eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali bersama Kapolresta Pontianak, AKBP Wawan Kristiyanto melakukan rapat koordinasi (Rakor) lintas agama. Untuk menangkal ancaman teror di ruang rapat Bupati Kubu Raya, Rabu (16/5).
Rakor dihadiri perwakilan Kodim 1207/BS, MUI Kubu Raya, Zamroni, Ketua DPRD Kubu Raya, Bambang Ganefo Putra dan Sekretaris FKUB Kubu Raya, Ahmad Fatoni.
H Rusman Ali menegaskan, pelaku aksi teror yang membunuh manusia adalah ajaran sesat. Keyakinannya tentang beragama keliru. “Sampai detik ini saya tidak tahu apa tujuan puncaknya,” tegas H Rusman Ali.
Untuk mengantisipasi agar paham radikalisme tidak masuk ke Kubu Raya, H Rusman Ali mengharapkan, seluruh elemen masyarakat Kubu Raya agar senantiasa waspada.
“Masyarakat tak boleh lengah. Apabila ada orang asing di wilayah kita masing-masing, segera laporkan ke pihak yang berwajib. Saya minta seluruh jajaran, tokoh masyarakat serta tokoh agama untuk bersama-sama menjaga wilayahnya masing-masing,” harapnya.
Sementara itu, Kapolresta Pontianak, AKBP Wawan Kristiyanto menuturkan, situasi teroris yang berkembang di wilayah Indonesia adalah kelompok JAD dibawah pimpinan Maman Abdurrahman dan kelompok JAT dibawah pimpinan Abubakar Ba’asir.
“Kedua kelompok ini sudah dibaiat dan berafiliasi ke ISIS. Penyerangan yang terjadi di Polda Riau hari ini diduga dari kelompok-kelompok tersebut. Untuk situasi Kamtibmas di Kota Pontianak dan Kubu Raya hingga hari ini masih berlangsung aman terkendali,” ujar Wawan Kristiyanto.
Kendati demikian, Kapolresta Pontianak menambahkan, polisi tetap siaga satu. Sebagai antisipasi untuk mencegah segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.
“Sampai saat ini kita belum mendeteksi adanya jaringan-jaringan teroris di wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Mudah-mudah tidak ada,” tuturnya.
Meski kondisi wilayah hukum Polresta Pontianak aman. Namun masyarakat diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. “Kita harus bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mewaspadai doktrin-doktrin radikal. Karena doktrin radikal ini sangat berbahaya,” tegasnya.
“Kita harus melakukan perlawanan teroris dengan cara kita masing-masing. Jaringan Pemda kita harapkan bersinergi dengan Babinsa dan Kamtibmas untuk menangkal radikalisme,” imbaunya.
Dalam rakor tersebut Wawan sempat mengungkapkan perihal adanya simpatisan ISIS yang beberapa tahun lalu berhasil diamankan pihak kepolisian di daerah Anjungan, Kabupaten Landak.
“Yang bersangkutan adalah petugas puskesmas. Dia waktu itu mengibarkan bendera ISIS. Dari situlah kemudian petugas mengamankan yang bersangkutan. Sampai saat ini aparat tetap melakukan pemantauan terhadapnya,” ujar Kapolresta Pontianak.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe