eQuator.co.id – Madura-RK. Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo membuka Festival Keraton Nasional (FKN) dan Masyarakat Adat ASEAN V tahun 2018 di halaman Masjid Jami’ Panembahan Somala Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur, Minggu (28/10).
Kontingen dari Kabupaten Kayong Utara, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kayong Utara melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Jumadi yang mengawal Pangeran Kesultanan Simpang, Gusti Muhammad Hukma dan Tengku Syarifuddin dari Kerajaan Sukadana.
Sekadar diketahui bahwa Kerajaan Sukadana belum terdaftar di DPP FSKN. Jadi, kedatangannya untuk mengenalkan Kerajaan Sukadana di FKN.
Sedangkan Pangeran Kesultanan Simpang, Gusti Muhammad Hukma kagum dengan adat istiadat Sumenep yang halus dalam berperilaku dan bertutur bahasa. Bahkan ketika sesama warga Sumenep saling berbincang bagaikan tidak kedengaran saking halusnya.
“Mungkin karena di Sumenep ada keraton dan kesultanan, maka membuat masyarakatnya halus dalam bertutur dan berperilaku. Saya kaget juga mereka sangat halus. Padahal di daerah yang panas dan gersang,” herannya.
Sebelum dibuka Presiden Jokowi, Bupati Sumenep, Drs KH A Busyro Karim, M.Si memberikan sambutan di hadapan Presiden RI, kesultanan, kerajaan dan masyarakat adat di negara-negara sahabat di Asia Tenggara.
“Kami ucapkan banyak terima kasih karena telah datang ke daerah kami. Festival ini akan ditutup tepat di hari jadi Kabupaten Sumenep ke-749 tahun. Kepala daerah pertama di Kabupaten Sumenep adalah Arya Wiraraja sebagai Adipati I Sumenep. Dilantik Prabu Kertanegara dari Kerajaan Singasari pada tanggal 31 Oktober 1269 Masehi,” ujar KH A Busyro Karim.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Pangeran Radja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, SE (Sultan Sepuh XIV Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat) menghaturkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang menaruh perhatian lebih pada kelestarian kesultanan, kerajaan hingga masyarakat adat.
“Perhatian Presiden Jokowi bukan hanya di dalam negara, namun juga di mancanegara. Semoga menjadi perekat persaudaraan antarbangsa di Asia Tenggara,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, di era modern ini jangan sampai meninggalkan kebudayaan luhur yang ada. Sebab yang namanya kebudayaan itu sesuatu yang baik untuk dijalankan lintas zaman. Sedangkan kebiasaan yang buruk dan tidak memiliki seni, maka itu bukan kebudayaan.
“Kita harus maju di alam pembangunan ini. Akan tetapi jangan sampai menghilangkan identitas dan jati diri kebudayaan kita. Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara memiliki kepribadian kesopanan dan kesantunan yang berbudaya. Sesuatu yang baik dan berdaya guna maka harus dilestarikan,” ujar Presiden Jokowi yang mengenakan pakaian adat Keraton Surakarta Hadiningrat.
Reporter: Kamiriluddin
Redaktur: Andry Soe