Bakar Diri, Pria Stres Tewas

Tiga Rumah Tinggal Puing

EVAKUASI. Petugas melakukan evakuasi korban tewas dalam musibah kebakaran di Gang Merak 3 Jalan Pak Kasih, Rabu (4/7). Warga For RK
EVAKUASI. Petugas melakukan evakuasi korban tewas dalam musibah kebakaran di Gang Merak 3 Jalan Pak Kasih, Rabu (4/7). Warga For RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Saedah tak kuasa menahan tangis kala melihat rumah di Gang Merak 3 Jalan Pak Kasih Kecamatan Pontianak Kota yang telah lama ia tinggali bersama suami Nurali, anak dan cucunya tinggal puing dilahap si jago merah, Rabu dini hari (4/7).

Ia hanya bisa duduk lemah sambil sesekali meratapi nasib buruknya.

Tak hanya dirinya yang mengalami musibah itu. Rumah milik Efendi, 62 dan Fauzi, 65 turut menjadi keganasan api yang terjadi sekitar pukul 02.00 itu. Mirisnya lagi, tak cuma harta benda, musibah tersebut turut memakan korban jiwa dan luka-luka.

Api berasal dari rumah Pendi. Api merambat cepat, karena angin malam itu berhembus lumayan kencang.

“Karena angin sangat kencang, makanya dua rumah di sebelah rumah Pak Pendi kena api juga. Rumah-rumah itu kebanyakan berbahan kayu. Kena jilat sedikit, langsung membesar apinya,” ucap warga Gang Merak 3, Suryadi kepada Rakyat Kalbar, Rabu siang (4/7).

Ketua RT Gang Merak 3, Hajar menuturkan, api sedikit terlambat dipadamkan. Karena petugas pemadam juga sedang menangani kebakaran lainnya di Sungai Rengas. Sekitar 30 menit kemudian petugas baru datang.

“Sebelumnya mereka juga koordinasi dengan PLN untuk memadamkan arus listrik, karena ditakutkan akan terjadi korslet saat memadamkan api,” jelasnya.

Kebakaran dipicu tindakan Efendi. Pria yang mengalami gangguan jiwa tersebut membakar dirinya sendiri. Gangguan jiwa Efendi semakin menjadi setelah istrinya Meilan menderita stroke.

Hajar mengatakan, Meilan mengalami stroke semenjak pertengahan puasa kemarin. Sebelum insiden bakar diri, Efendi sudah menujukkan kumatnya. Karena Efendi sebelumnya sering ambil obat di RSJ Sungai Bangkong dengan istrinya. Tidak mau ambil obat sendiri atau dengan orang lain. “Maunya sama istrinya saja. Nah, istrinya kena stroke, Efendi ini kumat stresnya,” jelasnya.

Bila penyakitnya kambuh, Efendi kerap berkelahi dengan warga. Untuk menangani, kadang warga harus turun tangan membawa Efendi ke RSJ dengan bantuan aparat kepolisian. Tidak ada tindak kejahatan yang dilakukan Efendi semasa hidupnya yang berselimut tekanan jiwa itu.

“Nggak, nggak pernah dia mencuri atau merampok. Dia sendiri bekerja sebagai tukang, wajar juga ada stres. Apalagi stres ini bawaan sejak kecil,” kata Hajar.

Sedangkan warga yang mengalami cedera bernama Nurali. Pria yang bekerja sebagai kuli pelabuhan itu kini dirawat di Rumah Sakit. Dia mengalami cedera pada bagian selangkangan. Karena saat kejadian, Nurali melompat dari lantai dua rumahnya.

“Bapak saat itu lagi tidur. Saya lagi nonton bola tak jauh dari sini. Baru juga 15 menit saya tinggal, ada api besar. Saya pun langsung bangunkan Bapak. Tak basa-basi, bapak langsung lompat dari lantai dua,” ucap Septian, anak korban yang turut menderita luka bakar di lengannya.

