eQuator – Singkawang-RK. Setelah melihat pembangunan Jembatan Agen II yang sedang berlangsung, Walikota Singkawang, Drs Awang Ishak MSi menduga ada kesalahan dalam menancap tiangnya, sehingga seperti tidak lurus.
“Rasa-rasanya kok tidak lurus, jangan-jangan salah pancang, itu bisa mengacau arus jalan,” kata Awang Ishak ditemui usai Paripurna Nota Pengantar Walikota Singkawang terhadap Rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2016 di Ruang Rapat Utama DPRD Kota Singkawang, Rabu (11/11).
Tetapi Awang mengakui, “penglihatannya” itu bukan secara teknis pembangunan Jembatan Agen II. “Saya tidak mengetahui teknisnya bagaimana, cuma kalau dilihat secara kasat mata, kok rasanya kurang pas, sepertinya pengendara dari Jalan Sudirman akan sulit berbelok ke Jembatan Agen II,” prediksinya.
Menurut Awang, posisi Jembatan Agen II itu semetinya mengarah ke areal yang lebih luas, yakni areal yang akan dibangun bundaran. “Bagian bundaran itu kan melebar, tetapi kalau saya lihat sekarang ini bagian bundarannya menyempit, jadi pengendara dari Jalan Sudirman tidak bisa masuk,” katanya.
Terkait kejanggalan tersebut, Awang sudah menyampaikan kepada jajaran teknisnya. Tetapi dia tidak akan memanggil jajarannya itu terkait pembangunan Jembatan Agen II yang diduganya “salah tancap tiang” itu. “Jembatan ini pasti jadi, tetapi nampaknya tidak nyaman, kita kan mencari yang nyamannya,” tutupnya.
iberitakan sebelumnya, keberadaan Jembatan Agen II yang menghubungkan Jalan Merdeka-Bambang Ismoyo dijamin tidak akan menimbulkan konflik arus lalu lintas. Pasalnya, setelah jembatan itu dapat digunakan, juga akan dibangun Bundaran di sekitar kawasan tersebut.
Hal tersebut diakui Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Singkawang, Drs Sumastro MSi. “Dari gambar yang pernah disampaikan Dinas Bina Marga, ada semacam Bundaran untuk meng-connect-kan Jalan Perwira, Bambang Ismoyo, Sudirman dan Pemuda,” katanya.
Menurut Sumastro, kalau memang banyak simpul arus lalu lintas, karena banyaknya jalan yang terhubung dalam satu titik, memang sudah sepantasnya dibangun Bundaran. “Kalau menghubungkan lima ruas jalan itu memang harus ada Bundaran,” jelasnya.
Langkah yang diambil Pemkot Singkawang untuk membangun Jembatan Agen II dan Bundaran ini, kata Sumastro, untuk kelancaran arus lalu lintas atau mengurangi konflik arus, bukan sebaliknya. “Saya garis bawahi, untuk kelancaran lalu lintas dan meminimalkan risiko yang timbul akibat konflik arus,” tegasnya. (dik)