Sebut AHY Bisa Akomodir Kepentingan Kaum Muda

Prof. Rocky Edukasi Politik di Kalbar

DISKUSI POLITIK. Prof. Rocky Gerung (berdiri memegang kursi) dan Herzaky M. Putra (duduk) saat prosesi tanya jawab dalam diskusi publik bertema Pemimpin Muda di Pentas Politik Nasional di Warung Upnormal Pontianak, Rabu (18). Gusnadi-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Kuat akan kemauan dan kemampuannya, kritis pula dengan pemikirannya, wajar saja jika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipandang mampu mendulang suara kalau bertarung di Pilpres 2019 nanti. AHY yang usianya belum 40 tahun ini, diprediksi akan mampu meraih hati pemilih muda yang presentasenya diperkirakan mencapai 40 persen.

“Saya kenal pemikiran AHY, kecuali ada yang lain belum saya kenal, misalnya dari pak Jokowi (Joko Widodo) ajukan (Cawapres muda,red) maka saya akan mempertimbangkan lagi itu,” ungkap Prof. Rocky Gerung, pakar filsafat nasional, Rabu (1/8), saat menjadi narasumber diskusi publik bertema ‘Pemimpin Muda di Pentas Politik Nasional’ di Warung Upnormal Pontianak.

Siapa yang tak kenal dengan Prof. Rocky –sapaan akrabnya? Sangat banyak komentar pedas yang kerap meluncur dari bibirnya menyikapi dinamika perpolitikan Indonesia.

Rocky menyebut Indonesia sangat membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya raganya saja yang muda. Pemikirannya juga harus muda. Energik. Mampu membawa perubahan serta menyuarakan suara kaum muda. Ia menilai orang tersebut adalah AHY.

“Saya menguji orang dengan melihat kemampuan abstraksi berpikir, ketajaman konseptual, dan AHY lah orangnya,” tuturnya .

Menurut dia, pertarungan politik yang akan berlangsung 2019 perlahan sudah mulai tampak arahnya. Di mana Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tampaknya sudah sepakat dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Bahwa yang akan mendampingi Prabowo adalah AHY.

Terkait diskusi yang diselenggarakan di Upnormal itu, Rocky menyatakan, masyarakat Indonesia sangat ingin adanya pemimpin yang cerdas. Dalam segala hal. Sehingga mereka yang muda ini sangat penting keberadaannya dalam menentukan pemimpin negeri ini.

“Antusias untuk perubahan dan itu menandakan ada keinginan di seluruh pelosok Indonesia akan perubahan. Karena pemuda itu berfungsi untuk perubahan, di dalam perubahan ada harapan. Berpolitik demi harapan artinya mengupayakan perubahan,” paparnya.

Sebenarnya, ia menjelaskan, mereka yang muda sangat mampu membawa perubahan yang besar. Maka dari itu, ia berharap setelah kegiatan ini kaum muda memerdekakan diri dengan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

“Bukan sekedar merdeka, tapi dia harus berhasil membawa kemerdekaan buat orang lain juga,” tukas Rocky.
Hal tersebut berkaitan dengan alasan kedatangannya ke Kota Pontianak. Ingin memberikan edukasi pada kaum muda, sebab ia senang dengan gelora semangat anak-anak muda yang peduli dengan politik. Edukasi dengan berkeliling Indonesia ini dilakukannya setiap pekan.

“Setiap minggu saya ke daerah, universitas diundang. Saya senang ketemu dengan kalangan kampus civil society. Itu lebih nikmat dari pada diskusi dengan politisi DPR,” selorohnya.
Pembicara lainnya, Herzaky M. Putra, S. Sos, MM, pengamat politik nasional asal Kalbar menyatakan, jika AHY menggelorakan serta fokus merangkul mereka yang muda, merupakan langkah yang tepat. Dengan pertimbangan memproduktifkan kaum muda yang total pemilihnya sangat besar saat Pilpres 2019 nanti.

“Generasi muda besar sekali pasarnya. Sudah 40 persen lebih pemilih adalah generasi muda,” terangnya.

Imbuh dia, “Sangat sayang kalau mereka memiliki pemikiran segar tapi tidak menggunakan hak pilihnya. Tidak sadar politik, tidak mengkritisi tokoh politik. Makanya saya melihat bahwa generasi muda ini harus diedukasi”.

Menurut Zaky, karib dia disapa, tidak selamanya pemikiran orang yang lebih tua dapat digunakan dan baik diterapkan, bahkan tidak sedikit pemikiran muda namun mampu menjawab apa yang diinginkan masyarakat secara luas.

“Jangan sampai mereka takutan melihat sekarang. Dibilangnya anti, melanggar konstitusi, padahal konstitusi memberikan ruang pada kita semua untuk memberikan masukan-masukan. Kita harus memberikan ruang pada semua pemikiran, jangan pernah membatasi,” paparnya.

Sebab, lanjut dia, bagaimanapun, pemikiran berbeda akan menjadi pengingat untuk memilih lebih baik. Zaky mencontohkan, saat Pemilu 2014 lalu tidak sedikit mereka yang muda dilibatkan. Mereka yang memiliki banyak kemampuan, keahlian, serta pemikiran.

“Tapi lihat berapa banyak porsi mereka yang terlibat di pemerintahan atau pemikiran mereka yang terakomodir,” cetusnya.
Nah, melihat majunya AHY, ia meyakini akan banyak generasi muda mendapatkan tempat. “Makanya saya yakin dengan kita memilih yang muda, bukan hanya memanfaatkan kaum muda untuk kepentingannya sendiri,” tandas mantan Ketua Fisip Universitas Indonesia (IU) asal Kalbar ini.

Kegiatan ini di luar ekspektasi panitia penyelenggara. Dihadiri ratusan siswa dan mahasiswa Kalbar. Panitia hanya memprediksi puluhan saja yang bakal hadir.

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi