Merasa Jadi Korban Eksploitasi Grab

Ratusan Driver Unjuk Rasa di Kantor Gubernur

DEMO. Para driver Grab menyampaikan aspirasi di depan Kantor Gubernur, Jumat (21/9). Bangun Subekti-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Sekitar 500 driver Grab melakukan berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur, Jumat (21/9) sore. Driver Grab Bike dan Grab Car tersebut long march menggunakan mobil dan motor menyusuri Jalan Ahmad Yani.

Dalam aksi, para demonstran mengajukan beberapa tuntutan. Di antaranya adalah mengaktifkan kembali akun mitra Grab yang dibekukan secara sepihak oleh manajemen. Kemudian mengaktifkan kembali zona hijau, kuning, merah dan hitam. Mereka juga menuntut insentif 13 sebesar Rp300.000. Terakhir demonstran meminta manajemen untuk mengembalikan uang yang menjadi hak para mitra selama bekerja di Grab.

Koordinator Aksi, Dodi Supardi menjelaskan, ini merupakan aksi klimaks. Dari beberapa aksi sebelumnya yang telah dilakukan. Bila tuntutan tidak dipenuhi, maka lebih baik manajemen memecat massal mereka. “Usir saja dari tempat kami saat ini, karena kami sudah sangat tersiksa menjadi korban eksploitasi mereka,” ujarnya kepada awak media massa.

Menurutnya, ini bukan isu belaka. Tapi memang terjadi eksploitasi manajemen terhadap mitra. “Ditambah dengan adanya pemutusan kerja secara semena-mena,” tegasnya. Dodi tidak menyebutkan secara pasti berapa banyak akun mitra yang dibekukan manajemen Grab. Namun pihaknya mencatat sudah ada 700 lebih akun.

Sementara itu, mewakili Kepala Dinas Perhubungan Kalbar Manto mengatakan, pihaknya siap menjadi mediator antara mitra dan manajemen Grab. Mediasi akan dilakukan di Kantor Dishub Kalbar Senin nanti.

“Untuk itu kami mohon para mitra Grab untuk bersabar dan tidak melakukan tindakan anarkis selama melakukan demo,” ucap Manto yang dibalas dengan seruan puas para mitra.

Dirinya menilai, mediasi sangat perlu dilakukan. Jika tidak dilakukan, kedua belah pihak akan mengalami kerugian.

Driver rugi karena mogok kerja, sehingga tidak ada pemasukan. “Sementara manajemen pun akan rugi karena akan terus menjadi sasaran kemarahan driver,” tutur Manto.

 

Laporan: Bangun Subekti

Editor: Arman Hairiadi