Wujudkan Masyarakat Bermoral, Beretika, Berbudaya dan Beradab

RESMIKAN VIHARA. Bupati Jarot Winarno meresmikan gedung baru Vihara Maitreya Agung Sintang, Minggu (22/7). Benidiktus Krismono-RK
RESMIKAN VIHARA. Bupati Jarot Winarno meresmikan gedung baru Vihara Maitreya Agung Sintang, Minggu (22/7). Benidiktus Krismono-RK

eQuator.co.idSINTANG-RK. Bupati Sintang, Jarot Winarno, meresmikan gedung baru Vihara Maitreya Agung Sintang Minggu (22/7). Apresiasi meluncur dari bibirnya atas keberadaan rumah ibadah umat Buddha tersebut..

“Dengan adanya gedung vihara yang baru ini, umat Buddha Sintang memiliki tempat yang representatif untuk mengembangkan kualitas keagamaan dan memperteguh kadar keimanan,” tutur Jarot.

Ia berharap, dari gedung vihara ini akan mengalir semakin banyak tindakan kebajikan di tengah masyarakat Sintang. Dijelaskannya, pemerintah daerah telah merumuskan visi untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Sintang yang religius.

“Karena pemerintah menyadari bahwa pondasi keimanan masyarakat memiliki dampak besar dalam kehidupan, baik itu pribadi maupun kehidupan bermasyarakat,” jelasnya.

Dari visi mewujudkan masyarakat Sintang yang religius, akan dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama. “Sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab,” terang Jarot.

Untuk itu, ditambahkannya, sebagai upaya menjaga kebersamaan yang ada, semua pihak harus mampu memperkuat kerukunan antar-umat beragama di Kabupaten Sintang. “Sehingga suasana hidup yang rukun dan harmonis dapat terwujud dengan optimal,” tandasnya.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Hermanto Aci dan Florensius Roni. Juga unsur terkait lainnya.

Sementara itu, Ketua panitia kegiatan presmian Vihara Maitreya Agung Sintang, Hendra Bonardi mengatakan, pembangunan vihara menempati lahan seluas 1.020 m2 yang terdiri dari 4,5 lantai. Dan menelan biaya kurang lebih Rp4 miliar.

“Dengan sumber dana dari para donatur dan juga bantuan dari pemerintah serta swadaya umat dengan masa pembangunan selama 3 tahun,” ungkapnya.

Lantai basement, lanjut dia, merupakan tempat parkir dan ruang makan serta dapur. Lantai 2 untuk kamar tidur dan para pengabdi vihara. Lantai 2,5 adalah ruang belajar anak-anak sekolah minggu. Kemudian, lantai 3 ruang pertemuan dan Dharma Sala.

“Serta lantai 4 adalah ruang Bhakti Sala,” papar Hendra.

Ia berharap, dengan adanya vihara ini, bisa dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan kegunaannya. “Dan semoga bisa membina mental, mendidik, memberikan hal-hal positif, dan memperdalam ajaran tentang agama” harapnya. (ben)