eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Cuaca ekstream ternyata tak hanya di Kalbar. Di Mekkah, Arab Saudi sekitar pukul 20.00 waktu setempat, terjadi hujan badai.
Suasana panik sempat melanda para jemaah haji. Video berdurasi singkat beserta foto-foto menggambarkan situasi badai tersebar begitu pesat. Ciri khas era digital.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) (Kanwil) Kalbar Ridwansyah membenarkan kejadian itu. Hujan badai itu berlangsung 2 jam. Mulai ba’da Salat Magrib.
“Sempat panik. Karena pagar-pagar sempat terangkat. Tapi Alhamdulillah jemaah Kalbar semuanya selamat,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Senin (20/8).
Ridwan menuturkan ada 4 jemaah haji yang meninggal ketika menjalankan ibadah haji tahun ini. “Semuanya karena sakit. Bukan karena badai,” jelasnya.
Ia pun berharap angka jemaah haji yang wafat saat menunaikan ibadah haji tahun ini berkurang. “Inikan belum selesai. Semoga berkurang,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Haji Kemenag Kalbar Mi’rad menuturkan, sebelum hujan badai melanda didahului debu. Kendati begitu, panitia haji tetap mengimbau kepada seluruh jemaah untuk tetap berada di dalam tenda dan berzikir. “Alhamdulillah, tenda di Arafah cukup kuat,” ungkapnya.
Dikatakannya, hari ini jemaah sedang melaksanakan puncak Ibadah Haji yaitu wukuf di Padang Arafah. Dimulai saat tergelincir matahari waktu zuhur sampai tenggelamnya matahari waktu Maghrib. Setelah Maghrib dan Isya, jemaah haji akan bergerak ke Muzdalifah. Untuk melaksanakan wajib haji yaitu mabit di Muzdalifah. “Dan setelah itu bergerak ke Mina untuk mabit dan melontar jumroh,” terang Mi’rad.
Adapun jemaah haji yang meninggal di tanah suci tahun ini sebanyak empat orang. Satu jemaah atas nama Suryana tutup usia di 50 tahun, Minggu 19 Agustus 2018 sekitar pukul 11:30 waktu Arab Saudi di Rumah Sakit King Faisal, Mekkah.
“Yang baru meninggal dunia jamaah haji kloter 12 atas nama Ibu Suryana nomor porsi 1700038553 no paspor C.0016555 asal jamaah dari Kabupaten Ketapang,” tukasnya.
Salah seorang jemaah haji asal Kalbar, Fafinaldi menuturkan keadaan jemaah haji Kalbar tetap aman. Hanya saja ketika badai sedang berlangsung para jemaah sedikit khawatir tenda akan rusak. Akan tetapi suasama tetap kondusif. Dan Jemaah haji semakin khusyuk beribadah. “Pagi ini cuaca teduh dan segar. Doakan agar jamaah haji lancar men jalankan ibadahnya,” tuturnya melalui pesan singkat.
Berdasarkan video kiriman panitia haji Kalbar berdurasi 3 menit itu menggambarkan situasi badai hujan. Pepohonan bergerak sana sini. Tenda-tenda berguncang. Didalam video itu juga terdengar suara laki-laki yang sedang mereportase situasi saat itu.
“Inilah kondisi badai yang sedang terjadi di Arafah. Kita saksikan plastik berterbangan. Badai yang disertai dengan hujan. Alhamdulillah jemaah haji semuanya tetap dalam keadaan sehat dan selamat,” terangnya.
Sementara dikutip dari Jawa Pos, suhu terik membuat jamaah haji yang mengikuti wukuf di Padang Arafah kemarin bertumbangan. Hingga pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS) kemarin, sudah 69 pasien yang masuk Posko Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Arafah.
Pantauan Jawa Pos di Arafah, ruang perawatan PKHI terlihat sesak oleh pasien. Ambulans silih berganti datang mengantar pasien yang membutuhkan perawatan. Saat khotbah wukuf, pasien terus berdatangan. Beberapa pasien yang kondisinya mengkhawatirkan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi terdekat.
