Pemerataan Pembangunan, Tingkatkan IPM

Edi: Perlu Lihat Kebutuhan dan Efeknya

ilustrasi.net

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Selain persoalan infrastruktur dasar, masalah kemiskinan dan pengangguran menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Pontianak. Supaya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ibukota provinsi Kalbar ini bisa lebih meningkat.

“Muaranya adalah bagaimana meningkatkan IPM. Kalau IPM kita bagus, saya optimis persoalan kemiskinan dan pengangguran bisa teratasi,” ujar Ketua DPRD Pontianak, Nur Fadli, Kamis (2/8).

IPM Kota Pontianak memang terbilang cukup tinggi. Banyak faktor pendukung didalamnya. Ini berkaitan pula dengan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

“Makanya kita (DPRD, red) bersama Pemkot Pontianak setiap tahun fokus akan tiga hal ini. Karena dampaknya sangat luar biasa bagi kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Untuk pembangunan mesti merata. Jangan tebang pilih wilayah. Kesan di masyarakat ada istilah ‘anak tiri’ pembangunan. Pasalnya, di wilayah tersebut dianggap tertinggal dari daerah lainnya.

“Pembangunan harus merata di enam kecamatan. Sekalipun Pemkot yang mengeksekusi di lapangan, kita hanya mengingatkan harus merata,” lugas Fadli.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebutkan, program pembangunan sudah jelas tertera dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Hal tersebut juga sejalan dengan janji politik Wali Kota terpilih ini kepada masyarakat saat kampanye. Karena saat ini ia masih jabat Wakil Wali Kota, beberapa program sudah direalisasikan. “Kita fokus dengan peningkatan IPM, kualitas infrastruktur representatif,” pungkasnya.

Edi sepakat soal pemerataan pembangunan. Namun perlu dilihat pula  efek dari pembangunan tersebut. Karena percepatan pembangunan harus sesuai dengan tupoksi dan kebutuhan wilayah. “Kita melihat dari kebutuhan serta titik yang bisa memunculkan multiplier yang cepat,” lugasnya.

Dia  memastikan pembagunan akan terus berlanjut sesuai kebutuhan masyarakat. “Pemerataan pembangunan, bukan berarti harus dibagi rata,” tegas Edi.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi