Rumah Makan Masih Gunakan Gas Subsidi

Sidak Pertamina dan Diskumdag Pontianak

GAS SUBSIDI. Salah satu rumah makan di Kota Pontianak menggunakan gas subsidi, Rabu (3/10). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.id PONTIANAK-RK. Menurut aturan, pengelola rumah makan tidak berhak menggunakan elpiji 3 kg. Namun nyatanya masih banyak ditemukan yang menggunakannya gas bersubsidi itu.
Sales Axecutive Elpiji Pertamina Pontianak, Sandy Rahadian menyebutkan, beberapa kali pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak. Rata-rata pihak rumah makan masih menggunakan gas subsidi. Padahal aturannya mereka sudah tidak berhak lagi gunakan gas tabung melon.
“Rata-rata mereka juga memiliki tabung gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg. Jadi ketika tidak dilakukan Sidak atau lainnya, mereka menggunakan elpiji subsidi. Namun ketika gencar dilakukan sidak mereka menggunakan gas non subsidi,” ungkapnya usai melakukan Sidak di sejumlah rumah makan di Kota Pontianak, Rabu (3/10).
Menurut dia, dari hasil sidak kemarin ternyata pihaknya masih menemukan rumah makan menggunakan elpiji subsidi. Pelaku usaha terkesan main kucing-kucingan.
Lantaran pengecekan tiba-tiba, rata-rata pelaku usaha yang masih membandel itu tidak sempat mengganti elpiji 3 kg ke tabung gas non subsidi. Bahkan didapati salah satu rumah makan Padang yang terbilang besar mengganti tabung elpiji subsidi dengan nonsubsidi ketika petugas datang.
“Ketika kami masuk ke dapur rumah makan itu, regulatornya rata-rata dilepas dari tabung elpiji 3 kg, tapi mereka lupa menyembunyikan tempat untuk merendam tabung, sehingga ini membuktikan mereka masih menggunakan elpiji subsidi,” ujar Sandy.

Kepala Bidang Perdagangan Diskumdag Kota Pontianak, Arwani menjelaskan, meski imbauan pelarangan penggunaan elpiji bersubsidi untuk rumah makan sudah diberikan, namun masih ada yang tidak mematuhinya. Walaupun ada sejumlah tempat usaha yang didatangi sudah beralih ke elpiji 5,5 kg atau 12 kg.
Pihaknya akan selalu memberikan pembinaan terhadap pelaku usaha rumah makan dan restoran yang masih mengindahkan imbauan tersebut.
“Kita masih membina dulu. Kita juga berikan penjelasan berdasarkan hati nurani mereka, pantaskah mereka memakai elpiji subsidi yang seharusnya tidak mereka gunakan,” pungkasnya. (lid)