eQuator.co.id – Merakit Gundam plastik model atau Gunpla telah menjadi sebuah tren di kalangan masyarakat Indonesia. Menyusun mainan berbentuk robot itu telah menyamai asyiknya menyusun Lego atau mainan bongkar pasang. Alasan masyarakat untuk menyenangi hobi ini pun bermacam-macam.
Bowo, misalnya. Warga Parit Tengkorak ini menyenangi hobi merakit Gunpla karena hobi ini sangat menyenangkan.
“Ada kesenangan tersendiri saat merakitnya dan merasa puas bila sudah selesai merakit,” ungkap Bowo saat dihubungi eQuator.co.id.
Ikhwan, warga Tasikmalaya, punya jawaban sendiri saat ditanya mengapa menyenangi hobi merakit Gunpla.
“Senang dengan modelnya yang keren-keren. Kalau dicustom, bisa sekalian dicat ulang biar lebih bagus,” demikian jawaban Ikhwan saat dihubungi eQuator.co.id, Senin (26/11).
Bahkan pemuda yang bekerja sebagai pegawai tata usaha di salah satu sekolah di Tasikmalaya itu pun menjadikan hobi merakit ini sebagai tambahan penghasilan, terutama pada bagian pengecatan.
“Tarif sih tergantung kesulitan. Paling mahal ya di atas Rp. 300.000,-,” tambah Ikhwan.
Beda lagi dengan Angel. Istri seorang pegawai di lingkungan Pemprov Kalbar ini mengatakan bahwa suaminya sangat hobi merakit Gunpla.
“Saya tidak melarang suami untuk hobi Gunpla. Malah bagus, karena akan melatih otak juga untuk konsentrasi dan tangkas dalam menempatkan bagian-bagian Gunpla sesuai dengan tempatnya,” tutur Angel kepada eQuator.co.id.
Namun kadang kala Angel sedikit bertengkat dengan suaminya terkait hobi merakit plastik model tersebut.
“Soalnya dia masih ada model yang belum dirakit tapi udah pengen beli yang lain. Harusnya selesaikan satu dulu, baru beli yang baru,” tutup Angel. (bek)