Kurang Dilirik Wisatawan Akibat Minim Sentuhan

Pantai Siduk, Objek Wisata Menarik di Batas Kayong Utara

PUKAT TARIK. Pantai Siduk selain indah dipandang, juga jadi tempat warga untuk menangkap hasil laut dengan menggunakan pukat tarik, Selasa (22/5). Kamiriluddin-RK
PUKAT TARIK. Pantai Siduk selain indah dipandang, juga jadi tempat warga untuk menangkap hasil laut dengan menggunakan pukat tarik, Selasa (22/5). Kamiriluddin-RK

Kabupaten Kayong Utara banyak pantai yang menarik dikunjungi. Salah satunya pantai Siduk. Sayangnya, pantai ini kurang dilirik wisatawan.

Kamiriluddin, Sukadana

eQuator.co.id – Pantai Siduk persis berada di batas antara Kayong Utara dan Ketapang. Berada di Desa Simpang Tiga Kecamatan Sukadana. Namun dari sekian banyak objek wisata di Negeri Bertuah (julukan Kayong Utara, red), pantai Siduk memang kurang terkenal.

Tak seperti pantai Pulau Datok di Sukadana atau pantai Pasir Mayang di Pampang Harapan. Kedua pantai di Sukadana ini sudah masuk dalam kamus Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kayong Utara sebagai destinasi objek wisata unggulan. Tak heran, jika Pulau Datok dan Pasir Mayang jadi tempat tujuan utama wisatawan lokal hingga mancanegara.

Kendati popularitasnya di bawah Pulau Datok dan Pasir Mayang, bukan berarti Pantai Siduk tak menarik untuk dikunjungi. Bahkan Siduk tak kalah indahnya dengan pantai lain di Kayong Utara. Karena memiliki daya tarik tersendiri yang tak bisa disamakan dengan pantai lainnya. “Bicara daya tarik dan keindahan pemandangannya, pantai kita tak kalah,” ujar Kepala Dusun Siduk, Syamsudin Noor saat disambangi Rakyat Kalbar sedang menarik pukat di bibir pantai Siduk, Selasa (22/5).

Pantai Siduk memiliki hamparan pasir yang luas. Air yang dangkal menjadi daya tarik tersendiri pantai ini. Kekurangannya hanya dari segi infrastruktur. Sehingga kalah saing dengan pamor pantai Pulau Datok dan Pasir Mayang. “Maka kita sangat butuh dukungan pemerintah supaya pantai kita ini bisa dilirik wisatawan lebih luas,” harap Syamsudin.

Walau kurang dikunjungi wisatawan luar, namun pantai Siduk menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Simpang Tiga dan sekitarnya. Masyarakat sering melewati waktu dengan menikmati pemandangan di pantai Siduk. “Terlebih saat Ramadan begini, asik melihat suasananya sambil menanti waktu buka puasa,” tutup Syamsudin.

Tak sebatas cocok sebagai tempat wisata. Pantai Siduk juga menjadi salah satu tempat bagi warga Desa Simpang Tiga dan sekitarnya mencari penghasilan tambahan. Seperti menangkap hasil laut di sekitar bibir pantai.

Karenanya, salah seorang pemuda Desa Simpang Tiga, Fahrizal Arbi berharap kebersihan pantai harus dapat terus terjaga. Untuk menjaga kebersihan pantai tentu menjadi tugas bersama.

“Kita semua mesti peduli dengan kebersihan pantai kita, karena banyak warga kita yang menaruh harapan dari pantai ini,” imbuhnya.

Diakui dia, saat ini kondisi pantai Siduk sedikit bersampah. Sehingga mempengaruhi perkembangan hewan laut. Ia optimis hasil tangkapan di bibir pantai Siduk akan meningkat jika kebersihan pantai lebih terjaga. “Bisa jadi akibat sampah yang ada si sekitar pantai, membuat ikan dan sejenisnya tidak mau menepi,” ulas salah seorang pengurus organisasi Kepemudaan di Desa Simpang Tiga yang akrab disapa Yayank ini.

Dari pantauan Rakyat Kalbar memang banyak jenis sampah di pantai Siduk. Sampah-sampah ini menepi akibat dorongan air laut. Dari aneka jenis sampah plastik hingga lembaran kartu remi box. Banyak pula, daun-daun kering dan ranting kayu.

Sekretaris Desa Simpang Tiga, Herli Lukman mengatakan, kesadaran akan kebersihan di pantai memang selayaknya digalakkan. Jika pantai bersih, bukan hanya dapat meningkatkan hasil tangkapan warga. Wisatawan pun akan tertarik datang.

“Untuk menarik perhatian wisatawan, memang kebersihan pantai adalah modal utama,” pungkasnya.

Kepedulian itu setidaknya dimulai dari diri masing-masing. Salah satunya dengan tidak membuang sampah di sungai. “Karena sampah yang dibuang di sungai Siduk juga akan larinya ke pantai,” pesannya.

Balai Besar Taman Nasional Gunung Palong (TNGP) bersama pihak terkait sebenarnya mencoba menggalakkan pohon mangrove di sekitar pantai Siduk. Namun dari ribuan batang mangrove yang ditanam hanya sebagian kecil bertahan hidup hingga sekarang. (*) 

 

Editor: Arman Hairiadi