Satu Truk Pasangan Mesum Diamankan

Berkilah Tak Bersalah Karena Tidur Tak Seranjang, Tapi Sekamar

TERJARING. Pasangan mesum ini terjaring Operasi Pekat Sabhara Polresta Pontianak, Senin (14/5) dini hari—Ocsya Ade CP
TERJARING. Pasangan mesum ini terjaring Operasi Pekat Sabhara Polresta Pontianak, Senin (14/5) dini hari—Ocsya Ade CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. “Saya tidak ngapa-ngapain. Dia ini Abang angkat saya,” kata Melati kepada petugas, Senin (14/5) dini hari. Perempuan di bawah umur asal Kabupaten Landak ini terjaring razia Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) dari Satuan Sabhara Polresta Pontianak.

Perempuan yang sehari-harinya bekerja di salah satu cafe di Jalan Karya Baru, Pontianak Selatan ini terjaring tengah berdua-duaan dengan seorang lelaki dewasa dalam kamar cottage di kawasan Jalan Tanjung Hulu, Pontianak Timur.

Lelaki tersebut berasal dari Kabupaten Kubu Raya. Setiap kali ada keperluan di Kota Pontianak, ia selalu menginap di cottage yang kurang penerangan itu. “Saya sering nginap di sini. Tapi, baru kali ini sama dia,” ujar lelaki yang usianya diperkirakan 30 tahun ini, kepada petugas.

Saat pertama kali diperiksa petugas, lelaki ini ketahuan menyembunyikan Melati dalam kamar mandi. Karena tak bisa menunjukkan dokumen atau tanda sah suatu hubungan, mereka diangkut ke Mapolresta Pontianak untuk didata dan ditindak pidana ringan (Tipiring).

Ada pula pasangan mesum yang mencaci maki ketika digiring ke truk/mobil Dalmas setelah tertangkap tengah berduaan di penginapan kawasan Jalan KH Wahid Hasyim, Pontianak Kota. “Sial sial. Apa jak nih,” ujar lelaki yang telinganya bertindik itu.

Cerita lainnya, ada pasangan mahasiswa dari daerah yang juga tertangkap tengah berduaan dalam kamar hotel kawasan Jalan Dipenogoro, Pontianak Kota. Setelah petugas puas menggedor, mahasiswa itu membukakan pintu dengan raut wajah seolah baru bangun tidur. Dari luar tampak satu bantal terletak di lantai.

“Kami sudah tunangan. Karena belum menikah, maka saya tidur di lantai. Biar dia (tunangan) tidur di atas. Saya tak bisa pulang rumah, kunci ketinggalan,” akunya kepada petugas.

Karena sudah melanggar aturan, pasangan ini segera diangkut ke Mapolresta, sama dengan pasangan lainnya. Namun salah satunya (lelaki) bersih keras tidak mau diangkut. Ia justru menanyakan dimana letak salahnya dan meminta surat tugas petugas. Setelah diberi penjelasan, dengan terpaksa pasangan ini melangkahkan kakinya ke truk Dalmas.

Kisah ini, sebagian yang dirangkum Rakyat Kalbar ketika mengikuti petugas menelusuri setiap hotel-holel dan penginapan yang disinyalir kerap terdapat perbuatan asusila atau pasangan mesum. Hasilnya, truk Dalmas tersebut dipenuhi pasangan mesum.

“Jadi, razia ini dalam rangka menekan angka penyakit masyarakat. Total yang kami amankan, sebanyak 13 pasangan tak resmi dan ada juga beberapa yang kedapatan menjual dan meminum minuman keras,” ungkap Kompol Edi Haryanto, Kasat Sabhara Polresta Pontianak kepada wartawan usai memimpin operasi.

Jumlah yang terjaring ini merupakan gabungan dari tiga tim operasi. Dimana, saat Satuan Sabhara melakukan operasi, bersamaan Polsek Pontianak Timur dan Barat juga menggelar kegiatan serupa di wilayah hukumnya masing-masing.

“Ini razia serentak oleh Polresta Pontianak, dengan Polsek Pontianak Barat dan Polsek Pontianak Timur. Kalau kita hanya amankan delapan pasangan bukan suami istri. Selebihnya diamankan Polsek-polsek,” paparnya.

Razia khusus digelar Satuan Sabhara, terpusat di Duta Inn, Hotel Mini, Aroma Inn, Aroma Home, Cottage Tanjung Hulu dan Hotel Khatulistiwa.

Dalam pelaksanaannya, petugas kepolisian dengan sabar melakukan pemeriksaan ‘door to door’. Pemeriksaan meliputi kartu identitas, barang bawaan dan siapa saja penghuni kamar itu. Sebagian besar yang terjaring razia ini adalah remaja.

“Pendataan sementara, ada anak di bawah umur yang terjaring. Kebetulan warga luar kota dari daerah Landak dan laki-laki dari Kubu Raya,” jelas Edi.

Ia menegaskan, apapun alasannya, jika seorang laki-laki sekamar dengan perempuan yang bukan pasangan sah atau ada ikatan saudara, maka itu terdapat pelanggaran yang dilakukan.

“Untuk itu yang terjaring ini akan kita dalami melalui pemeriksaan terlebih dahulu,” katanya.

Edi menuturkan, Kapolresta Pontianak AKBP Wawan Kristyanto memang memerintahkan dia untuk terus memimpin pelaksanaan operasi yang dimulai sejak 11 Mei ini.

“Kita lakukan Operasi Pekat menjelang bulan suci Ramadan ini, dengan tujuan supaya masyarakat dapat beribadah dengan baik,” imbuhnya.

Target dalam operasi ini adalah kejahatan prostitusi, miras, senjata tajam/api serta narkoba. “Sejauh ini kita hanya temukan pasangan tidak sah dan miras saja,” terang dia.

Edi mengatakan, agar ada efek jera, mereka yang terjaring operasi ini akan disidangkan Pengadilan Negeri Pontianak. “Supaya ada efek jera juga,” harapnya.

Dalam operasi ini pun, petugas dilengkapi dengan pasukan yang berseragam dan senjata lengkap.  “Pada prinsipnya kita sesuai dengan SOP, ada sebagaian personel kita menggunakan body face, menggunakan baju anti peluru, serta senjata api laras panjang. Itu semata untuk melindungi rekannya yang melaksanakan tugas,” katanya. (oxa/and)