eQuator.co.id – Putussibau-RK. Pesawat Arwana Air jenis Boing 732 dari Pontianak tujuan Putussibau mendarat darurat di Bandara Pangsuma Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa (9/7). Pesawat yang membawa 50 penumpang berikut kru tersebut mengalami mati mesin sebelah.
Pesawat mendarat dengan kemiringan dan keluar landasan. Akibatnya mengantam tumpukan tanah dan terjadi ledakan cukup keras. Pesawat mengeluarkan api dan asap tebal.
Setelah beberapa menit asap dan api menggumpal di udara. Tim Komite yang terdiri dari petugas Bandara Pangsuma, BPBD, Polres Kapuas Hulu, Kodim 1206/Psb, Batalyon RK 644/Wls, Dinas Kesehatan, Tagana Kapuas Hulu, Pemadam Kebakaran serta puluhan Ambulan menuju lokasi kejadian. Masing-masing petugas terpadu itu melakukan pemadaman api. Setelah api dijinakkan, tim menerobos ke dalam pesawat untuk mengevakuasi penumpang.
Para korban dibawa ke tenda-tenda darurat yang telah disiapkan TNI dan Polri berjarak sekitar 100 meter dari TKP (tempat kejadian perkara) pesawat meledak. Di tempat tersebut, tim medis melakukan pertolongan sementara kepada korban-korban baik yang luka berat maupun ringan. Selanjutnya, korban luka berat dimasukan ke ambulace dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kejadian tersebut sempat membuat panik warga di sekitar Bandara Pangsuma. Karena secara tiba-tiba sirine menggema. Suara puluhan mobil pemadam kebakaran dan ambulace serta diiringi mobil-mobil TNI dan Polri serta Dinas Kesehatan Kapuas Hulu memasuki arah jalan menuju Bandara Pangsuma Putussibau. Setelah evakuasi pesawat dan korban kecelakan selesai dilakukan, Kepala Bandara Pangsuma didampingi Kapolres Kapuas Hulu, Dandim 1206/Psb, Batlyon 644, Kepala Dinas Kesehatan menggelar konferensi pers terkait peristiwa itu.
Dijelaskan, bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat Arwana Air yang membawa 50 orang. 2 pilot dan co pilot dan 3 pramugari selamat dari kecelakaan maut tersebut. Sedangkan 2 penumpang meninggal dunia dan 15 penumpang lainnya mengalami cedera berat serta ringan. Sisanya dalam kondisi baik, tapi mendapatkan perawatan ringan untuk memulihkan trauma akibat kecelakaan pesawat.
Tragedi tersebut bukan lah peristiwa sebenarnya. Namun hanya simulasi penanggulangan darurat di Bandara Pangsuma dengan melibatkan sejumlah instansi terkait. Pasalnya, setiap Bandara wajib melakukan pelatihan penanggulangan keadaan darurat. Hal tersebut merupakan instruksi kementerian.
“Jadi kegiatan simulasi penanggulangan darurat Bandara harus dilakukan paling tidak dua tahun sekali. Supaya setiap ada kejadian di Bandara bisa ditanggulangi dengan baik,” tutur Kepala Bandara Pangsuma, Hariyanto usai kegiatan simulasi.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berpartisipasi dalam gelar simulasi tersebut. Sehingga pelaksanaan simulasi berjalan lancar. “Untuk mempersiapkan semuanya, beberapa hari ini kami juga sudah menggelar latihan dan sebagainya, supaya pelaksanaan simulasi berlangsung sukses,” tutur Hariyanto.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi