eQuator.co.id – Donggala-RK. Bertolak dari Kota Makassar, Rabu, 3 Oktober, jurnalis dan rombongan Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF), akhirnya tiba di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, kemarin (4/10). Jika tak ada aral melintang, tim diperkirakan tiba di Sulawesi Tengah, hari ini (5/10).
Untuk sampai di lokasi gempa bumi dan tsunami Kota Palu dan Kabupaten Donggala, relawan YKF menempuh jarak 1.000 km lebih, melalui jalur darat menggunakan minibus. Adapun waktu dihabiskan di jalan, yakni satu hari satu malam. Dengan waktu istirahat paling lama satu jam untuk makan dan berbaring sejenak.
Kepedulian masyarakat membantu meringankan beban dan duka korban gempa dan tsunami di Sulteng, cukup tinggi. Selain di Makassar, aktivitas lembaga-lembaga pemuda melakukan penggalangan dana untuk korban bencana sangat besar. Seperti disaksikan tim di Kota Parepare.
Selain itu, posko-posko penitipan bantuan buat para korban bencana gempa dan tsunami tampak ramai berdiri di tepi-tepi jalan hampir seluruh daerah. Khususnya di Sulawesi Selatan.
Beberapa waktu, saat tiga jurnalis Fajar (Jawa Pos Group), rombongan tim relawan peduli korban gempa bumi dan tsunami tiba di Kabupaten Barru, dua truk pengangkut barang logistik dilepas secara resmi pada pukul 19.00 Wita di Gedung Graha Pena Makassar. Bantuan ini berangkat bersama rombongan armada logistik milik pemerintah yang dilepas Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di Lapangan Hasanuddin Makassar, kemarin.
Logistik berupa pakaian, selimut, sembako, mi instan, air mineral, dan popok bayi, merupakan bantuan berbagai komunitas dan organisasi di Kota Makassar. Juga dari manajemen Fajar grup. Bantuan yang diangkut truk itu akan dibagikan kepada korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
“Saya masih di Kabupaten Barru bersama rombongan. Kemungkinan jika perjalanan lancar, besok (hari ini) saya tiba di Donggala dan Palu,” ucap sopir truk kepada penulis yang sudah berada di Kabupaten Pasangkayu, Sulbar, kemarin siang.
Di Kabupaten Pasangkayu, usai beristirahat selama satu jam, tim relawan kemudian melanjutkan perjalanan pada pukul 17.00 Wita menuju Kota Palu melalui Donggala. Di sepanjang perjalanan, barisan mobil-mobil truk pengangkut barang bantuan logistik memadati hampir sepanjang ruas jalan. Bahkan ada yang dikawal polisi agar bantuan aman sampai ke lokasi.
Kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU daerah Sulawesi Barat dan Sulteng juga dirasakan rombongan. Hampir semua SPBU, seperti di Mamuju hingga Donggala selalu banyak diantre pengendara. Tidak tanggung-tanggung antrean bisa berjam-jam.
Memasuki Kabupaten Donggala, tenda pengungsian yang berdiri di tepi jalan menjadi pemandangan umum pascagempa. Baik orang dewasa maupun anak-anak memilih tinggal di tenda pengungsian dan menerima bantuan pakaian dan makanan.
87 PENJARAH DITANGKAP
Di sisi lain, penjarahan pascagempa Palu terus ditindak. Hingga saat ini jumlah penjarah yang telah tertangkap membengkak menjadi 87 orang. Tidak hanya berasal dari Palu, ternyata ada sejumlah penjarah yang berasal dari daerah lain.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa untuk hari ini bertambah 42 tersangka kasus pencurian dengan pemberatan atau penjarahan. ”Ditambah yang kemarin 45, menjadi 87 pelaku yang diamankan,” ujarnya.
