eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kabut asap di Kalimantan Barat semakin menebal. Hotspot kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyebar se Kalbar.
“Ini sudah menyebar. Oleh karena itu, kita minta Bupati/Wali Kota buat status. Mobilisasi sumber daya sudah. Kemudian juga sudah mendorong tenaga instansi terkait,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, TTA Nyarong, Jumat (20/7).
Instansi terkait itu tergabung dalam Satgas Patroli dan Pemadaman Darat. Gunanya untuk menjangkau titik panas yang mudah dijangkau. Berdasarkan laporan yang diterimanya, Satgas Patroli dan Pemadaman Darat sudah bekerja maksimal.
“Anggarannya masih kepada masing-masing instansi. Karena anggaran pemadaman ini tidak tersedia dari APBD. Kita berharap bantuan dari nasional,” terangnya.
Kendati begitu, pemadaman jalur udara seperti water bombing sudah mendapat dana APBN. Tim Satgas Patroli dan Pemadaman Udara setiap hari melakukan water bombing. “Setiap hari kita ngebom. Terutama yang telah dipetakan. Untuk hari ini (kemarin, red) di Ketapang, Sambas, Kubu Raya, dan Kapuas hulu,” tutup Nyarong.
Kebakaran lahan juga terjadi di Kota Pontianak. Diperkirakan sekitar empat hektare lahan sudah terbakar. Tersebar di beberapa wilayah Kota Pontianak. Seperti Jalan Purnama 2 Pontianak Selatan, Jalan Parit H. Husin 2 Pontianak Tenggara, dan Jalan Panca Bhakti Pontianak Utara.
“Hari ini dua lokasi, lokasi Parit H. Husin 2 ujung sama Batu Layang. Kebakaran tidak setiap hari,” kata Kepala BPBD Kota Pontianak, Saptiko, Jumat (20/7).
BPBD Kota Pontianak selalu monitoring wilayah rawan kebakaran lahan. Pihaknya dibantu TNI-Polri, Damkar swasta dan relawan. Penanganannya tergantung air. Jika sumber air jauh dari lokasi, pemadaman yang dilakukan terkendala. “Kebakaran lahan yang terjadi, bisa saja disebabkan karena cuaca panas maupun disengaja oleh warga,” tuntas Saptiko.
Penindakan tegas terhadap pelaku pembakaran lahan mesti dilakukan. Namun dari sekian banyak kejadian, pelaku tidak dapat ditahan lantaran tak cukup alat bukti. Terkait, Pemkot Pontianak berharap ada terobosan-terobosan agar penindakan dapat berjalan seiring pencegahan.
“Patroli di sini mereka bakar di sana, karena pembakaran lahan menguntungkan untuk usaha. Jadi perlu teknologi yang tinggi entah pakai satelit atau apa untuk kita memonitor langsung kejadian yang memang tidak tertangkap saat patroli,” tutur Asisten Administrasi Umum Setda Kota Pontianak, Hidayati, Jumat (20/7).
Di Kota Pontianak yang tidak memiliki lahan luas, namun masih terjadi kebakaran lahan. Namun pihaknya kesulitan memberikan tindakan yang terindikasi sengaja membakar lahan. Karena perlu bukti dan saksi dalam penindakan.
“Tanpa itu sulit juga. Meski aturan sudah ada, namun belum ada bukti malah sulit ditindak,” paparnya.
Sejauh yang pernah ditangani Pemkot, pembakaran lahan di Kota Pontianak lantaran untuk pembangunan perumahan. Kuat dugaan pelakunya pengembang nakal, namun tidak dapat dibuktikan secara jelas.
“Kami harapkan sosialisasi semakin ditingkatkan dan masyarakat juga harus berpartisipasi. Tanpa peran serta masyarakat maka kegiatan kita tidak akan mencapai hasil,” lugasnya.
Pihaknya berharap tak ada lagi kebakaran lahan yang menyebabkan asap di Kota Pontianak. Untuk itu diharapkan, tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran lahan. “Itu kami belum melihat terlalu jelas penindakan tegas sehingga efek jera yang kita harapkan belum terjadi saat ini,” cetusnya.
Laporan: Rizka Nanda, Maulidi Murni, Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi