Heboh kelahiran bayi satu badan dan dua kepala di Amuntai membuat public berdecak. Radar Banjarmasin mewawancarai dr Endang, sosok di balik kelahiran langka ini.
Muhammad Akbar – Amuntai
eQuator.co.id – Masyarakat Kalsel khusunya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dihebohkan kabar kelahiran bayi kembar Siam dempet. Betapa tidak, bayi berjenis kelami laki-laki ini memiliki sepasang kepala pada satu tubuh. Dia juga punya tiga tangan dengan sepasang kaki.
Bayi itu dilahirkan melalui operasi cesar Kamis (22/11) sekitar pukul 13.00 wita di Rumah Sakit Mulia Kota Amuntai. Dokter yang menangani kasus kelahiran langka ini adalah dr Endang SpOg. Kepada Radar Banjarmasin, dokter lulusan Universitas Hasanuddin, Makassar ini mengatakan kasus seperti ini hanya ada satu dalam 200.000 kelahiran.
Dia mengatakan bayi yang belum memiliki nama ini lahir dari pasangan Ismi dan Madi yang menetap di Kabupaten Tabalong. Pasutri ini datang untuk USG (Ultrasonografi) di jam prakteknya dua bulan sebelum masa kelahiran.
“Kami USG hasil saat itu normal. Tak ada indikasi akan adanya kelainan. Meski diketahui bayi ini akan lahir kembar,” kata dokter yang berasal dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara itu. Dia sedikit menyayangkan, Pasutri tidak melakukan pemeriksaan sejak awal untuk memeriksakan pertumbuhan janin. “Apabila Janin tumbuh dalam keadaan tidak normal, membahayakan ibu,” ucapnya. ” paparnya.
Dalam kasus ini, pihaknya baru mendapatkan pasien yang check-up di fase final kelahiran. Sehingga kecatatan sulit untuk diketahui. Posisi bayi sendiri saling sungsang dan melintang saat diperiksa terakhir. Akhirnya diambil keputusan melakukan operasi cesar. Saat dilahirkan, bayi dempet ini juga menangis seperti bayi lainnya.
Saat ini, pihak keluarga sudah pasrah dan menerima kondisi buah hatinya dengan penuh ketabahan. Untuk proses lanjutnya, sang ayah, akan membawa bayinya kembali ke rumahnya di Kecamatan Haur Gading.
Endang sendiri berencana akan merujuk sang bayi ke RS Ulin di Banjarmasin untuk pemeriksaan mendalam. Hal ini karena banyak kelainan lain, seperti bayi juga tak memiliki saluran pembuang veses atau lubang anus. “Maka dari itu diperlukan tindakan perawatan lanjutan,” ucapnya.
Diketahui Ismi dan Madi merupakan pasutri yang bukan peserta BPJS, sehingga biaya persalinan istrinya dibayar dengan biaya pasien umum. Endang mengaku bersimpati. “Mudahan ada donatur diluar sana atau kelompok masyarakat yang peduli dengan bapak Madi dan istrinya,” ucapnya.
Bagaimana peluang hidup bayi ini? Endang tetap optimistis.
“Kasus seperti ini masih memiliki usia harapan hidup yang cukup baik. Ketimbang yang tak memiliki batok kepala. Anda kerap melihatnya di tv, (hidup) sampai usia remaja,” tutup Endang.
Kemarin sore, bayi telah dibawa ke RS Pembalah Batung untuk mendapatkan layanan yang lebih baik. Bupati HSU H Abdul Wahid sendiri berkesempatan untuk datang melihat sendiri kondisi bayi. (*/Radar Banjarmasin)