42 tersangka penjarah itu diamankan di satu titik. Yakni, pergudangan Jalan Moh. Hatta. Mereka terbagi dalam lima kelompo yang berbeda, yakni sebelas orang berasal dari Sigi, sepuluh orang berasal dari Donggala, dua belas orang berasal dari Sigi, enam orang berasal dari Toli Toli dan tiga orang berasal dari Palu. ”Mereka mengambil barang yang bukan bahan pangan juga,” tuturnya.
Ada sejumlah barang bukti penjarahan yang diamankan, yakni, 60 kardus keramik, lima karung kakao, 250 atap seng, 22 ban sepeda motor, 34 botol oli, 150 botol pupuk cair, 30 botol pestisida. ”Ada juga kendaraan yang disita, tiga unit truk dan sebuah mobil minibus,” ujarnya.
Menurutnya, penjarahan tersebut jelas bukan untuk makan. Melainkan, merupakan tindakan pidana merampas barang milik orang lain. ”Yang bentuk makanan itu hanya makanan ringan yang dijarah,” tuturnya.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan bahwa dengan penindakan tegas ini diharapkan menjadi peringatan agar penjarahan segera dihentikan. ”Pasokan makanan dan minuman sudah mulai masuk, buat apa lagi menjarah,” ungkapnya.
Namun begitu, Setyo mengakui ada beberapa daerah yang belum tersentuh. Menurutnya, misalnya di Donggala dan Sigi, itu sudah tersentuh tapi belum merata. ”Ada sejumlah desa yang perlu untuk segera ditembus,” ujarnya.
Makanya, Polri membantu dengan mendatangkan sepeda motor trail ke Palu. Dia mengatakan, harapannya bisa segera ditembus yang belum tersentuh, hingga makanan dan air bisa didapatkan masyarakat. ”Jadi, kami tidak sekedar menegakkan hukum ke penjarahan. Tapi juga mencari solusi agar masyarakat yang kekurangan pangan dan air bisa terbantu,” ujar mantan Wakabaintelkam tersebut.
PESAWAT BANTUAN DARI JEPANG,
SELANDIA BARU, INDIA BERDATANGAN
Dari Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan sudah ada pengerahan sedikitnya tiga helikopter untuk menjangkau daerah-daerah yang belum mendapatkan bantuan pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Helikopter itu di antaranya milik TNI dan Palang Merah Indonesia (PMI). ”Kita sudah siapkan tiga heli, hari ini (kemarin, Red) sudah,” ujar JK di Istana Wakil Presiden, kemarin (4/10).
Sebelumnya, JK yang juga ketua umum PMI itu juga telah meminta dua helikopter tipe Bolcow BO-105 untuk membantu distribusi logistik dan petugas kesehatan ke Palu dan Donggala. Helikopter itu diberangkatkan dari hanggar bukit Baruga Makassar.
JK menuturkan bahwa helikopter itu akan membawa logistik berupa makanan, roti, dan lainnya. Khususnya untuk daerah-daerah yang lokasinya berada di ketinggian dan sulit terjangkau seperti di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Termasuk empat kecamatan di Sigi yang sebelumnya dikabarkan belum menerima mendapatkan bantuan. Yakni Kolawi, Kolawi Selatan, Lindu, dan Pipikoro.
”Semua sekarang sudah dijangkau dengan heli,” kata JK memastikan.
Pada tahap awal pemerintah akan berkonsentrasi untuk tanggap darurat. Yakni untuk mengevakuasi korban meninggal dunia, menyelematkan korban yang luka ke fasilitas kesehatan, dan memberi makanan yang cukup untuk pengungsi.
Sedangkan untuk tahap berikutnya seperti rehabilitasi dan rekonstruksi masih akan pada tahap berikutnya. Termasuk relokasi warga dari lokasi rawan gempa.
”Lagi direncanakan nanti saya minta Bappenas merencanakannya dan PU. PU dan Bappenas akan merencanakan tata kota yang baru,” ungkap JK.
Sore kemarin, JK juga bertemu Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peter di Istana Wakil Presiden. Peter pun menjanjikan akan membantu korban gempa di Sulteng itu. Diantaranya dengan mengirimkan pesawat C-130 Hercules untuk mengangkut logistik dan relawan. Selain Selandia Baru juga ada 17 negara lain yang ingin membantu Indonesia.