Kasi Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Daerah Kerja (Daker) Bandara Edy Supriyatna menyatakan, dari 69 pasien yang dirawat hingga Senin pagi, 15 orang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Empat jamaah lainnya wafat di Arafah. Seluruh calon jamaah haji yang wafat itu, menurut Eddy, terkena serangan jantung.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pihaknya mengerahkan 17 tenaga medis untuk berjaga-jaga di PKHI. Untuk mengatasi kepadatan pasien, observasi dilakukan lebih cepat. ’’Jadi, begitu pasien bisa dikembalikan ke jamaah untuk mengikuti wukuf, langsung kita kembalikan ke rombongan. Bila perlu dirujuk akan langsung dilarikan ke RS Arab Saudi,’’ kata Eddy saat ditemui di PKHI Arafah, Senin (20/8).
Dengan strategi itu, diharapkan ranjang yang dimiliki PKHI bisa selekasnya dikosongkan untuk ditempati jamaah lain yang sakit.
Secara keseluruhan, ada 93 jamaah haji yang wafat hingga kemarin. Perinciannya, 28 orang wafat di Madinah, 62 orang di Makkah, dan 3 orang di bandara. Kelompok penyakit penyebab wafat terbanyak adalah Cardiovascular disease atau serangan jantung.
Sementara itu, hujan badai melanda kawasan Arafah Minggu malam (19/8). Saat itu Jawa Pos sedang berada di dalam tenda masjid. Khotbah salat Magrib baru selesai ketika angin kencang datang. Semula, jamaah tetap bertahan di dalam tenda masjid yang berukuran sekitar 15 x 20 meter itu. Mereka juga tak beranjak meski lampu mendadak padam. Namun, tiba-tiba terdengar teriakan. ’’Semua keluar..! Ayo keluar.’’ Tak lama kemudian, terdengar suara bergemuruh. Kencangnya angin membuat satu besi penyangga tenda jatuh. Untung, besi berukuran sekitar 6 meter tersebut jatuh di saf yang sudah kosong.
Melihat itu, jamaah salat sontak berhamburan ke luar tenda. Ada yang keluar lewat pintu. Sebagian terlihat keluar menerobos jendela tenda.
Di luar tenda, hujan badai berembus kencang. Teriakan takbir terdengar bersahutan. Beberapa jamaah terlihat ketakutan. Ada yang berpegangan ke batang pohon mindi di sekitar tenda. Namun, pegangan itu mereka lepas ketika pohon tersebut bergoyang keras saat diterjang angin kencang.
Hujan badai selama sekitar 30 menit itu membuat setidaknya empat tenda ambruk. Untung, tenda tersebut hanya berisi bahan logistik. Distribusi konsumsi pun terhambat. Sejumlah jamaah dari Kloter 79 Surabaya yang tinggal di Maktab 52 sempat dievakuasi sementara ke tenda Kloter 53 Jakarta-Pondok Gede akibat tenda yang sempat doyong.
Setelah badai berlalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung berkeliling maktab. Dia memantau kondisi tenda jamaah dan posko kesehatan Arafah. Menag juga masuk ke tenda yang dihuni jamaah haji asal Kloter 29 Jakarta. ’’Bapak-Ibu sekalian, saya minta maaf. Angin kencang membuat distribusi makanan agak terlambat,’’ ujarnya. Dia juga meminta jamaah haji bersabar dan siap menjalani wukuf Senin siang. Sekitar sejam setelah kejadian, listrik kembali menyala. Suasana pun berangsur pulih.
Kasatgas Arafah Arsyad Hidayat menyatakan, tak ada korban jiwa akibat angin kencang semalam. Tenda-tenda yang roboh juga telah didirikan kembali. ’’Alhamdulillah, tenda-tenda kita masih kuat,’’ kata dia Senin pagi (20/8).
Laporan: Rizka Nanda, Jawa Pos/JPG
Editor: Arman Hairiadi