Harga Kelapa Anjlok, Petani Kelapa Melesu

Dari Rp2000, Anjlok Rp800 per Buah

Kelapa

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Harga kelapa anjlok, sehingga membuat warga di Parit Wa’ Bibah, Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap merugi. Tak pelak, petani berharap pemerintah supaya ikut andil dalam menangani masalah tersebut.

Awalnya harga satuan kelapa Rp2.000. Namun sekarang anjlok hingga di harga Rp800. Tak pelak, kondisi ini membuat petani kelapa tidak berani menjual kelapa mereka.

Sehingga bisa dipastikan ratusan ribu butir kelapa yang dimiliki lebih dari 100-an petani di Parit Wa’bibah terancam terlantar, karena tidak akan dipetik oleh petani.

“Bayangkan saja harganya sekarang Rp800 per buah. Dipotong upah panjat Rp350 dan sisanya Rp450 per buah. Belum lagi untuk biaya perawatan. Jadi kami rugi,” keluh salah seorang petani kelapa, Arsyad.

Arsyad menambahkan, panen kelapa dilakukan setiap tiga bulan sekali. “Jika satu orang petani kelapa memanen 3 ribu butir dikali Rp450 maka hasilnya Rp1.350.000 dan dibagi 3 bulan, maka rata-rata pendapatan yang diperoleh Rp450 ribu per bulan. Belum dipotong untuk biaya perawatan,” ulasnya.

“Kalau kondisi ini dibiarkan terus mungkin lama-lama akan banyak pohon kelapa yang ditebang,” timpalnya.

Menurutnya, ketika harga kelapa mahal maka setiap petani akan mempekerjakan satu orang untuk memanjat kelapa. “Jika ada 100 petani, maka membutuhkan 100 orang tenaga kerja untuk memanjat kelapa. Tapi sekarang tidak bisa lagi, karena harganya turun drastis,” paparnya.

Akibatnya, Arsyad menambahkan, pihaknya kini menambah daftar panjang penduduk miskin. “Yang pemilik kelapanya sudah miskin, apalagi buruhnya. Jelas ini mempengaruhi ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Arsyad mengaku tidak tahu persis penyebab anjloknya harga kelapa. Namun pihaknya minta pemerintah agar meninjau ke lapangan, sehingga mengetahui harga yang sebenarnya. “Intinya, harapan kita pemerintah peduli untuk membantu agar harga kelapa bisa kembali normal,” harapnya. (sul)