”Hari ini masuk dari Jepang, masuk dari New Zealand, masuk dari India,” kata JK.
Peter mengungkapkan bahwa pihaknya memang berkomitmen untuk membantu korban gempa di Sulteng. Bantuan yang diberikan berupa pesawat angkut C-130 Hercules dan bantuan dana. ”Akan tiba pukul 18.00 malam ini (pesawat) C130. Dan, saya pikir, bantuan 5 juta dolar seperti apa yang saya ungkapkan,” jelas Peter.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan sudah ada dua pesawat dari Singapura dan dua dari India yang telah beroperasi di lapangan. Pesawat dari India berupa C130J SuperHerules dan Boeing C17 Globemaster. Sedangkan negara lain yang akan membantu Indonesia juga sudah diberikan clearance atau izin. Perizinan bisa lebih cepat karena menggunakan sistem online. Bantuan berupa pesawat itu dalam proses menuju Indonesia.
”Misalnya dari Jepang kemudian dari US Air Force itu juga dalam proses. Sementara yang lain clearance nya sudah diberikan,” ungkapnya. Hingga petang kemarin sudah ada tambahan pesawat yang sampai ke Indonesia. yakni Australia, Qatar, dan Selandia Baru. Pesawat itu juga akan membawa logistik bantuan untuk korban. ”Iyalah pesawat kan ada isinya,” ujar Retno.
Sedangkan bantuan berupa dana masih akan dibicarakan mekanismenya. Retno menyebutkan memang ada banyak negara yang ingin membantu langsung dengan kucuran dana langsung. Tapi, dalam penanganan bencana itu bukan hanya saat tanggap bencana, tapi juga rehabilitasi dan rekonstruksi.
”Emergency lewat dulu baru setelah itu kita melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dan tentunya itu adalah rencana dari Indonesia,” tambah dia.
Terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kemarin (4/10) menganugerahkan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda kepada personel layanan navigasi penerbangan AirNav Indonesia Anthonius Gunawan Agung. Agung merupakan petugas air traffic control (ATC) di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie yang meninggal pasca gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.
Penghargaan ini disampaikan langsung oleh Menhub kepada orangtua Agung yang didatangkan dari Sentani, Jayapura. ”Kisah Almarhum Agung merupakan salah satu bukti nyata implementasi nilai-nilai kemanusiaan dan keselamatan penerbangan,” tutur Budi.
Saat gempa terjadi, Agung sedang memandu Pesawat Batik Air ID 6231 rute Palu-Makasar untuk take off. Pria kelahiran 1996 itu loncat dari lantai empat tower ATC dan akhirnya meninggal keesokan harinya saat hendak dibawa ke rumah sakit di Balikpapan.
”Kementerian Perhubungan menganugerahkan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda atas dedikasinya terhadap keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia,” imbuhnya. Menhub mengungkapkan bahwa simpati dan apresiasi mengalir kolega penerbangan internasional Indonesia seperti The International Civil Aviation Organization (ICAO) dan the International Air Transport Association (IATA).
Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, sangat mengapresiasi penganugerahan kepada Agung ini. ”Sebelumnya AirNav Indonesia juga telah menaikkan pangkat Agung sebanyak dua tingkat dan beberapa apresiasi lain kepada keluarga almarhum,” ungkap Novie.
Dia menjelaskan meski beragam apresiasi diberikan, jasa dan dedikasi Almarhum Agung selamanya tidak akan mampu dinilai dengan materi. ”AirNav Indonesia memberikan manfaat pensiun kepada ahli waris Agung senilai lebih dari Rp800 juta dan 25 gram emas batangan. Selain itu, kepada kedua saudara kandung Almarhum Agung akan kami berikan kesempatan untuk bergabung menjadi personel layanan navigasi penerbangan AirNav Indonesia,” tutur Novie. (FAJAR/Jawa Pos/JPG)