Warga setempat yang turut mengalami cedera, yaitu Junaidi. Saat itu Junaidi hendak membangunkan Fauzi yang terlelap di kamar belakang saat api sudah mulai berkobar. Karena panas yang tinggi, lengan Junaidi terkena pecahan kaca hingga merobek hampir mengenai urat nadinya. Fauzi sendiri berhasil diselamatkan kerabatnya, sehingga tidak menjadi korban.

Junaidi mengaku tidak mengetahui persis musibah kebakaran tersebut. Pria 42 tahun ini hanya tahu ketika anaknya yang tidur di kamar merasakan hawa panas. “Dia bangun, lihat api udah besar dan menjalar. Itu sekitar jam 2.00 atau 2.30 lah,” seingat Junaidi.
Rumah Junaidi dihuni delapan orang. Ia bersama istri dan anak-anaknya berjumlah lima orang. Ditambah kedua mertua dan satu adiknya. Melihat api yang sudah membesar. Junaidi sudah tak bisa berkata banyak. Panik sudah pasti. Beberapa barang berharga pun tidak dapat ia selamatkan. “Yang penting keluarga saya selamat jak lah,” katanya.
Dijelaskan Junaidi, bahwa Efendi yang mengalami gangguan jiwa itu, pada beberapa hari yang lalu pernah berkata ingin membakar. Namun dia tidak menanggapi perkataan tersebut. Karena saat itu Efendi berbicara sendiri.
Sementara itu, Saedah yang masih menangis menyesalkan kenapa Efendi tidak segera ditangani Ketua RT. Baginya, RT terlambat mengantisipasi kejadian tersebut.

“Kalau bunuh diri sorang sih tak masalah lah. Ini udah lah siram bensin terus bakar diri, apinya merambat ke rumah saye. RT benar-benar lambat lah,” ucap Saedah sedikit emosi.

Melihat wanita yang sudah uzur itu terus histeris, warga sekitar segera menenangkan. Saedah terus dimintai untuk beristighfar dan tabah menghadapi cobaan. Hajar sendiri mengharapkan agar kiranya warga yang mengalami musibah segera mendapatkan bantuan dan pertolongan.

Dijelaskan Hajar, pihak PMI sudah ada yang datang. Karena ada kerabat salah seorang korban kerja di PMI. BPBD juga sudah kirim bantuan.

“Namun kami selaku RT masih mengharapkan masyarakat untuk mengulurkan tangan membantu warga kami. Mereka yang jadi korban ini kerjanya jadi buruh kasar dan pensiunan dinas,” harap Hajar.

Jenazah Efendi telah dikebumikan di makam belakang surau di gang itu. Belum ada kerabat Efendi atau Meilan yang datang melayat. Namun Suryadi mengatakan, bila kakak dari Efendi sempat datang untuk melihat tempat kejadian. “Tapi nggak lama dia pergi lagi,” pungkas Suryadi.

Fauzi yang rumahnya turut terbakar mengatakan, saat kejadian ia tengah asik menonton bola bersama warga lainnya. Usai pertandingan selesai ia langsung beranjak pulang ke rumahnya yang bernomor 10. Sedangkan warga lainnya pindah nonton ke arah depan gang.  “Saya pas pulang kerumah langsung tidur,” ujarnya.
Meski bagian dinding depan bangunan rumah Fauzi masih tampak kuat. Tapi pada bagian samping hingga belakang dalam kondisi hangus. Pada bagian tiang bangunan sudah berwarna hitam sisa api kebakaran.
Fauzi menceritakan, ketika sadar mengetahui kejadian yang tidak diduga itu sekitar pukul 02.30 WIB. Ketika itu ia hanya berdua dengan paman. Karena anak-anak dia berada di pulau Jawa. Sedangkan istrinya tidur di rumah orangtuanya.
Saat dirinya mengetahui kejadian tersebut, api sudah membesar. Rumah masih dalam kondisi belum diamuk jago merah. Ia langsung menyelamatkan motornya. Sedangkan rumah Efendi dan satu rumah Junaidi sudah di lahap api. “Api dari rumah yang ujung (rumah Efendi),” kata dia.
Senada disampaikan Fauzi, Efendi ada riwayat gangguan kejiwaan. Ketika kejadian Efendi hanya seorang diri. Tidak mempunyai anak. Adapun istri dalam keadaan sakit dan dibawa keluarga untuk dirawat.
“Dia (Efendi) dalam dua tiga hari ini malar (sering) keluar rumah dan ngomong sorang, rumahnya tak pernah ditutup, dibuka terus,” ujar bapak berusia 64 tahun ini.
Lurah Kelurahan Mariana Kecamatan Pontianak Kota, Rima Nurfitria menyebutkan, dari pihaknya akan menyurati instansi terkait seperti dinas Perumahan, Dinsos dan BPBD untuk menyalurkan bantuan-bantuan. Kemudian ada juga dari salah satu himpunan yayasan swasta ingin menyumbang bantuan pada para korban. Terkait korban bernama Efendi, sudah dua kali dibawa kerumah sakit jiwa. Kemudian ketika dinyatakan sembuh lalu dikembalikan lagi kerumahnya. “Rencannya dari Pak RT setempat memang mau membawanya lagi, cuma sudah terjadi hal ini,” aku dia dilokasi kejadian.
Efendi memang tinggal sendirian. Karena istrinya dirawat oleh keluarga. Sedangkan sanak saudaranya tidak di Pontianak. “Jadi beliau ini tinggal bersama istrinya sedangkan istrinya kerumah adiknya,” pungkasnya.

Kapolsek Pontianak Kota Kompol Abdullah Syam yang berada di lokasi kejadian menjelaskan, kebakaran menghanguskan tiga unit rumah dan satu korban meninggal dunia. “Kita masih selidiki apakah karena ulah Efendi sendiri atau ada faktor lain,” tukasnya.
Menurut keterangan salah seorang warga setempat kata dia, kejadian sekira pukul 02.30 WIB. Warga sudah melihat api muncul dari rumah Efendi. Kemudian warga mencoba untuk memberitahu. Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.
Sementara api yang berasal dari rumah Efendi semakin membesar. Warga bergotong royong mencoba memadamkan api menggunakan alat seadanya, namun tidak berhasil. Petugas pemadam kebakaran kemudian datang untuk memadamkan api.
Jasad korban jiwa ditemukan terbakar di dalam kamar mandi rumahnya. Kondisi sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan seluruh tubuh terbakar 100 persen. Untuk selanjutnya mayat Efendi juga sudah dimakamkan usai dilakukan pemeriksaan di RSUD Soedarso.
“Korban ditemukan sekitar jam 6 pagi. Yang bersangkutan sempat dikira oleh kita dan warga tidak berada di rumah tetapi di rumah keluarganya. Setelah kita cari-cari, sambil mencari informasi baru kita ketahui keberadaannya,” jelasnya.

Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono turun langsung ke lokasi kebakaran. Bergabung dengan masyarakat sekitar, Edi berusaha menguatkan para korban kebakaran. “Para korban sekarang sudah mengungsi di tempat keluarga,” ujar Edi.
Langkah pertama Pemkot Pontianak menurut Edi adalah menyelamatkan jiwa para korban kebakaran. Sementara yang meninggal dunia sudah diurus sampai ke pemakamam. Sedangkan yang luka berat serta ringan ia memastikan akan ditangani dengan BPJS. Korban yang rumahnya terkena akan didampingi juga untuk traumatiknya bersama dengan BKM kelurahan dan puskesmas.
Beberapa bantuan berupa makanan siap saji, logistik akan disalurkan oleh BPBD Pontianak kepada para korban kebakaran ini. Pihaknya pun akan mengusulkan bedah rumah.

Laporan: Maulidi Murni, Bangun Subekti

Editor: Arman Hairiadi