eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sejak beberapa pekan ini, masyarakat Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya kembali dihebohkan dengan isu penculikan anak. Kabar bohong alias hoaks itu cepat beredar di media sosial (medsos). Parahnya, dipercayai dengan mudah oleh sekelompok orang. Hal ini tentu berdampak dan membuat cemas serta khawatir bagi para orang tua. Utamanya, kaum ibu.
Erna Octavia, seorang ibu yang keseharian sebagai tenaga pendidik di salah satu kampus ini mengaku khawatir dan cemas dengan isu penculikan anak itu. “Awalnya saya dapat informasi itu dari media sosial facebook. Namun saya belum tahu pasti benar atau tidak,” ujar perempuan 32 tahun ini kepada Rakyat Kalbar, Kamis (18/10) sekira pukul 14.00 Wib.
Meski demikian, warga Jalan Uray Bawadi, Kecamatan Pontianak Kota ini tidak ikut-ikutan menyebarkan kembali atau mengeshare informasi yang belum dapat dipastikan keakuratannya tersebut. Seperti kebanyakan orang. Tetapi, dia lebih mengutamakan meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga dan mengawasi anaknya. Baik di rumah maupun di luar rumah.
“Di sisi lain, isu ini menjadi pengingat saya untuk lebih ekstra hati-hati dalam pengawasan anak di rumah dan di sekolah. Saya jadi lebih awal kalau jemput anak yang masih kelas satu SD,” ujarnya.
“Sekalipun ada kegiatan lain, saya tetap usahakan datang tepat waktu. Sehingga keluar dari sekolah anak sudah berada dalam pengawasan kita,” sambungnya.
Rangkuman Rakyat Kalbar, baru-baru ini isu penculikan disebarkan dan disebut-sebut terjadi di kawasan Jalan Kom Yos Soedarso dan Jalan Tabrani Ahmad, Komplek Griya Pertama, Kecamatan Pontianak Barat.
Isu ini secepat kilat dibahas di jagad maya dan grup-grup whatsapp. Banyak pula yang percaya. Apalagi dibumbui dengan foto seorang pria yang sudah babak belur dihajar massa. Seakan, pria itu adalah pelaku penculikan anak.
Penelusuran dan cek fakta yang dilakukan awak media ini akhirnya membuahkan hasil. Foto wajah babak belur yang beredar itu adalah Iskandar. Pria 41 tahun itu memang babak belur dihajar massa setelah tertangkap tangan mencuri handphone (HP) di sebuah warung milik warga di Kampung Cipambuan, Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Modusnya, berpura-pura ingin makan. Namun aksinya berhasil diketahui pemilik warung dan diteriaki maling. Iskandar ditangkap dan dihajar massa, pada Selasa (16/10) sekira pukul 08.00 Wib.
Oleh netijen, foto wajah Iskandar yang babak belur itu ramai diperbincangkan di sejumlah grup whatsapp. Iskandar pun disebut-sebut tertangkap dan dikeroyok warga karena akan menculik anak di kawasan Cimahpar, Bogor. Kabar bohong ini pun seketika menyebar ke Kalbar. Seolah, Iskandar adalah pelaku yang hendak menculik anak-anak, kemudian tertangkap serta dihajar massa.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli mengatakan, pihaknya memang sempat mendapatkaan informasi dari masyarakat terkait adanya penculikan anak di wilayah hukumnya.
Namun, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan kebenaran kejadian tersebut. Anak buahnya sudah dikerahkan untuk melakukan penyelidikan di lapangan. Termasuk melakukan patroli di lokasi-lokasi rawan untuk meminimalisir terjadinya kejahatan. “Sampai saat ini kami belum mendapat laporan dari masyarakat. Jika ada laporan, pasti kita tindak lanjuti,” ucapnya.
Senada dengan Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Nanang Purnomo. “Belum ada laporan dan pengungkapan terkait isu penculikan anak yang masuk di wilayah hukum Polda Kalbar,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan, jika tidak ada laporan kejadian, maka pihak kepolisian hanya akan melakukan patroli dunia maya dan melakukan pemantauan. “Kalau tidak ada laporan, apa yang mau kita tindaklanjuti. Kalau nanti ada laporan baru kita tindaklanjuti,” tegasnya.
Kendati demikian, karena isu ini sudah terlanjur heboh, Nanang terus mengimbau masyarakat agar dapat tenang dan tidak mudah mengeshare berita yang belum diketahui pasti kebenarannya. “Bukan hanya berita, gambar-gambar harusnya juga seperti itu (jangan mudah dibagikan, red),” ajaknya.
Dia mengajak masyarakat agar dapat cerdas dan tidak mudah terjebak terhadap isu-isu yang tidak jelas. “Setiap mereka yang terbukti menyebar berita bohong atau hoaks maka dapat dijerat dengan pelanggaran Undang-undang ITE,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Kamis siang kemarin, di jagad maya dan grup-grup whatsapp ramai membahas dan bertanya-tanya terkait kebenaran isu penculikan anak yang disebutkan terjadi di Jalan Tabrani Ahmad, Komplek Griya Pertama. Apalagi kabar itu dilengkapi dengan foto pelaku yang sudah babak belur dihajar massa. Kabar yang sudah dibumbui lengkap ini, menjadi mudah untuk dipercayai.
Menyikapi hal ini, kepolisian pun cepat dikerahkan ke lapangan untuk mencari informasi selengkap-lengkapnya. Agar mendapatkan titik terang dan tidak menjadi kecemasan mendalam bagi masyarakat.
Akhirnya, isu itu terjawab dengan pernyataan tertulis atau postingan dari akun medsos resmi milik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalbar. “Info kasus penculikan yang beredar tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Stop hoax dan meresahkan masyarakat yaa,” begitu postingan akun Ditreskrimum.
Tak hanya di Pontianak dan Kubu Raya, di kabupaten lainnya pun sempat merebak isu penculikan anak. Seperti di Sambas. Bahkan, yang tertuduh sebagai penculik anak di sana adalah seorang nenek pikun. Beruntung nenek tersebut tak mengalami nasib buruk seperti kejadian di Mempawah. Seorang kakek meninggal dihajar massa karena dituduh akan menculik anak. Padahal, dia hanya ingin mengunjungi cucunya. (oxa)