Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja. Dari usaha jual beli ikan koi yang dijalani sang anak, Rochiyati tertantang membuat boneka replika jenis ikan itu. Berkat ketekunannya, produk buatannya kini sudah merambah pasar luar pulau.
DILA RAHMATIKA, Madiun
eQuator.co.id – BUNYI mesin jahit terdengar saat memasuki gang kecil tak jauh dari perlintasan kereta api Jalan S. Parman. Suara tersebut berasal dari rumah Rochiyati. Siang itu, si empunya rumah tampak sedang asyik membuat boneka berbentuk ikan koi.
Boneka berbahan kain flanel dan dakron itu benar-benar mirip aslinya lantaran Rochiyati mengerjakannya dengan detail. Termasuk bintik merah, hitam, dan oranye khas ikan yang oleh sebagian warga dipercaya membawa keberuntungan itu. ‘’Ini belum dikasih mata dan kumis,’’ kata Rochiyati.
Nenek satu cucu itu lantas menunjukkan sebuah foto ikan koi jenis sushui dari ponsel pintarnya. ‘’Bintik-bintik hitam ini saya buat dari payet. Kalau pakai flanel hasilnya kurang bagus,’’ ujar perempuan 60 tahun ini.
Sudah empat tahun Rochiyati menekuni usaha kerajinan boneka. Aktivitas itu dilakukan untuk mengisi waktu luangnya di sela kesibukannya sebagai ketua pokja 3 Kelurahan Oro-Oro ombo. ‘’Sebenarnya sama anak disuruh berhenti dari kegiatan di kelurahan, tapi saya nggak mau,’’ tuturnya.
Rochiyati kali pertama membuat boneka koi setelah ditantang anak bungsunya yang memiliki usaha jual beli jenis ikan itu. Bermodalkan sebuah gambar, tangan terampil Rochiyati pun mulai beraksi. ‘’Pertama bikin bentuknya mletot-mletot. Dibantu teman, akhirnya setelah tiga minggu bentuknya bisa sempurna,’’ kenangnya.
Setelah itu, Rochiyati semakin bersemangat membuat boneka koi. Sementara, si bungsu memasarkannya melalui media sosial (medsos). Pembeli pertama warga Kupang, Nusa Tenggara Timur. ‘’Kebanyakan memang dari luar kota. Paling jauh Manado,’’ jelasnya.
Seiring waktu, varian boneka koi buatan Rochiyati kian beragam mengikuti permintaan kosumen. Paling sulit membuat replika ikan koi jenis showa. ‘’Soalnya, selesai menjahit tutulnya yang merah harus dijahit lagi pakai kain flanel hitam,’’ ungkapnya.
Dari semua order yang pernah diterima, Rochiyati paling terkesan saat menggarap pesanan buyer asal Kediri. Yakni, boneka koi sepanjang satu meter berbahan kain velboa. ‘’Kainnya halus itu, jadi harus hati-hati saat menjahitnya,’’ paparnya.
Rochiyati membanderol boneka koi buatannya dengan harga bervariasi. Bahan velboa, misalnya, dijual Rp 200 ribu. Pun saat ini perempuan itu melayani reseller. ‘’Kalau untuk dijual lagi, ordernya saya batasi paling sedikit 10,’’ terangnya. (*/Radar Madiun)