eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah Kota Pontianak melaksankaan kegiatan perpisahan Sutarmidji sebagai Gubernur Kalbar, Jumat (7/9). Kursi kepemimpinannya digantikan Edi Rusdi Kamtono sebagai Plt Wali Kota Pontianak.
Kegiatan di Jalan Rahadi Oesman atau depan kantor Wali Kota itu dihadiri seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Pontianak. Diawali dengan penyerahan bucket bunga oleh istri Plt Wali Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono kepada Lismaryani Sutarmidji. Setelah penyerahan bunga, Sutarmidji beserta istri dan Edi Rusdi Kamtono beserta istri berjalan di lorong tengah antara dua sisi jejeran ASN Pemkot Pontianak.
Seraya berjalan, Sutarmidji melambaikan tangan sambil melempar senyum. Terlihat mimik wajah para ASN merasa sedih dan terharu ditinggal sosok pimpinan yang dikenal tegas itu.
Dalam pesannya, Sutarmidji meminta kepada Edi tegas dalam tata kelola pemerintahan. Terutama tata kelola keuangan daerah.
“Hindari jangan sampai ada kasus sekecil apapun penyimpangan, terutama soal keuangan daerah,” pesannya.
Ia menegaskan, jangan sampai ada istilah terpaksa dalam tata kelola keuangan. Sehingga terjadi penyimpangan. Menurutnya, tidak ada istilah terpaksa dalam penggunaan anggaran, terkecuali untuk penanganan bencana. “Tapi jangan sampai terpaksa untuk hal-hal lain, tidak boleh,” imbaunya.
Dijelaskan pria yang karib disapa Midji ini, ketika dirinya selesai dilantik pada sore harinya bersama Gubernur dan Wakil Gubernur lainnya, mereka menyambangi kantor KPK. Bertemu dengan Ketua KPK, Agus Rahardjo. Menurut Ketua KPK, tahun ini pihaknya bisa menyelesaikan 70 kasus, tahun depan diperkirakan 200 kasus terselesaikan. Dalam pertemuan itu, Midji juga menyampaikan hambatan dan kendala dalam tata kelola pemerintahan. Pihak KPK akan membantu menanganinya.
“Jangan coba-coba bermain dengan keuangan daerah dan keuangan negara, lebih baik urungkan niat itu. Saya pastikan urungkan niat itu kalau masih mau nyaman istri tidur di samping kita,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, di Kota Pontianak saat ini tengah mengerjakan proyek-proyek besar. Didalamnya besar kemungkinan bisa terjadi penyelewengan anggaran. Tidak mau hal itu terjadi, ia menegaskan ke Edi agar lebih berhati-hati. Jika perlu pendampingan harus seketat mungkin dengan melibatkan pihak lain dalam pengawasan.
“TP4D kan ada, minta dampingi. Kurang TP4D minta dampingi BPKP bisa. Yang penting kualitas. Kalau saya siapapun yang mau bekerja, memborong itu prosedur lalui dan speknya harus terpenuhi. Pak Edi lebih tahu teknisnya dari saya,” lugas Midji.
Sementara Edi Rusdi Kamtono menyatakan, pelepasan ini bukan dalam artian terus berpisah. Tetapi ini adalah pelepasan Midji yang sebelumnya menjabat Wali Kota Pontianak menjadi Gubernur Kalbar.
“Harapan kita ini lebih bersinergi lagi untuk mempercepat pembangunan Kota Pontianak sebagai barometer atau wajah Ibukota Provinsi Kalbar,” katanya.
Edi menilai, apa yang telah disampaikan Midji bisa menjadi penyemangat dan energi bagi jajaran Pemkot Pontianak. Agar lebih giat dan berprestasi selepas kepemimpinannya. Pesan Midji supaya kepemimpinan dirinya tegas, Edi menyambut positif. Dikatakannya, tegas dalam artian harus memiliki integritas dan taat pada aturan.
“Kalau kita sudah menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan aturan dan tahu tugas dan fungsi kita, maka itulah bagian bentuk ketegasan,” tutup Edi. (agn)