eQuator.co.id – Usai sahur kala perut kenyang dan mata masih mengantuk, paling enak memang tidur kembali. Sayangnya, pola tidur seperti itu tidak baik bagi kesehatan tubuh. Sebab, tidur usai sahur bisa memperburuk pencernaan.
Ahli Endoskopi Gastrointenstinal yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan, kebiasaan tidur setelah makan berat seperti saat sahur akan menyebabkan asam lambung balik arah kembali ke kerongkongan. Sehingga bisa memperburuk saluran cerna.
Tidur usai makan besar saat sahur dapat memicu gejala GERD (gastroesophageal reflux disease). Penyakit ini diderita lebih 10-20 persen populasi orang dewasa.
Gejalanya seperti rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang mengganjal, atau disebut juga sebagai heartburn. Kebiasaan lain juga perlu dihindari adalah makan berlebihan saat berbuka puasa dan diikuti dengan merokok.
Lalu, bagaimana jika mata masih ingin terpejam?
Ari memberikan tips yang terbaik jika ingin tidur lagi usai sahur. Ternyata perut harus diberi jeda 2 jam setelah makan untuk tidur.
“Makan terakhir (baiknya) 2 jam sebelum tidur, untuk sahur bisa disiati tidur setelah makan dengan bantal tinggi,” kata Ari kepada JawaPos.com, Minggu (27/5).
Kemudian, setelah sahur biasanya seseorang bisa tertidur lama hingga siang hari. Bahkan ada sebagian yang tertidur hingga sore hari agar langsung mempercepat waktu berbuka puasa. Menurut Ari, cara tidur itu bisa meningkatkan risiko obesitas.
“Apalagi total tidur 6-8 jam sehari, jika berlebih menjadi risiko untuk kegemukan. Tidak akan mempengaruhi gula darah, hanya risiko obesitas,” tandasnya. (JawaPos.com/JPG)