eQuator.co.id – Jakarta–RK. Proses evakuasi pendaki yang terjebak di sejumlah titik di gunung Rinjani tuntas kemarin (31/7). Evakuasi pamungkas adalah menjangkau enam orang yang berada di Segara Anak dan menurunkan satu jenazah. Dalam proses ini tim evakuasi juga menemukan tujuh orang penduduk lokal di Gua Susu atau Aik Kalaq.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan jumlah pengunjung gunung Rinjani yang turun 29-31 Juli berjumlah 1.090 orang ditambah satu jenazah atas nama Muhammad Ainul Muksin. Dari jumlah tersebut 723 orang adalah warga negara asing dan 367 orang sisanya warga negara Indonesia.
“Semuanya turun mulai Minggu (29/7) setelah gempa terjadi,’’ katanya di kantor BNPB Jakarta kemarin (31/7). BNPB mencatat proses evakuasi pada Senin (30/7) berhasil membawa turun sebanyak 543 orang. Dengan perincian 189 orang wisatawan asing, 173 orang wisatawan nusantara, 31 orang guide, dan 150 orang porter.
Kemudian kemarin (31/7) tim evakuasi kembali berhasil membawa turun enam orang yang tersisa ditambah satu jenazah. Keenam orang itu berada di Segara Anak. Tim evakuasi dengan mudah menemukan lokasi mereka, karena sudah diinstruksikan untuk membangun tenda berwarna orange.
Tiga orang diantaranya adalah pegawai Pusdiklat LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Mereka dievakuasi menggunakan helikopter. ’’Mereka dievakuasi menggunakan heli karena masih trauma dengan gempa,’’ tuturnya. Untuk jalan kaki jauh, ketiganya mengaku trauma dengan lereng-lereng. Selain itu ada pertimbangan kesehatan. Karena salah satunya sudah berusia 45 tahun atas nama Suharti.
Sisanya sebanyak tiga orang yang terdiri dari dua orang porter dan satu orang guide dievakuasi dengan jalur darat. Sementara jenazah atas nama Muhammad Ainul Muksin dievakuasi menggunakan helikopter. Jadi dalam misi evakuasi pamungkas itu, dikerahkan dua unit helikopter.
Selain mengevakuasi enam pendaki dan satu jenazah, tim juga menemukan tujuh orang warga setempat yang berada di dalam Gua Susu. Akrhinya ketujuh orang ini bergabung dengan tiga orang sebelumnya, dievakuasi bersama-sama. Petang kemarin diperkirakan sepuluh orang terakhir ini sudah sampai ke posko terdekat di Sembalun.
Sutopo mengatakan bahwa proses evakuasi berjalan sejak Minggu, tepatnya setelah gempa terjadi. Tetapi pada saat itu ada pendaki yang berhasil turun sendiri secara mandiri. Tanpa bantuan dari tim evakuasi. Sehingga dari pendataan resmi, jumlah pendaki yang berhasil dievakuasi pada Minggu, 29 Juli masih belum bisa dipastikan. Sebab pendaki yang berhasil turun sendiri, tidak terdata oleh tim evakuasi.
Dia hanya menjelaskan secara keseluruhan pendaki yang turun dari puncak Rinjani pada periode 29-31 Juli ada 1.090 orang. ’’Seluruhnya dalam keadaan selamat,’’ katanya. Kemudian ada satu pendaki yang dinyatakan meninggal karena tertimpa batu.
Sutopo lantas menjelaskan status jalur pendakian menuju puncak Rinjani masih ditutup. Kapan akan dibuka kembali, Sutopo mengatakan akan diputuskan dalam rapat koordinasi lintas instansi.
Diantara pertimbangan menutup sementara jalur pendakian Rinjani karena aksesnya masih berbahaya. Sutopo mengatakan sampai kemarin gempa susulan masih kerap terjadi. Total sejak gempa utama mengguncang, ada 346 kali gempa susulan.
Menurut Sutopo potensi gempa susulan bisa membahayakan pendaki. Sebab dilaporkan masih ada material bebatuan yang rawan longsor jika terkena guncangan gempa. Dia juga mengatakan sejumlah jalur pendakian ada yang tertutup longsor. Selain itu di sejumlah titik di Segara Anak juga ada sisa-sisa reruntuhan longsor.
MULAI VERIFIKASI BANGUNAN RUSAK
Evakuasi pendaki Gunung Rinjani selesai sekitar pukul 11.25 WITA kemarin (31/7). Tiga pendaki yang sempat terjebak di gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl itu diselamatkan menggunakan helikopter. Pun begitu jenazah mahasiswa asal Makassar bernama Muhammad Ainul Muskin. Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BNPP) alias Basarnas sudah memastikan tidak ada lagi pendaki di gunung tersebut.
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji mengungkapkan, sejak awal pihaknya memang sudah menyiapkan dua strategi evakuasi. Tujuannya tidak lain untuk mengantisipasi cuaca buruk yang kerap jadi kendala. Maksimal kemarin sore. ”Pukul 17.00 WITA harus sudah klir,” imbuhnya. Sejak evakuasi mulai berjalan Minggu (29/7), kemarin tinggal enam orang dan satu jenazah yang berada di Gunung Rinjani.
