eQuator.co.id – KOTA –RK. Sulitnya warga Ponorogo mendapatkan elpiji tiga kilogram diduga lantaran aksi culas oknum pangkalan. Kecurigaan itu didapati Hiswana Migas Madiun saat inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pangkalan di Ponorogo Rabu lalu (6/6). ‘’Kami curiga ada pangkalan yang memiliki tabung elpiji melon ilegal,’’ kata Agus Wiyono, ketua Hiswana Migas Madiun, kemarin (7/6).
Ciri-ciri tabung gas bersubsidi tersebut berbeda dengan yang dikeluarkan Pertamina. Hasil temuan di lapangan, banyak tabung kosong di tingkat pengecer. ‘’Saya mengindikasikan ada tabung elpiji tiga kilogram kosong selain yang dikeluarkan Pertamina. Jadi, ada tabung lainnya,’’ duga Agus.
Menurut Agus, temuan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi pihaknya. Termasuk kemungkinan penanganannya diserahkan kepada pihak kepolisian. ‘’Di sisi lain, kami juga mengawasi pergerakan pengecer yang hunting elpiji tiga kilogram. Ini perlu kami waspadai,’’ jelas pengusaha migas asal Kota Madiun itu.
Dia menjelaskan, saat ini distribusi terus dimonitor. Pihaknya juga memastikan ada penambahan pasokan elpiji melon kepada masyarakat. Estimasinya sekitar 10 persen dari pasokan normal. ‘’Anehnya, beberapa warga, terutama di wilayah luar (kecamatan) kota, masih kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram. Ini akan kami evaluasi penyebabnya,’’ janji Agus.
Sesuai Surat Edaran (SE) Kementerian ESDM, alokasi elpiji tiga kilogram di tingkat pangkalan sekitar 50 persen untuk rumah tangga langsung dan UKM. Sedangkan, sisanya bisa dilempar ke pengecer.
Terpisah, Wakil Bupati Ponorogo Soedjarno angkat bicara terkait kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut. Menurut dia, penyebabnya peningkatan permintaan dari masyarakat selama Ramadan dan menjelang Lebaran. Kendati demikian, dia memastikan untuk mencukupi kebutuhan elpiji di Ponorogo. Pihaknya telah mengajukan penambahan alokasi sekitar tujuh persen. ‘’Selain itu, kami koordinasi dengan polisi supaya tidak ada permasalahan di lapangan,’’ katanya. (Jawa Pos/JPG)