PDRM Jarang Terlihat

278 ribu Lebih Ikuti Pilihan

Ilustrasi-Net

eQuator.co.id – KEDAH–RK. Pilihan Raya Umum (PRU) ke 14 alias General Election (GE) 14 masih dua tiga hari lagi (9/5). Namun, untuk beberapa kalangan diminta mengikuti pilihan awal yang berlangsung kemarin (5/5). Pilihan awal itu dikhususkan bagi tentara dan polisi beserta istri atau suami, lalu pegawai PRU dan wartawan yang  bertugas pada Rabu mendatang.

Menurut aturan Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) alias KPU-nya Malaysia, pilihan awal dilaksanakan 10 hari setelah penetapan nama atau 3 hari sebelum PRU digelar. Pihak SPR pun menetapkan hari kemarin untuk pelaksanaan pilihan awal tersebut.

Tempat pengambilan suara dilaksanakan di masing-masing markas. Pelaksanaan pengambilan suara pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat.  Di beberapa tempat ada yang ditutup pukul 19.00 waktu Malaysia.

Di Kedah, sekitar 6.313 anggota Polisi Diraja Malaysia (PDRM) turut serta pada pilihan tersebut. Lokasi pengambilan menyebar di 41 titik. Mereka sudah diminta datang ke lokasi sekitar 30 menit sebelum pemilihan dimulai.

Selain mereka, ada sekitar 788 anggota sudah melakukan pengundian pos tadi malam. Yang pengambilan suara yang dilakukan sendiri lalu dimasukkan kotak. Selanjutnya, kotak yang sudah berisi surat suara itu diserahkan ke SPR.

Bisa jadi, sebagian besar PDRM di Kedah fokus pada hajat tersebut. Polisi yang biasa berada di poros atau ujung jalan, kemarin tidak terlihat. Padahal, pada hari biasa polisi menyebar di persimpangan jalan utama di sekitar Kedah.

Akibatnya, penanganan lalu-lintas tidak maksimal. Bahkan, di jalur menuju Bandara Alor Setar terdapat kecelakaan yang melibatkan dua mobil. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu. Namun kondisi mobil cukup parah.

Mobil sedan nomor pelat WRR 7404 mengalami patah pada as roda. Lalu, mobil semi sedan dengan nomor pelat KEF 3400 menabrak tiang di putar balik akses menuju bandara. Kecelakaan itu mengakibatkan lalu-lintas terganggu.

Kendaraan yang hendak menuju bandara dan pusat kota di Alor Setar terhambat. Antrean kendaraan memanjang hampir mencapai 100 meter.

Luthfiansyah Hidayatullah, pengemudi yang mengantarkan Jawa Pos mengatakan penanganan kecelakaan di Kedah sangat cepat. Biasanya, tidak sampai 15 ada petugas yang berada di lokasi. Kali ini, tidak ada satu pun petugas. ‘’Baru kali ini penanganannya lemah,’’ kata dia.

Siang hari, kondisi masih sama. PDRM jarang terlihat. Di objek vital, seperti museum Kelahiran Mahathir di Alor Setar. Pada hari normal, ada dua petugas yang berada di pintu masuk. Baik, pada saat museum dibuka maupun tutup. Anggota PDRM pasti ada berjaga di lokasi itu.

Kemarin, museum itu sepi. Hanya ada satu orang yang duduk di posko penjagaan. Dia tidak mengenakan pakaian preman. Namun lelaki bernama Rahmad itu tidak tahu. ‘’Saya hanya pekerja yang sedang merenovasi di tempat ini,’’ ucapnya.

Kem Sultan Abdul Halim Mu’ adzam Shah alias basis tentara Malaysia di Kedah juga demikian. Di pos penjagaan hanya ada empat  orang yang berjaga.  Dua orang berada di pagar, dan sisanya di posko.

Pada hari sebelumnya, markas Angkatan Tentara Malaysia (ATM) itu dijaga ketat. Lebih dari 8 orang berada di pintu masuk.  Saat tim Jawa Pos menyambangi markas tersebut, Dua petugas yang mengaku bernama Hanif Muhamad dan Idris Saleh berada di pintu gerbang. Mereka mengatakan sebagian rekannya sedang memberikan suara di tempat pengundian alias TPS.

Hanif menyatakan, semua anggota diwajibkan datang ke markas beserta istri sejak pagi. Utamanya mereka yang mendapat jatah jaga pada saat PRU Rabu nanti berlangsung. ‘’Kami pun akan memberi suara setelah rekan yang lain tiba di posko ini,’’ katanya.

Saat Jawa Pos berusaha menyampaikan keinginan masuk ke dalam, Hanif menyatakan hanya wartawan yang sudah mengantongi izin yang bisa meliput di dalam.

Wartawan yang meliput juga bukan sembarang wartawan. Mereka juga peserta pilihan awal yang akan bertugas meliput pada PRU Rabu mendatang.

Di Balai Bomba Penyelamat (BBP) alias PMK-nya Malaysia juga digelar pilihan tersebut. Ada 567 anggota yang memberikan suara. Mereka memilih kemarin, karena pada Rabu mendatang tidak bisa turut serta. Sebab, ratusan anggota tersebut harus bertugas jaga di hari H.

Pelaksanaan pilihan awal juga menjadi berita utama media di Malaysia. Media tersebut mengulas pelaksanaan pilihan awal di basis militer di Negara bagian lainnya. Seperti di Johor, Selangor, Perak, Kelantan, dan beberapa Negara bagian lainnya.

Proses pengambilan relatif cepat. Pukul 10.00 waktu setempat, sudah 25 persen pemilih sudah memberikan suaranya. Seperti yang disampaikan Timbalan Ketua Polisi Kedah Datuk Sahabudin Abd. Manan. Dia mengatakan, pemilih sudah berkumpul sejak pagi. ‘’Mereka langsung memberi suara, karena itu proses pengambilan lebih cepat,’’ ujarnya.

Hasil pilihan itu tidak langsung dihitung. Semua disimpan dan akan dihitung bersama setelah PRU Rabu mendatang selesai.

Pilihan awal dan pilihan pos sempat memunculkan kontroversi. Ada yang menilai, pilihan pos bisa menimbulkan kecurangan. Pola pelaksanaan dan pengawasan kurang maksimal. Dikhawatirkan, ada permainan yang memenangkan salah satu pihak, bisa partai pendukung pemerintah atau oposisi.

Apalagi, ada indikasi SPR tidak memiliki data pasti jumlah pemilih pos. Karena itu, banyak pihak yang memperkirakan jumlah suara bisa dimanipulasi.

Jawatan Pengarah Eksekutif Ilham Centre Malaysia Hinsmmudin Bakar mengatakan hasil pilihan awal bisa bisa diprediksi. Dia yakin 90 persen akan mendukung partai pemerintah. ‘’Sebab, pemilih memberi suara di depan pimpinannya, mereka takut dan menjalankan perintah,’’ katanya.

Dulu, pilihan awal dan pilihan pos menjadi satu. Sistem itu sudah menampakkan kecurangangan. Kini, pilihan pos dibedakan. Jumlah pemilih yang masuk kategori peserta pilihan pos, tidak jelas. ‘’Manipulasi angka bisa dilakukan dengan mudah,’’ ungkap dia. (Jawa Pos/JPG)