Moeldoko Ajak Perangi Kemiskinan

Buka Studium General Kongres X Hikmah Budhi

PUKUL GONG. Moeldoko pukul gong tanda membuka Studium General Kongres X Hikmah Budhi di Vihara Maitria, Sungai Raya, Kubu Raya, Sabtu (17/11) pagi. Rizka Nanda-RK

eQuator.co.id Sungai Raya-RK. Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Kalbar menghadiri pembukaan Studium General Kongres X Hikmah Budhi di Vihara Maitria, Sungai Raya, Kubu Raya, Sabtu (17/11) pagi. Kegiatan bertema ‘Keadilan Sosial untuk Keutuhan Bangsa’ itu dihadiri Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Menurut Moeldoko, untuk mewujudkan tema yang diangkat dalam kongres ini Indonesia harus menyeimbangkan antara stabilitas keamanan dan demokrasi. “Satgas politik dan stabilitas keamanan. Dan politik ekonomi harus dipertahankan,” tegas Moeldoko dalam pidatonya.

Begitu stabilitas negara tak dapat dijaga, maka sistem demokrasi akan terganggu. Demikian pula jika demokrasi terjadi sebebas-bebasnya, maka stabilitas yang akan terganggu. Indonesia akan kemarin menggelar Pilkada serentak dan sukses. “154 juta orang melakukan Pemilu di seluruh Indonesia, hal tersebut merupakan hal luar biasa,” ujarnya.

Suksesnya pesta demokrasi tersebut membuat keyakinan bagi investor untuk masuk ke Indonesia. Mereka diyakinkan melalui perkembangan perpolitikan dan semua baik sama sekali. “Tidak ada situasi berdarah-darah,” ucapnya.

Ia menjelaskan, makna partisipasi tidak bisa ditanggung satu pihak. Meski masih ada yang mengatakan belum kepuasan akan berdemokrasi. Kebijakan pengelolaan pemerintahan, membangun konektivitas dengan 10 bandara di kawasan tertinggal dengan capaian harga  yang seimbang. “Sehingga masyarakat pedalaman merasa bangga menjadi bagian Indonesia,” tuturnya.

Dijelaskannya, tingkat kemiskinan Indonesia mencapai 98 persen. Sehingga Indonesia harus memerangi kemiskinan. Agar IPM Indonesia menjadi semakin, baik bidang kesehatan dan pendidikan. Angka ini harus disampaikan, sehingga masyarakat memahami pemerintah bekerja keras. “Jadilah pemenang dalam sebuah kompetitor,” ucap Moeldoko.

Ditempat sama, Ditjen Binmas Budha Kementrian Agama (Kemenag) RI, Caliadi mengharapkan, keberadaan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmabudhi) dapat memberikan kontribusi secara positif bagi pembangunan bangsa. Dapat membantu pemerintah mewujudkan keadilan sosial bagi keutuhan bangsa.

“Sebagai organisasi kemahasiswaan, Hikmahbudhi disiapkan untuk memimpin bangsa ini. Untuk itu diharapkan mahasiswa bisa terus belajar untuk membangun bangsa ini ke depan,” pesannya.

Menurutnya, aktivitas organisasi kemahasiswaan ini pada awalnya lebih banyak pada ruang lingkup internal Buddhis dan kegiatan-kegiatan sosial karitatif. Namun, saat ini Hikmahbudhi juga bergerak secara aktif sebagai organisasi mahasiswa Buddhis di tingkat nasional. Kemudian berinteraksi secara intens dengan berbagai organisasi mahasiswa lainnya.

“Sebagai organisasi kemahasiswaan, Hikmahbudhi diharapkan bisa terus mengikuti perkembangan teknologi yang ada, agar bisa terus berpartisipasi dalam berbagai lini kehidupan,” imbuhnya.

“Hikmahbudhi harus bisa terus menjadi salah satu gerakan pelopor bagi kepemimpinan di Indonesia,” timpal Caliadi.

Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji berharap mahasiswa Buddhis bisa bersinergi dengan pemerintah untuk percepatan pembangunan. Dikatakan dia, seluruh rakyat Indonesia lahir dan dipilih sebagai WNI. Dengan perbedaan ini seluruh warga negara harus menjaga keberagamannya. Demi tetap menjaga keutuhan NKRI. “Saya Islam. Dan di agama saya sudah diajarkan untukmu agamamu, untuk ku agamaku,” sebutnya.

Ditegaskan pria yang karib disapa Midji ini, kebergaman suku dan agama sudah diatur Sang Pencipta. Sengaja diciptakan berbeda-beda agar saling mengetahui dan mengenal. Begitu juga di kongres Madinah. Seluruh etnis dan agama wajib menjaga keutuhan Madinah. “Itulah kita di Indonesia wajib mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,” pungkas Midji.

 

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi