GenBI Kalbar Budidaya Sayur dan Lele

Gunakan Teknologi Bioflok

HIDROPONIK. Budidaya tanaman sayuran hidroponik yang dikelola GenBI Kalbar di halaman belakang gedung lama BI Kalbar, Jalan Rahadi Oesman, Pontianak. GenBI Kalbar for RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Generasi Baru Indonesia (GenBI) Kalbar mulai menuai rupiah dengan usaha tanaman sayur hidroponik dan budidaya ikan lele. Budidaya yang dilakukan anggota GenBI Kalbar di halaman belakang gedung lama Bank Indonesia (BI), Jalan Rahadi Oesman, Pontianak ini menggunakan teknologi bioflok.

GenBI merupakan komunitas mahasiswa penerima beasiswa BI dari dua perguruan tinggi negeri (PTN)di Kalbar. Yaitu Institut Agama Islam Negri (IAIN) Pontianak dan Universitas Tanjungpura. Sebagai wujud tanggung jawab sosial dan intelektual, berperan sebagai change agen dan penggerak perubahan, GenBI berkecimpung di bidang sosial kemasyarakatan. GenBI juga memiliki inspirasi guna membangun etos jiwa kewirausahaan bagi seluruh anggotanya di Kalbar. 
Dimulai sejak September lalu hidroponik dan budidaya ikan lele dipilih oleh GenBI Kalbar untuk awal mencoba berwirausaha. Usaha ini berawal dari diskusi yang dikatakan oleh Hansen Tandra selaku ketua bidang (Kabid) kewirausahaan Genbi Kalbar bersama pembina GenBI Kalbar Djoko Juniwarto. 
“Awalnya ini hanya sekedar diskusi saja sharing bersama pembina GenBI, untuk mencoba melakukan budidaya sayuran hidroponik dan lele Bioflok untuk memanfaatkan lahan kosong yang berada di belakang sekretariat GenBI Kalbar yang terletak di Eks gedung lama BI Jl. Rahadi Oesman, Pontianak,” ungkapnya Hansen. 
Namun ide untuk melakukan budidaya tersebut, akhirnya memutuskan untuk hidroponik dan kolam lele menjadi pilihan untuk dikembangkan. Dalam hal ini kata Hansen, pihaknya tak sendiri, namun beberapa rekannya juga ikut membantu. .
“Kita juga tidak langsung tanam, namun sebelum nya juga belajar langsung dengan ahlinya, dan kebetulan pembina kami ada kenalan yang merupakan alumni sekolah Inkubator Bisnis UMKM BI, yang juga mengembangkan budidaya ini sehingga dalam pembuatan sarana kami dipandu langsung oleh ahlinya,” kata Hansen.
Tidak tanggung-tanggung dalam penanaman untuk sayuran hidroponik, kata Hansen, terjadi pertumbuhan yang cukup baik  dan subur. Sehingga tak hanya dapat dikonsumsi, namun sudah dapat dipasarkan. 
“Bulan pertama mulai masuk proses pemasaran sayuran Hidroponik melalui jaringan dari teman-teman GenBI Kalbar. Untuk pemasaran sendiri kami fokuskan dengan cara one by one juga menawarkan ke pasar-pasar dan dalam bulan pertama hasinya sudah cukup  lumayan,” ungkapnya.
Untuk lele belum memasuki waktu panen. Namun melihat pertumbuhannya saat ini cukup menjanjikan saat dipanen nanti. 
“Lele sendiri belum memasuki waktu panen, tapi dari perkembangannya kami melihat potensi untuk ikan lele ini cukup menjanjikan,” paparnya.
Sementara Ketua GenBI Kalbar Supriadi mengatakan, pihaknya sangat berharap dengan adanya model wirausaha yang dikelola langsung pihaknya bisa menjadikan tempat belajar dan sumber penghasilan. Nantinya dana hasil penjualan akan dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. 
“Harapannya sayuran hidroponik dan lele bioflok GenBI Kalbar dapat menjadi usaha untuk mengembangkan minat anggota dalam berwirausaha. Tentu usaha ini harapanya bisa menopang dan membantu GenBi Kalbar dalam pendanaan, untuk menjalankan berbagai agenda kegiatan sosial untuk membantu masyarakat sekitar, serta harapannya mampu menginspirasi untuk belajar mandiri melalui usaha ini,” pungkasnya. (nov)