eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dengan anggotanya yang tersebar di 18 provinsi, Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Badan Koordinasi Credit Union (BKCU) Kalimantan merupakan koperasi simpan pinjam terbesar se-nusantara. Mencatat aset Rp6,4 triliun dengan total simpanan anggota Rp5,78 triliun.
Catatan ini dipuji Pj. Gubernur Kalbar, Dodi Riyadmadji. Menurut dia, hal ini bukti bahwa semangat berkoperasi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Kalbar, masih sangat kuat.
“Koperasi merupakan kumpulan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, etnis, profesi, sebagai anggota dan sekaligus sebagai pemilik telah berhasil membuktikan bahwa usaha yang dikelola secara sungguh-sungguh, tekun, dan dengan semangat kebersamaan, serta solidaritas, mampu menjadi sebuah usaha yang besar,” papar Dodi saat hadir dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Puskopdit BKCU Kalimantan, di Hotel Kini, Pontianak, Sabtu (14/4).
Imbuh dia, “Saya ingin menegaskan kepada seluruh anggota Puskopdit BKCU Kaiimantan, bahwa pilihan bergabung menjadi anggota Puskopdit BKCU Kalimantan adalah pilihan yang sangat tepat”.
Dikatakan Dodi, Puskopdit BKCU Kalimantan beserta anggota Credit Union primernya telah turut serta memutar roda perekonomian masyarakat. Demikian pula dengan tiga Puskopdit Iainnya yang ada di Kalbar. Yaitu Puskopdit Kapuas di Kota Sintang, Puskopdit Khatulistiwa dan Puskopdit Borneo di Kota Pontianak.
Awalnya, Puskopdit BKCU Kalimantan bernama BK3D Kalbar. Berdiri 27 November 1988 di Pontianak. Sebagai Credit Union sekunder, Puskopdit BKCU Kalimantan aktif mempromosikan dan memfasilitasi berdirinya Credit Union Primer.
Kalbar, lanjut Dodi, termasuk salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Yaitu Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur.
Bahkan Kalbar merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki lebih dari satu Pos Lintas Batas. Yakni PLBN Entikong di Sanggau, PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu, dan PLBN Aruk di Sambas.
Luas wilayah Kalbar sendiri mencapai 146.807 km2 atau 7,53 % luas wilayah Indonesia, dan 1,5 kali luas pulau Jawa. Terdiri dari 12 kabupaten dan 2 kota. Jumlah penduduk berdasarkan sensus 2016 sebesar 5.365.256 jiwa atau 1,85 % dari jumlah penduduk Indonesia.
“Terdiri dari bermacam etnis dan agama, akan tetapi alhamdulillah selama sepuluh tahun terakhir masyarakatnya dapat hidup dengan rukun dan damai,” ujar Dodi.
Sambung dia, “Hal ini pertanda bahwa semangat berkoperasi khususnya semangat saling bekerja sama tanpa memandang suku, agama, dan ras, masih terpelihara dengan baik dan selaras dalam kehidupan bermasyarakat di Kalbar”.
Ia menerangkan, saat ini jumlah koperasi di Kalbar sebanyak 3.761 unit, dengan jumlah koperasi aktif sebanyak 2.578 unit atau sebesar 68,5 persen. Total aset yang dimiliki koperasi sampai dengan akhir tahun 2017 sebesar lebih dari Rp13,7 triliun.
Sedangkan, Dodi menyebut, omzet koperasi Rp8,6 triliun. Dengan jumlah anggota 1.140.580 orang. Setara 20,9 % dari total jumlah penduduk Kalbar.
Sektor usaha yang dikelola koperasi-koperasi di Kalbar beragam. Koperasi pengelola sektor keuangan (KSP) sebesar 15,6 %. Yang menyediakan akomodasi dan makan minum sebesar 34,8 %. Bergerak di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,2 %. Dan di sektor-sektor Iainnya (jasa pendidikan, informasi dan komunikasi, konstruksi, pertambangan, dan industri pengolahan) sebesar 40,4 %.
Dari jumlah koperasi yang telah disebutkan, Dodi mengaku bangga dengan kiprah yang diperlihatkan koperasi kredit atau Credit Union. Jumlah Credit Union di Kalbar sebanyak 51, memiliki total aset sebesar Rp9,4 triliun lebih. Jumlah anggotanya 852.303 orang.
