eQuator.co.id – ”TAMU yang terhormat. Ada 500 jembatan di Saint Petersburg. Sedangkan Anda hanya punya satu kepala. Jadi, berhati-hatilah.”
Peringatan bernada candaan itu tertulis di kertas yang tertempel di badan kapal. Ada beberapa. Jadi meski terdengar jenaka, peringatan itu bukan main-main. Beneran. Sebelum kapal berangkat, seorang petugas kembali meningatkan penumpang untuk berhati-hati ketika melintas di bawah jembatan.
Boat trip menjadi salah satu paket wisata favorit turis di Saint Petersburg. Saya sebenarnya penasaran ingin langsung menjajalnya sejak tiba di kota ini pekan lalu (5/7). Namun, baru kesampaian pada Senin malam (9/7). Setelah urusan liputan di stadion beres, saya menuju salah satu dermaga di kawasan Nevsky Avenue. Saat itu sekitar pukul 22.00. Langit mulai gelap.
Saya sempat menduga, sudah tidak ada lagi jadwal boat trip malam itu. Ternyata saya salah. ”Silakan. Ini perjalanan terakhir malam mini,” kata perempuan penjaga loket. Tanpa menunggu waktu, saya langsung membeli lima tiket untuk saya dan beberapa teman dari Indonesia dan India.
Harga tiket bervariasi. Bergantung lama perjalanan dan katagori penumpang. Saya mengambil paket 1 jam. Harganya RUB 800 atau sekitar Rp 170 ribu. Ada potongan harga untuk penumpang lansia (lanjut usia) dan anak-anak. Kalau mau lebih lama, kita bisa memilih paket perjalanan selama 1,5 jam. Harganya RUB 1.200 (sekitar Rp 280 ribu).
Tepat pukul 22.40, kapal berangkat. Sebelumnya sempat menunggu sekitar 20 menit untuk mencari tambahan penumpang. Total, malam itu ada sekitar 20 penumpang dan tiga kru kapal. Begitu kapal bergerak, musik pun mengalun. Setelah itu, rekaman suara berputar. Isinya adalah penjelasan tentang rute perjalanan dan gedung-gedung bersejarah yang dilewati.
Sayang, semuanya dalam bahasa Rusia. Tidak ada penerjemah dalam bahasa Inggris. Saya tidak ambil pusing. Yang penting menikmati indahnya pemandangan. Rute yang dilewati adalah barisan kanal yang mengular mengelilingi Saint Petersburg. Berkelok-kelok. Selain Sungai Neva yang terbesar, Saint Petersburg juga dibelah oleh sekitar 70 sungai-sungai kecil.
Menyusuri kanal pada malam hari sungguh elok. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan dengan deretan gedung-gedung dengan arsitektur indah. Semakin memesona karena diiringi kelap-kalip lampu beraneka warna. Situs-situs bersejarah seperti Winter Palace dan Hermintage Museum tampak cantik dan mengagumkan.
Setelah menyusuri kanal, kapal masuk ke Sungai Neva yang lebar. Pemandangannya jauh lebih indah lagi. Para penumpang makin antusias. Penumpang asal Prancis sampai naik ke atas ruang kemudi kapal untuk berpose. Sulit menceritakan sensasi yang saya rasakan malam itu. Pokoknya wow! Magical. Kalau ada yang bilang Saint Petersburg adalah kota paling indah di Eropa, seketika itu juga saya setuju.
Sekitar 10 menit mengarungi derasnya arus Sungai Neva, kapal akhirnya berbelok kembali ke kanal. Menyusuri deretan gedung-gedung indah. Arusnya lebih tenang. Tapi, tetap harus berhati-hati. Beberapa kali petugas mengingatkan penumpang untuk menundukkan kepala ketika melintas bawah jembatan. Entah sudah berapa jembatan yang kami lewati malam itu.
Yang pasti, di semua jembatan atas petunjuk ketinggiannya dari permukaan air. Ada yang 2,4 meter. Ada juga yang cukup jauh. Sekitar 3,5 meter.
Menyusuri sungai dan kanal pada malam hari risikonya adalah dingin. Apalagi ditambah embusan angin yang kencang. Tapi, tidak usah khawatir. Petugas menyiapkan selimut gratis untuk menahan dingin. Kalau kedinginan, tinggal kemulan. Sepanjang perjalanan petugas juga menawarkan makanan ringan dan minuman. Tapi, rasanya tidak ada waktu untuk itu. Menyaksikan pemandangan yang indah sudah membuat perut kenyang.
Malam semakin gelap. Menjelang pukul 23.40, kapal memperlambat lajunya dan kemudian bersandar di dermaga kecil. Boat trip berakhir. Keindahan kanal di Saint Petersburg membuat kota itu disandingkan dengan kota di Italia, Venice. Ya, inilah Venice dari Utara.
Wartawan Jawa Pos