannya. Begitu pun dengan sang ibu, Nurul Hayat yang selalu mendampingi dalam proses penulisan itu.
“Novel sepanjang 180 halaman ini ditulis selama satu setengah hingga dua bulan,” kata Nurul kepada sejumlah wartawan, Jumat (14/12).
Nurul mengatakan, sang ayah yang menyunting novel itu. Termasuk mencari orang untuk menggambar karakter tokoh-tokoh di cerita. “Nah, ini yang membuat buku ini, agak lama diterbitkan,” jelasnya.
Kini novel penulis cilik dari Kota Pontianak itu telah terbit. Rencananya, hari ini (Sabtu 15/12) novel itu akan diluncurkan. “Semoga menjadi bacaan yang bisa diterima anak-anak di mana pun. Membuat mereka bahagia. Berani menggapai mimpi dan cita-cita,” harap Nurul. (oxa)