Ia menyatakan, dalam tataran pembina perkoperasian, kiprah yang telah diperlihatkan oleh koperasi-koperasi kredit merupakan hasil kerja keras. Juga kerja cerdas yang secara nyata memberikan manfaat kepada anggotanya.
“Tidaklah berlebihan saya menyampaikan bahwa Kalbar merupakan pusat studi dan pengembangan koperasi kredit di Indonesia. Ini dibuktikan, banyak pihak dari luar Kalbar yang berkunjung ke koperasi-koperasi kredit untuk melakukan visitasi dan studi atas keberhasilan koperasi kredit tersebut,” ungkap Dodi.
Mantan Kepala Pusat Penerangan Kemendagri ini berkeyakinan bahwa koperasi di Kalbar tidak akan mudah tergerus, hanyut, dan memudar, meski harus menghadapi banyak tantangan. Karena koperasi memiiiki nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang dimiliki lembaga ekonomi Iainnya.
“Dalam koperasi kita membangun usaha atas dasar kekeluargaan, kebersamaan, dan kemandirian. Dalam koperasi, anggotalah yang memiliki kekuasaan tertinggi,” jelasnya.
Sehingga, ia menjelaskan, dengan tekad, komitmen, dan spirit untuk maju, usaha perkoperasian akan senantiasa lestari. “Terpelihara secara berkesinambungan dengan satu tujuan, mewujudkan kesejahteraan anggota,” tegas Dodi.
Dalam koperasi jugalah, lanjut dia, masyarakat membangun usaha dengan tidak semata-mata berlandaskan atas kekuatan modal. Namun Iebih mengedepankan pengembangan usaha dengan memperhatikan potensi sosial dan kultur masing-masing.
“Rapat anggota tahunan ini merupakan salah satu indikator utama dalam menjaga kesinambungan dan eksistensi koperasi agar tetap berjalan, bergerak maju, dan menjadi agen pembangunan bagi anggota dan masyarakat,” tukasnya.
Melalui RAT pula, hak-hak anggota diakomodir dan pengurus serta pengawas mempertanggungjawabkan apa yang telah dilaksanakannya selama tahun buku yang telah lalu.
“Kita semua menjadi saksi bahwa Puskopdit BKCU Kalimantan telah menjalankan prinsip-prinsip perkoperasian yang sesuai dengan ketentuan,” tandas Dodi.
Sementara itu, Ketua pengurus Puskopdit BKCU Kalimantan, Marselus Sunardi, menyatakan sejak didirikan 33 tahun lalu hingga kini, BKCU sudah memiliki 44 CU primer yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Mulai dari Kalimantan, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Batam, Kepulauan Riau, hingga Papua,” ujarnya.
Pencapaian yang diperoleh ini, menurut dia, bukanlah perihal mudah. Banyak proses yang sudah dilalui semenjak didirikan.
Namun demikian, terus bertahan bahkan maju dengan pola yang diterapkan. Tidak hanya mengandalkan bisnis semata, banyak faktor penunjang seperti keragaman, persaudaraan, kerukunan, gotong royong, dan kerja sama yang baik.
“Ternyata itu pas dengan kondisi Kalbar yang heterogen, yang multietnis,” terang Marselus.
Dalam kesempatan itu, ia menolak anggapan masyarakat sejauh ini. Bahwa CU merupakan milik etnis tertentu saja. Ditegaskannya, BKCU Kalimantan merupakan milik semua lapisan masyarakat.
“Pengurus CU bukan hanya orang Dayak, semua suku ada,” tukasnya.
Syarat utama bisa bergabung adalah asal ada kemauan dan sanggup bekerja sesuai jalur dan ketentuan yang ada di CU. “Tidak pakai jatah, ketika diseleksi kami tidak memperhatikan agamanya apa, yang profesional kita rekrut,” tegas Marselus.
Menurut data yang dihimpunnya, total anggota BKCU Kalimantan yang tersebar dari pulau Nias sampai ke Merauke kini telah berjumlah 454.667 orang. Dan pada 2017 tercatat penambahan anggota baru sebanyak 10.312.
Laporan: Rizka Nanda, Gusnadi
Editor: Mohamad iQbaL