eQuator.co.id – Pontianak-RK. Api obor Asian Para Games III tahun 2018, akan melalui garis Khatulistiwa, Rabu (19/9). Tepatnya di Kota Pontianak.
Ketua Umum Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, pada Rabu api obor akan diserahkan kepada dirinya. Kemudian diberikan kepada Gubernur Kalbar, Sutarmidji, yang diiringi dengan kesenian khas Kalbar.
“Dari Gubernur Kalbar, api obor akan diestafetkan kepada pembawa obor satu, yakni Ketua DPD RI, Oesman Sapta Oedang, kemudian diteruskan kepada Wakil Jaksa Agung RI sekaligus sebagai Chef de Misson Indonesia dalam Asian Para Games 2018, Arminsyah,” ujarnya.
Kemudian menuju ke pos tiga untuk menyerahkan pada pembawa obor tiga, yakni Wahdina peraih emas ASEAN Para Games 2005 dan 13 cabang olahraga renang. “Setelah itu obor dibawa berjalan menuju check point dan menaiki kendaraan pawai untuk diarak keliling kota sejauh 3,7 kilometer,” tutur pria yang karib disapa Okto ini.
Pawai obor dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1,2 kilometer. Wahdina akan memberikan api obor kepada Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora sekaligus sebagai Wakil Ketua IV INAPGOC, Raden Isnanta untuk diestafetkan kepada Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Didi Haryono.
“Api obor tersebut akan berpindah tangan kepada Kepala Kejati Kalbar, Sugiyono sebelum dipegang oleh Erlansyah selaku pemegang medali emas Peparnas 2012 cabang olahraga renang,” terangnya.
Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Achmad Supriyadi akan berperan sebagai pemegang obor kedelapan. Sebelum diserahkan kepada Kesultanan Pontianak melalui Sultan Syarief Muhammad Melvin Al-Kadrie.
“Nanti, dari Sultan Pontianak, api obor tersebut akan diserahkan kepada Asisten Operasi Kapolri, Irjen (Pol) Deden Juhara, lalu diserahkan kepada Direktur Wahid Institude, yakni Yenny Wahid, sebelum dipegang paralympian nasional angkat berat peraih medali emas Peparnas 2016, Ahmad Fauzi,” ucap Okto.
Ia menambahkan, pawai api obor Asian Para Games di Kota Khatulistiwa akan berakhir di tangan Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Kemudian ditancapkan di panggung kehormatan untuk dilakukan deklarasi bersama “Gelorakan Semangat Peduli Disabilitas”.
Sebelumnya, pawai obor ini telah sukses dan semarak di empat kota yaitu Solo, Ternate, Makassar dan Denpasar. Sementara Kota Pontianak terletak pada lintasan garis khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter di atas permukaan laut. Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis ekuator.
Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik saat diterpa sinar matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Jika dikaitkan dengan hal tersebut, Pawai Obor Asian Para Games III tahun 2018 kali ini tak kalah istimewanya dari kota-kota sebelumnya yang membawa semangat peduli disabilitas dan kesetaraan di mana para atlet akan berkompetisi dan meraih prestasi.
Kota Pontianak sendiri siap menyambut Torch Relay itu. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi, menyatakan pihaknya bersinergi dengan kepolisian untuk pengaturan lalu lintas selama pawai obor berlangsung.
“Kita lihat dulu rute mana yang akan dilewati, jika jalan Tanjungpura, maka kita akan meminta toleransi kepada pihak pengurus ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia) untuk tidak melewati jalan Tanjungpura, setidaknya selama sehari,” papar Utin, Selasa (18/9).
Untuk rekayasa lalu lintas, Utin menyebut, dipastikan Taman Alun-Alun Kapuas atau Jalan Rahadi Usman akan tutup dari pukul 06.00 sampai siang. “Itu kan (pawai obor) kebanggaan untuk kota Pontianak,” ujarnya. Ia mengajak masyarakat Pontianak bekerja sama demi kelancaran pawai obor Asian Para Games itu.
Laporan: Ocsya Ade CP, Maulidi Murni
Editor: Mohamad iQbaL