eQuator.co.id – Pontianak. Pengamat politik dari Manika Research and Consulting, Herzaky M. Putra, menyampaikan sejumlah kritik terhadap media massa. Terutama media massa yang doyan menaikkan isu-isu sampingan menjadi isu utama.
“Contoh, pada masa jelang Pilpres saat ini, dibanding bahas program kedua kontestan, beberapa media lebih senang membawa isu-isu sampingan, seperti masalah perkataan “sontoloyo”, “genderuwo”, capres pendukung khilafah, dan sebagainya,” ungkapnya dalam paparan di diskusi publik “Mengawal Demokrasi Bermartabat Tanpa Propaganda SARA dan Hoax”, di Campus Coffee, Pontianak, Selasa (27/11).
Menurut dia, politik saat ini tidak sehat dikarenakan banyaknya paparan narasi yang tidak produktif. Didorong terus hingga menjadi isu utama.
“Padahal yang begini ini dipinggirkan saja,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kampanye terbagi tiga macam: positif, negatif, dan hitam (black campaign). “Kampanye positif dan negatif itu perlu sebagai wadah untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan tiap peserta pemilu. Tapi black campaign lebih kepada penyampaian kebohongan untuk menyerang kompetitor,” ujar pria kelahiran Pontianak ini.
Zaky, karib dia disapa, berharap ke depannya masyarakat bisa mengesampingkan narasi hoax dan politik identitas. “Saatnya untuk kita agar lebih melihat isu utama, bukan yang sampingan seperti hoax dan politik identitas,” tutupnya. (bek)