‘Karoeng Gonie Koe’ Sabet Juara Pertama

Stan UMKM di Festival Pesona Lokal

JUARA PERTAMA. Yanieta Arbiastuti Edi Kamtono bersama Yoga Chandra, pemenang UMKM terbaik Festival Pesona Lokal di Taman Alun Kapuas, Minggu (14/10). Nova Sari-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Kerajinan tangan Yoga Chandra yang diberi nama ‘Karoeng Gonie Koe’ berhasil menyabet juara pertama dalam ajang Festival Pesona Lokal yang digelar di Taman Alun Kapuas, Minggu (14/10).
Festival ini untuk mempromosikan potensi budaya, pariwisata dan kearifan lokal Kota Pontianak.
Berbagai agenda kegiatan digelar dalam event Festival pesona lokal ini. Seperti menghadirkan puluhan stan UMKM, parade karnaval budaya, lomba mural, lomba kreasi masakan khas daerah, dan lomba UMKM terbaik. Stan ‘Karoeng Gonie Koe’ yang menyabet juara pertama berhak mendapatkan Rp10.000.000.
‘Karoeng Gonie Koe’ merupakan ekonomi kreatif aneka kerajinan tangan yang berbahan dasar dari karung goni.
Kerajinan ini dibuat sedemikian rupa dengan membentuk aneka ragam kreasi. Seperti kapal, manusia, hewan dan lain sebagainya. Kerajinan ini dapat menjadi hiasan dalam rumah.
“Tentu saya sangat bersyukur. Kepada pemerintah yang terus mendorong pelaku UMKM untuk lebih maju, salat satunya dengan memberikan keleluasaan pada fasilitas stan pameran yang diperuntukkan untuk pelaku ekonomi kreatif, tanpa bayaran,” ujar Yoga kepada Rakyat Kalbar, Minggu (14/10).
Sejauh ini kata Yoga, pelaku ekonomi kreatif di Kalbar sudah semakin berkembang. Berbagai kreasi dan inovasi dihadirkan UMKM lokal bahkan tak sedikit pemasaran produknya hingga keluar daerah. “Kalau untuk kriya saya sampai sejauh ini masih di pasar lokal. Namun saya berupaya untuk lebih berkembang, dengan gencar melakukan promosi baik secara offline maupun online,” tuturnya.
Dalam pengembangan usaha kerajinan karung goni ini, kata Yoga, tak semudah yang dipikirkan. Mengingat penggunaan bahan baku dari karung ini kian langka. “Kalau dulu karung ini sangat mudah dijumpai, sekarang sudah agak sulit,” jelasnya.

Sekarang orang sudah memilih karung bahan plastik untuk membungkus. Saat ini karung goni hanya digunakan untuk membawa cabe kering dan kacang tanah di pasar tradisional. Nah, di situlah saya membeli karung goni,” kata pria yang juga tergabung dalam komunitas Percikan Warna ini.
Yoga menjelaskan, membuat kerajinan ini tidak membutuhkan waktu lama. Namun diperlukan konsentrasi dan fokus, sehingga menghasilkan produk yang lebih baik.
“Seperti yang saya pajang hari ini ada 13 jenis model kerajinan karung goni, semuanya saya buat dalam waktu satu minggu. Sementara untuk harga dimulai Rp75.000-Rp500.000 per jenisnya,” jelasnya.
Yoga berharap Kalbar lebih sering menggelar event-event yang melibatkan pelaku UMKM. Dengan harapan dapat membantu ekonomi masyarakat, di samping menopang ekonomi daerah.
“Kita berharap event seperti ini sering dilakukan. Sehingga produk-produk UMKM lokal lebih bisa dikenal oleh pengunjung,” tukas Yoga.
Sementara Plt Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Edi Kamtono mengatakan, saat ini pihaknya tertarik terhadap produk handmade karung gonie milik Yoga. Mengingat kerajinan ini sangat luar biasa. Mendaur ulang barang bekas menjadi barang hias, sehingga menarik untuk dipasarkan.
“Untuk membuat kerajinan seperti ini tentu diperlukan ketelatenan dan kita dari Dekranasda tentu akan terus mendukung UMKM yang memiliki kreativitas unik agar terus tumbuh dan berkembang,” pungkasnya yang saat itu mendampingi Plt Wali Kota Pontianak Edi Rusdi kamtono.

Laporan: Nova Sari

Editor: Arman Hairiadi