eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEl) bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi kepada sejumlah jurnalis di Sari Bento, Pontianak, Selasa (30/10). Sosialisasi ini untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).
AKSes merupakan fasilitas perlindungan investor pasar modal Indonesia dan memberikan informasi terbaru tentang pengembangan infrastruktur yang tengah dilakukan KSEI. AKSes menyediakan fasilitas agar investor dapat memantau portofolio investasinya secara langsung pada KSEI yang diberikan mandat sesuai Undang-Undang Pasar Modal. “Jadi ibaratnya investor itu memiliki akses langsung untuk melihat investasinya di sistem kami,” ujar Kepala Unit Pemasaran dan Komunikas Perusahaan KSEI, Adisty Widyasari.
Berdasarkan data KSEI hingga akhir September 2018, Kalbar menempati posisi ke 14 yang memiliki jumlah investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia. Jumlah investor yang tercatat sebanyak 10.264. Dari jumlah tersebut, 6.196 investor berdomisili di Kota Pontianak atau terbesar di Kalbar. Sementara jumlah investor di pasar modal Indonesia hingga akhir September 2018, mencapai 1479.995. “Ini meliputi investor pemilik efek, reksadana dan surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia,” terangnya.
Sampai saat ini, jumlah investor yang memanfaatkan fasilitas AKSes masih sangat rendah. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran investor untuk memanfaatkan fasilitas AKSes. “Guna mencegah penyalahgunaan
wewenang dari pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.
Pihaknya menyediakan salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya jumlah investor yang memanfaatkan fasilitas AKSes ini. Saat ini KSEI sedang mengembangkan fasilitas AKSes menjadi AKSes Next Generation (AKSes Next-G) dengan fitur-fitur yang semakin menarik dan mudah digunakan.
“Nantinya yang dapat memanfaatkan fasilitas AKSes Next-G tidak hanya investor, tapi juga perusahaan efek, Bank Kustodian, bahkan masyarakat umum,” jelasnya.
KSEl sudah bekerjasama dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri guna memanfaatkan data kependudukan untuk layanan di pasar modal. Sehingga nanti menggunakan fasilitas AKSes Next-G cukup dengan memasukan nomor Induk Kependudukan saja. Kerjasama juga dilakukan dengan pelaku pasar modal lainnya.
Di penghujung tahun 2016, atas inisiasi KSEI, Ditjen Dukcapil dan 100 pelaku industri pasar modal menjalin kerjasama terkait pemanfaatan data kependudukan untuk mempercepat serta mempermudah pembukaan rekening efek. “Melalui simulasi yang dilaksanakan, pembukaan rekening efek dengan menggunakan alat baca KTP elektronik hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit, dimana sebelumnya butuh waktu beberapa hari,” jelasnya.
KSEl menyadari, agar aktivitas investasi di pasar modal terasa nyaman perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai. Pada 30 Agustus 2016, KSEl telah meluncurkan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST) yang merupakan platform dan sistem yang terintegrasi untuk industri reksadana. S-INVEST mampu menyederhanakan proses yang dilakukan pelaku industri reksadana dalam mengadministrasikan semua transaksinya. “Sehingga lebih efisien dan transparan,” sebut nya
KSEI menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengimplementasikan sistem terpadu untuk reksadana. Indonesia mengikuti jejak pasar modal Korea Selatan.
“Atas kesuksesan KSEI meluncurkan S-INVEST, KSEI berhasil memperoleh penghargaan Marquee Awards sebagai
Best Central Securities Depository in South East Asia 2016 oleh Alpha South East Asia,” imbuhnya.
Di tahun 2018, KSEI juga sedang mengembangkan electronic Voting (e-Voting) untuk mengakomodasi penggunaan hak suara investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanpa perlu kehadiran investor secara fisik. Dalam hal ini tentu memudahkan investor, khususnya yang memiliki lebih dari satu efek. Maupun investor di daerah dan asing yang tidak berdomisili di tempat berlangsungnya pelaksanaan RUPS. Yang merupakan salah satu proyek strategis yang telah terwujud di tahun 2018.
“Ini adalah pengembangan sistem dan kapasitas istem hingga 10 kali lipat, sebagai antisipasi peningkatan jumlah investor diutama KSEl yakni C-BEST Next Generation (C-BEST Next-G) untuk meningkatkan kecepatan pasar modal,” demikian Adisty. (nov)