eQuator.co.id – Sanggau-RK. Maximus Casilaz, bayi berjenis kelamin laki-laki yang lahir pada 31 Juli 2018 terbaring tak berdaya di RSUD dr Soedarso Pontianak. Anak kedua dari pasangan pasangan suami istri Eki Supriadi dan Kristina Nindi divonis dokter menderita kebocoran jantung bawaan sejak lahir.
Kini, kondisi bayi malang itu makin terpuruk karena keluarganya tak punya biaya untuk membawanya berobat ke rumah sakit di Jakarta untuk keperluan operasi. Orangtua Maximus yang berasal dari Dusun Mulor, Desa Kenaman, Kecamatan Sekayam, hanyalah seorang petani.
Sharly Shaputra, keluarga bayi malang itu bercerita Maximus lahir dengan normal dibantu bidan setempat pada 31 juli 2018 di kediaman orang tuanya di Dusun Lomur 1, Desa Kenaman, Kecamatan Sekayam.
Selang sehari, tepatnya 1 Agustus 2018, kata Sharly, Maximus dibawa ke Puskesmas Balai Karangan setelah mengetahui adanya perubahan pada mukanya yang membiru.
“Kemudian pada 2 Agustus adik sepupu saya ini dirujuk ke RSUD M. Th Djaman Sanggau. Namun setelah melakukan perawatan selama tiga hari Maximus dinyatakan mengalami kelainan di jantungnya dan akhirnya dirujuk ke RSUD Soedarso Pontianak pada 5 Agustus 2018,” katanya, Selasa (7/8).
Tiba di RSUD Soedarso, lanjut Sharly, keesokan hati ini dilakukan pemeriksaan oleh dokter soesialis jantung dan hasilnya Maximus divonis mengalami kebocoran jantung yang mengakibatkan sistem pernapasannya tidak lancar, sehingga tanpa oksigen, dalam dua menit saja sekujur tubuhnya membiru.
Tidak ada pilihan lain, Maximus harus dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta untuk dilakukannya operasi jantung. “Biaya menjadi faktor utama keluarga untuk membawa Maximus ke Jakarta. Orangtuanya hanya seorang petani,” ujar Sharly.
Untuk itu, ia berharap ada uluran tangan untuk membantu biaya berobat Maximus. “Sekiranya Tuhan bisa menggerakan hati saudara-saudara untuk membantu meringankan biaya operasi Maximus. Bisa menghubungi nomor saya 089634220621 atau ke rekening Mandiri saya 146-00-1132655-5 atas nama Sharly Shaputra,” harap Sharly. (KiA)