Stan Kalbar Selalu Dikunjungi Warga Jepang

Pembukaan Inacraft 2018 di Jakarta

KUNJUNGI STAN. Ketua Dekranasda Kalbar TitaKadarsari (kerudung biru) mengunjungi stan Kabupaten Sambas di kegiatan Inacraft 2018 di JCC Assembly Hall Jakarta, Rabu (25/4). Rizka Nanda-RK
KUNJUNGI STAN. Ketua Dekranasda Kalbar TitaKadarsari (kerudung biru) mengunjungi stan Kabupaten Sambas di kegiatan Inacraft 2018 di JCC Assembly Hall Jakarta, Rabu (25/4). Rizka Nanda-RK

eQuator.co.idJAKARTA-RK. Internasional Jakarta International Handcraft Trade Fair (Inacraft) 2018 kembali digelar. Pameran akbar yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) Assembly Hall Jakarta dibuka Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Rabu (25/4).

“Acara yang luar biasa ini sudah berlangsung 20 kali dan alhamdulillah saya mungkin sudah membukanya empat kali dan memang mengalami perkembangan yang baik,” ujar Jusuf Kalla, Rabu (25/4).

JK menuturkan, penyelenggaraan Inacraft dapat mendorong usaha-usaha kecil dan menengah untuk aktif meningkatkan pendapatan masyarakat dan perekonomian Indonesia.Inacraft kali ini menampilkan produk kerajinan, seni dan atraksi budaya Sumatera Utara sebagai ikon pameran bertemakan “The Loftiness of North Sumatera”.

“Penyelenggaraan Inacraft tahun ini menargetkan jumlah pengunjung 200.000 orang pengunjung dengan transaksi retail mencapai Rp149 miliar, serta kontrak dagang sebesar US$ 12 juta selama penyelenggaraannya,” jelas JK.

Sementara itu, Ketua Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalbar, Tita Kadarsari menuturkan, ada 11 stan dari Kalimantan Barat. Stan-stan tersebut memasarkan berbagai macam produk masing-masing kabupaten/kota.

“Ya setiap daerah memiliki hasil karyanya dengan ciri khas sendiri, ini menarik sekali. Jadi bisa membedakan antara kabupaten se Kalbar,” kata Tita usai mengunjungi seluruh stan se Kalbar.

Tita mengatakan, produksi yang dihasilkan bisa berkembang dari tiap-tiap kabupaten/kota. Sehingga ia berharap melalui inacraft ini kedepannya  seluruh daerah di Kalbar bisa lebih mengembangkan produk mereka.

“Produknya harus terus dikembangkan. Semoga lancar hasil karya anak bangsa Indonesia. Semuanya menarik, mungkin perbedaanya sedikit, semuanya bagus saya tidak bisa membedakan,” tandas Tita.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalbar Muhammad Ridwan mendukung penuh kegiatan inacraft ini. Selain pembinaan, UKM dan hasil kerajinannya juga diikut sertakan dalam sejumlah pameran baik lokal maupun nasional. SebabInacraft adalah salah satu ajang promosi bagi produk yang ada di Kalbar. Para buyer (pembeli) juga dapat menikmati langsung produk unggulan Kalbar.

“Untuk kerajinan Kalbar itu sendiri banyak yang unik dan khas. Beberapa kerajinan kita juga pernah mendapatkan penghargaan dari inacraft,” kata Ridwan kepada Rakyat Kalbar.

Ridwan mengatakan, kualitas produk yang ditampilkan semakin membaik dari tahun ketahun. Banyak terobosan baru dan unik. Seperti tenun, songket, sidan, syal tenun, manik-manik, kerajinan kayu, anyaman-anyaman beruyut, kerepe dan keranjang.

“Produk itu banyakmenarik minat buyer dari luar negeri. Dari Korea, Jepang, Arab Saudi, India, dan Mongolia,” jelasnya.

Ketua Harian Dekranasda Kalbar ini mengaku pihaknya selalu berusaha agar industri kerajinan di Kalbar dapat terus dikembangkan sehingga bisa sampai ke tingkat nasional maupun internasional.

Di stan Kota Pontianak, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kota Pontianak Hariadi menuturkan, produk unggulan mereka tetap produk corak insang. Selain itu, juga ada kerajinan replika meriam karbit dan kerajinan dari kayu.

“Yang menjadi perhatian nasional bahkan internasional adalah dari bahan limbah. Produk yang kita bawa itu ada empat pelaku usaha ada 8 icon produk unggulan,” jelasnya.

Hariadi mengatakan, Disperindagkop akan terus melakukan inovasi kepada pelaku usaha. Khususnya di bidang industri kecil, berupa pelatihan teknologi.

“Ini dikembangkan bukan hanya ke pelaku usaha tapi dari mereka dikembangkan lagi ke masyarakat di 6 kecamatan. Jadi kita anggarkan untuk mereka baik pelatihan baik dari pembuatan maupun pemasaran,” tukas Hariadi.

Ada yang menarik, wartawan koran ini sempat bertemu dengan Yuki. Wanita asal Jepang itu mengaku selalu mengunjungi stan Kalbar untuk membeli kerajinan dari tanah West Borneo. Hal itu sudah dilakukannya selama 4 tahun berturut-turut.

“Hari ini beli batik. Kalau tahun-tahun lalu beli keranjang untuk hiasan. Karena aku suka desain dan kualitasnya,” tutur Yuki.

Yuki mengaku dirinya menetap bersama suami tinggal di Jakarta sudah 6 tahun. Meski belum pernah ke Kalbar, wanita berbadan jangkung ini sangat menunggu produk Kalbar saat Inacraft digelar.”Saya pengen ke Kalbar. Kalau harganya untuk orang Jepang itu murah, karena kualitasnya bagus dan untuk membuat itu juga diperlukan waktu yang banyak,” pungkas Yuki.

 

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi