eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS. Terjadi penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, jika dilihat dari tahun sebelumnya ada penurunan defisit neraca perdagangan sebesar 2,01 millar dolar AS. “Namun dari sisi perbaikannya, hal ini didorong melalui kinerja neraca perdagangan non migas yang kembali alami surplus,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyat Kalbar, Jumat (21/9).
Secara kumulatif di Januari-Agustus 2018, neraca perdagangan Indonesia defisit 4,09 miliar dolar AS. Tapi Agustus tahun ini, tercatat ada yang surplus 0,64 miliar dollar AS. Yaitu untuk neraca perdagangan non migas. Seddangkan Juli di tahun yang sama defisit sebesar 0,78 milliar dolar AS.
“Semakin membaiknya neraca ini tentu juga dipengaruhi faktor lain, seperti turunnya impor non migas yang mencapai 1,84 milliar dolar AS,” jelasnya.
Hal ini juga lantaran terjadi penurunan pada impor mesin dan pesawat mekanik, besi, baja kendaraan dan alat semacamnya. Kemudian bahan kimia organik serta bahan yang terbuat dari plastik.
“Akan tetapi apabila dilihat dari ekspor non migas, terjadi penurunan sebesar 0,43 miliar dollar AS (mtm). Bersumber dari turunnya ekspor bahan bakar mineral, bijih kerak, dan abu logam, karet dan barang dari karet, kertas/karton, dan berbagai produk kimia,” papar Agusman.
Secara kumulatif Januari-Agustus 2018, neraca perdagangan non migas mencatat surplus sebesar 4,27 miliar dolar AS. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat lebih besar. Lantaran naiknya impor migas.
Defisit neraca perdagangan migas pada Agustus 2018 sebesar 1,66 miliar dolar AS. Lebih besar dari 1,23 miliar dolar AS pada Juli 2018. “Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh naiknya impor migas sebesar 0,39 miliar dolar AS (mtm), terutama impor minyak mentah,” jelasnya.
Untuk ekspor migas, tercapat terjadi penurunan 0,05 miliar dolar AS (mtm. Ini akibat turunnya ekspor hasil minyak dan gas.
“Secara kumulatif Januari-Agustus 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit 8,36 miliar dolar AS, lebih tinggi dari defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,40 miliar dolar AS,” paparnya.
Defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018 sejalan dengan masih kuatnya aktivitas ekonomi. Baik itu domestik dalam beberapa kegiatan produksi dan investasi. Pihaknya memprediksi kinerja perdagangan akan semakin membaik.
“Ini juga dapat dilihat dari berbagai upaya yang ditempuh BI dalam mendorong ekspor, kemudian mengendalikan impor di Indonesia,” tutup Agusman.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi