eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Target Pemerintah Kota Pontianak menuntaskan 100 persen air bersih tampaknya semakin akan terwujud. Tahun ini, pemerintah pusat memberi bantuan Rp30 miliar untuk pipa Jaringan Distribusi Utama (JDU). Tender proyek tersebut sudah selesai, tinggal pelaksanaannya saja.
“Itu pelaksanaannya oleh Satker Air Minum pusat bukan kita, Pemkot hanya menerima asetnya setelah jadi nanti. Sudah selesai dilakukan tender, dalam waktu dekat akan dikerjakan,” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pontianak, Ismail, Minggu (22/7).
Mengucurnya bantuan pemerintah pusat terhadap berbagai program di Kota Pontianak lantaran menganggap Pemkot sangat agresif. Pemkot memperhatikan pembangunan dan perkembangan air minum untuk masyarakat Pontianak. “Pontianak juga dapat dua lokasi yang menjadi tempat penanaman booster. Pertama di booster Pal 3 pipanya diarahkan ke Jalan Karet atau Nipah Kuning Dalam,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dengan adanya bobster itu akan menambah tekanan air. Satu lagi lokasinya tersebut di sekitar Jalan Karya Baru (Purnama ke arah Perdana) untuk menambah tekanan pada booster di GOR Sultan Syarif Abdurrahman. Tahun ini, Pemkot telah menganggarkan Rp5 miliar di Dinas PUPR untuk pemasangan pipa tersier di gang-gang. “Saat ini cakupan layanan air bersih untuk Pontianak sudah sekitar 83 persen,” jelasnya.
Jumlah pelanggan aktif 111.405 sambungan rumah. Total warga atau penduduk terlayani 521.935 jiwa atau 83,24 persen dari jumlah total penduduk Kota Pontianak yang sebanyak 627.021 jiwa. Dia berharap di akhir 2019 atau secepatnya tingkat layanan kepada masyarakat bisa mendekati 100 persen. Sebagai bentuk dukungan program pusat 100-0-100. “100 persen layanan air bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen sanitasi,” tukasnya.
Tahun ini, pemerintah pusat juga membantuk pemasangan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Nilainya sekitar Rp9 miliar,” katanya. Untuk penambahan sekitar 3000 pelanggan, percepatan ini harus didorong. Kemudian instalasi pengolahan air bersih (IPA), pihaknya juga dibantu pemerintah pusat setelah Parit Mayor kemarin operasional.
“Pemerintah pusat juga mengucurkan anggaran untuk penambahan kapasitas produksi untuk IPA Imam Bonjol sebesar 300 liter per detik,” paparnya.
Ismail berharap, IPA Imam Bonjol sekitar Agustus bisa beroperasi. Kemudian tingkat produksi PDAM bisa mencapai 2000 liter per detik.
“Kita berharap nanti ada lagi instalasi di Nipah Kuning Dalam, sekarang sudah ada booster untuk meningkatkan tekanan,” pungkasnya.
Kalau nanti di sana bisa juga di bangun IPA, itu akan sangat membantu kawasan Pontianak Barat dan sekitarnya. mungkin bisa juga melayani daerah Kubu Raya yakni Sungai Rengas dan sekitarnya. Untuk pelayanan di Sungai Rengas memang sangat sulit karena kawasannya dekat dengan laut dan aksesnya lebih dekat dengan Pontianak. “Namun ke depan juga telah direncanakan ada IPA berkapasitas 300 liter per detik. Bisa juga diletaknya di Sungai Jawi, karena sudah dikaji Oasen Belanda,” tuturnya.
Sungai Jawi bisa sebagai sumber air baku tapi dengan catatan harus ada waduk di daerah Punggur untuk menyuplai kawasan tersebut. Bisa tetap menggunakan air Sungai Kapuas, tapi letak instalasinya di Nipah Kuning. “Untuk pelayanan Pontianak Barat dan sekitarnya termasuk regional Kubu Raya,” ujarnya.
Pelayanan air bersih di Kota Pontianak saat ini memang gencar dibangun Pemkot. Baik melalui APBD maupun bantuan pemerintah pusat.
“Kalau kita lihat untuk tahun ini saja bantuan untuk air bersih hampir mendekati angka Rp90 miliar. Instalaisi sekitar 50 miliar, pipa Rp30 jadi Rp80 an. Kami di Pontianak hanya mengeluarkan 5 miliar untuk tersier,” demikian Ismail.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi