eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Berdasarakan data Asosiasi Agri Bisnis Perunggasan (AABP) Kota Pontianak, terdapat 130 ribu ekor ayam disediakan untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri. Sehingga dipastikan ketersediaan ayam hingga Lebaran akan aman.
“Kita sudah menyiapakan 130 ekor ayam untuk Idul Fitri nanti, bahkan ini sudah kita koordinasikan dengan asosiasi perunggasan,” kata Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro, belum lama ini.
Tidak hanya stok tercukupi, Bintoro yakin harga pun dapat terkendali. Apalagi sebelumnya, AABP juga telah memiliki stok sebanyak 219 ribu ekor ayam untuk kebutuhan Ramadan.
“Kita juga memastikan pada momen ini harga juga tidak terjadi kenaikan sebab jumlah tersebut disediakan melalui asosiasi tadi,” jelasnya.
Bintoro menyebutkan, pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap ketersediaan pangan selama Ramadan. Pengawasan sejak satu minggu belakangan. Terpantau, sejauh ini harga daging ayam masih terbilang aman. Tidak melebihi ambang batas harga yang disepakati oleh asosiasi.
“AABP sudah sepakat untuk menetapkan rentang harga daging ayam sebesar Rp30 ribu-Rp35 ribu per kilogram. Sejauh ini kami melihat harga daging ayam di pasaran masih stabil, rata-ratanya sekitar Rp33 ribu-Rp34 ribu per kilogram,” terangnya.
Tidak cuma ayam, sejauh ini harga daging sapi juga masih stabil.
“Kalau dilihat dari harga per kilo daging sapi yang dapat dibeli masyarakat di pasar tradisional berkisar Rp120 ribu-Rp125 ribu. Harga ini masih dikatakan normal,” tuturnya.
Begitu pula dengan telur ayam ras. Pihaknya bersama asosiasi terkait sudah sepakat untuk menetapkan harga sebesar Rp23 ribu per kilohgram. Akan tetapi sampai saat pedagang di tingkat pengecer cenderung menjual telur per butir. Harga jual secara butir jauh lebih tinggi dibanding per kilogram.
“Kalau standarnya Rp12.00/ butir namun masih banyak yang menjual di atas itu bahkan mencapai Rp1500/ butir, dan ini sangat tinggi,” ungkapnya.
Hal itulah yang menurutnya membuat disparitas harga di tingkat konsumen menjadi lebih tinggi. Untuk itu, dia harap konsumen membeli telur secara kiloan.
“Kita mengimbau masyarakat apabila membeli telur jangan satu-satu, tapi belilah secara kiloan, dengan begitu jauh lebih murah,” imbuh Bintoro.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi