eQuator.co.id – Pontianak-RK. Masih ingat dengan kakek bernama Mustafa yang tanpa sengaja meminum tinta sidik jari pemilihan umum (Pemilu)? Kini kondisinya mulai membaik dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Pria yang berusia 61 tahun itu sudah diberi pertolongan medis di RS Kartika Husada, Jalan Adi Sucipto oleh Jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 1207/Berdiri Sendiri (BS) Pontianak.
Dimana sehari setelah insiden minum tinta tersebut, warga yang tinggal di Jalan Komodor Yos Sudarso, Gang Bunut, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat itu dijemput jajaran Kodim.
Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1207/BS Letnan Kolonel Infanteri Hardi Darmawan, Danramil Pontianak Barat Mayor Inf Eko, Babinsa Sungai Jawi Luar Sertu Supriyadi dan Bamin Komsos Ramil 03 Sertu Matares yang melakukan penjemputan di rumah Mustafa untuk dibawa ke rumah sakit.
“Pak Mustafa sudah dibawa ke Rumah Sakit Kartika Husada. Dia ditangani oleh dr Nanik Darmawati,” ujar Dandim 1207/BS Kolonel Inf Ulysses Sondang kepada sejumlah wartawan, Jumat (29/6).
Karena dalam tinta itu terdapat kandungan 40 persen alkohol, 3-4 persen silver nitrat, 2 persen gentian violet, 35 persen IPA dan 25 persen aquades, maka langkah yang diambil tim medis adalah melakukan pemeriksaan tensi darah, foto rontgen, pengambilan dan pengecekan darah serta pemeriksaan EKG jantung.
“Hasilnya, secara umum Pak Mustafa dinyatakan sehat, normal. Maka dari itu, dokter beri obat dan dia diperbolehkan pulang,” kata Dandim.
Sementara itu, Mustafa mengaku semasa hidupnya tidak pernah melakukan cek darah dan kesehatan. Bahkan setelah meminum tinta itu, dia enggan periksa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat. Alasannya, soal biaya.
“Istri saya suruh ke puskesmas waktu itu. Tapi saya tidak mau. Saya bilang, kan kita tidak ada uang,” ucap pria yang kesehariannya ini sebagai buruh.
Dengan adanya bantuan dari pihak Kodim ini, Mustafa menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepedulian TNI kepada dirinya. Menurut dia, bantuan ini sebagai wujud nyata dan rasa simpatik serta kepedulian Pangdam XII Tanjungpura.
“Saya, berterimakasih kepada Bapak-bapak TNI yang sudah menjemput dengan segala kebaikannya yang tidak pernah saya terpikir sampai saat ini. Karena baru kali ini saya diperiksa lengkap,” ucap Mustafa, sambil menundukkan kepalanya.
Untuk diketahui, Mustafa merupakan seorang anggota Linmas di TPS 01, tak jauh dari rumahnya. Sehari sebelum pencoblosan, dia bersama rekannya tak tidur semalaman menjalankan tugas menjaga TPS. Saat hari pencoblosan, dia pun masih tetap bekerja menjaga ketertiban di TPS dalam kondisi kantuk.
“Saat itu saya mau minum kopi. Gelas kopi di samping tempat (bekas mineral gelas) yang berisi tinta. Karena saya ngantuk dan sambil pandang ke jalan ada pemilih yang datang, saya terpegang tempat tinta. Lalu terminum lah. Ada seteguk yang saya minum,” jelas dia.
Setelah tertelan, Mustafa baru menyadari rasa pahit itu bukan kopi. Melainkan tinta. Dia langsung memuntahkan tinta itu sebisa mungkin. “Saya berludah terus. Mungkin ada ratusan kali. Selama berludah, air liur saya warna biru,” paparnya.
Setelah menelan tinta, Mustafa mengaku, badannya langsung gemetaran. Ia kemudian diberi asupan gizi dari makanan oleh petugas TPS lainnya, agar tak lemah.
“Saya sudah enam kali menjadi anggota Linmas di TPS setiap pemilihan. Tapi, baru kali ini tak sengaja minum tinta. Ini karena saya tak tidur berjaga. Kalau kita tidur, berarti saya tak kerja,” pungkasnya. (oxa)