Polri Teliti Kemungkinan Hoax by Design

Informasi Bohong Penculikan Anak Didominasi Emak-emak

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Hoax penculikan anak yang disebagian besar merupakan ibu-ibu terus didalami. Karena adanya penyebaran hoax lintas negara yang begitu mirip, Polri mencoba mendeteksi kemungkinan hoax tersebut by design atau didesain seseorang.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, ada informasi bahwa hoax penculikan ini polanya muncul saat akhir tahun. Ini yang menjadi tanda tanya. ”Perlu untuk didalami,” terangnya ditemui di kantor Divhumas Polri kemarin.

Kondisi ditemukannya hoax yang mirip antara Indonesia dengan India, membuat Polri akan berupaya akan bertindak bila memang menemukan indikasi hoax tersebut by design. ”Kalau ada yang mendesain tentu akan diketahui,” tuturnya.

Menurutnya, pengguna internet di Indonesia mencapai 240 juta orang. Jumlah sebanyak itu, tapi sebagian besar tidak memiliki kemampuan dan edukasi yang baik dalam memahami teknologi informasi. ”makanya, hoax itu terus disebar dan bermunculan,” paparnya.

menghentikan hoax, lanjutnya, seharusnya muncul gerakan yang massif di Indonesia. untuk memberikan pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan teknologi. ”Ini eranya revolusi industry 4.0, integrasi big data dan artificial intelijen. Sangat-sangat perlu orang memahami teknologi informasi,” jelasnya.

Menurutnya, gerakan yang masih ini bisa dimulai oleh pemerintah sekaligus masyarakat. Yang paling penting, masyarakat akhirnya mengetahui bagaimana menghadapi hoax. ”Yang utama ibu-ibu itu harusnya diberikan pemahaman,” urainya.

Sebelumnya, ada 16 tersangka kasus hoax penculikan anak. Yang memprihatinkan tersangka penyebar hoax itu didominasi ibu-ibu. Hoax tersebut memanfaatkan rasa kekhawatiran dari masyarakat. (Jawa Pos/JPG)