Sisanya sudah turun gunung lebih dulu. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, jumlah pendaki yang turun Gunung Rinjani sejak Minggu sampai kemarin sebanyak 1.226 jiwa. Itu tidak termasuk satu jenazah korban meninggal dunia. Dari angka tersebut, Bambang menuturkan, 543 di antaranya turun gunung dua hari lalu (30/7). ”Hari ini (kemarin) tiga pendaki dan satu jenazah,” imbuhnya.
Selain itu, ada seorang guide dan dua porter. Namun demikian, mereka tidak dievakusi menggunakan helikopter. Melainkan turun gunung bersama tim darat yang dikerahkan oleh Basarnas, TNI, maupun Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Berdasar pantauan Jawa Pos persiapan evakuasi enam orang dan satu jenazah kemarin sudah dimulai sejak Senin. ”Kemarin (Senin) ada 40 orang yang kami berangkatkan (tim darat),” ucap Bambang.
Tim darat berikutnya berangkat kemarin pagi. Mereka bertolak dari Sembalun sekitar pukul 08.30 WITA. Selain mengantisipasi cuaca buruk yang berpotensi mengganggu operasional helikopter, tim darat diperintahkan untuk mengirim logistik tambahan untuk enam orang yang akan dievakuasi. Mereka juga dapat tugas memastikan lokasi pendaratan helikopter. Sehingga evakuasi berlangsung lebih cepat.
Kemarin, bukan hanya Bambang yang turun langsung memimpin evakuasi enam orang itu. Turut hadir Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto. Helikopter yang disiapkan pun tidak hanya satu. Ada helikopter milik TNI AD, helikopter Basarnas, dan helikopter dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Namun, hanya satu helikopter yang memungkinkan dipakai evakuasi. Yakni helikopter milik PT AMNT.
Sekitar pukul 08.42 WITA, helikopter itu memulai evakuasi. Mereka bergerak dari Posko Kesehatan di Sembalun ke Danau Segara Anak. Dari sana tiga pendaki dibawa ke Sembalun. Ketiganya bernama Suharti, M. Bagus Novandi, dan Erlin Halimatussadiyah. Ketika diwawancari usai dievakuasi, Bagus mengaku senang. Sebab, dia sudah tiga hari terjebak di Gunung Rinjani.
Selama menunggu bantuan datang, Bagus yang masih berusia 23 tahun tidak henti berdoa. Dia memohon supaya tim penyelamat segera datang. ”Kami menginap dua malam di Danau Segara Anak,” ucap dia. Sesuai doanya, kemarin helikopter membawa mereka ke Sembalun. Selanjutnya helikopter tersebut kembali terbang. Pada penerbangan kedua, target mereka dalah jenazah korban meninggal dunia.
Sebelum diterbangkan jenazah dipanggul oleh tim darat ke Plawangan Sembalun. ”Karena di Plawangan (Sembalun) itu satu-satunya yang bisa landing helikopter (selain Danau Segara Anak),” jelas Bambang. Bertolak dari Posko Kesehatan sekitar pukul 11.00 WITA, helikopter itu sudah kembali sekitar pukul 11.25 WITA. Jenazah mahasiswa asal Makassar yang sudah ditinggalkan sejak Minggu itu lantas di bawa ke rumah sakit.
Menurut Bambang jenazah itu perlu diurus lebih dulu sebelum dibawa keluarga ke Makassar. Bersamaan dengan mendaratnya helikopter pasca mengangkut jenazah, evakuasi pendaki Gunung Rinjani dinyatakan selesai. Perwira tinggi (pati) TNI dengan satu bintang di pundak itu pun menyampaikan bahwa tim darat yang turun bersama dua porter dan seorang guide sudah menyisir jalur pendakian gunung tersebut.
Hasilnya klir atau sama sekali tidak ada pendaki yang tersisa. ”Klir, sudah aman saya pastikan,” tegasnya. Selanjutnya Basarnas berjaga di posisi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Termasuk di antaranya di Sembalun. Bambang tidak langsung menarik mundur anak buahnya untuk mengantisipasi kondisi darurat. ”Kami tetap stand by,” kata dia menambahkan.
Sementara itu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto menambahkan, selanjutnya TNI, Polri, Pemda, dan instansi lainnya tinggal mendata bangunan yang rusak akibat gempa. Pendataan sekaligus verifikasi untuk memastikan bangunan rusak berat, sedang, atau ringan. Sebab, bantuan diberikan sesuai tingkat kerusakan. ”Jumlahnya berapa kami verifikasi dulu,” imbuhnya.
Tadi malam BNPB memperbaharui data jumlah pendaki yang dievakuasi. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pembaharuan data itu dilakukan setelah ada pencocokan data dari berbagai pihak.
Hasil pencocokan data menyebutkan total pendaki Gunung Rinjani berjumlah 1.226 orang. Terbagi 696 warga asing dan 530 warga Indonesia. Warga Indonesia itu meliputi wisatawan, porter, dan guide.
Penambahan terjadi setelah ada pencocokan data evakuasi hari pertama atau Minggu (29/7). Evakuasi hari pertama berhasil menurunkan 669 orang. Perinciannya adalah 507 pendaki WNA dan 162 WNI.
Sementara untuk data evakuasi hari kedua (30/7) dan hari ketiga (31/7) tidak banyak mengalami perubahan. Evakuasi pada Senin (30/7) tetap berhasil membawa 543 orang. Sedangkan evakuasi pada Selasa (31/7) membawa 14 orang selamat (sebelumnya 10 orang) dan satu jenazah. (Jawa Pos/JPG)