Data Rawan Bocor dari Kuis

Tak Dirugikan, Users Kurang Peduli

eQuator.co.id –  “Siapa selebriti yang mirip denganmu?” Penawaran kuis seperti ini seringkali masuk ke dinding Facebook (Fb) banyak users (pengguna). Ketika meng-klik dan mau mengaksesnya, maka users pasti diminta login terlebih dahulu dengan akun facebook-nya. Setelah masuk, users baru bisa memainkan beberapa kuis.

Beberapa situs yang menyediakan kuis itu misalnya vonvon.me, testony.com, CatFly.com, meow-share.com, dan banyak lagi. Ini merupakan aplikasi pihak ketiga, dan bukan aplikasi resmi dari Facebook. Tidak itu saja, aplikasi lain masuk FB yang juga harus login contohnya games, misalnya game catur dan biliar.

Bagi sejumlah pengguna FB, aplikasi ini dianggap bukan masalah, apalagi juga gratis. Mereka pun tak tahu pasti apakah ada penyalahgunaan data FB ketika masuk ke aplikasi tersebut atau tidak.

“Sering masuk ke akun saya @Esti Hajiah. Kadang kuisnya tak hanya soal mirip wajah dengan artis, juga banyak misal bagaimana wajahmu di masa depan, atau siapa jodoh kamu,” kata Esti (26), warga Padang, Sumatera Selatan (Sumsel), kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group), Jumat (6/4).

Dia pun sering mengikuti kuis ini lalu login data FB, dan selama ini tak ada masalah. Kalaupun ada kebocoran data, Esti pun mengaku tak ada dampak yang dia rasakan.

“Atau misal saya dirugikan karena penyalahgunaan data atau FB saya di-hack orang lain. Tidak pernah,” jelasnya. Tapi, kalau memang mungkin ada untuk kepentingan tertentu, dia pun mengaku akan membatasi penggunaan aplikasi tersebut.

Pengguna FB lain, Muhammad Arsil Azhim, mengaku juga sering menemukan kuis, game, atau “iklan” seperti itu yang masuk dinding FB-nya. Jika itu yang membuat kebocoran data users, dia sendiri mengaku resah.

“Karena di akun facebook saya juga tersimpan data penting seperti informasi data pribadi. Kalau saya takutnya salah digunakan,” kata pria yang punya akun Arsil Azhim ini.

Karena itu, dia meminta masalah kebocoran data cepat diselesaikan, jangan sampai data users dengan mudah digunakan dengan kepentingan lain. Namun Riduan yang punya akun FB @Wancek menyebut belum tahu adanya kebocoran data users FB, karena dirinya belum merasakan langsung dampak secara pribadi di akunnya.

“Belum tahu juga, Facebook saya juga sepertinya aman saja, tapi jika ada data FB dicuri harus diselesaikan pihak terkait, apalagi sampai dibobol orang asing. Itu sudah termasuk kedaulatan Indonesia,” jelasnya.

Pengamat IT Sumatera Selatan, Eka Puji Widiyanto, mengatakan, seluruh aplikasi pihak ketiga yang masuk media sosial (medsos), tak hanya di Facebook, juga Instagram (IG), Twitter, dan lainnya rawan mengambil data penggunanya secara sepihak tanpa pengetahuan users-nya. “Semua service (aplikasi) di mana pun users mengisikan data, meskipun berbayar atau tidak, itu jangan harap datamu aman,” ujarnya.

Dia mengatakan, aplikasi pihak ketiga seperti kuis itu bukan aplikasi resmi dari medsos, contohnya di FB itu memang banyak sekali aplikasi yang juga jadi ‘iklan’ atau berbentuk kuis. “Datamu bisa saja dijual ke pihak tertentu untuk tujuan tertentu. Data itu ‘harta’ kalau di zaman now,” ujar dosen programmer ini. Jadi walaupun aplikasi itu digratiskan, mereka juga tak akan rugi.

Karena memang umumnya, yang melakukan hack atau scrapping data secara ilegal ke situs besar seperti FB nantinya akan digunakan untuk tujuan yang lebih besar lagi. “Kalau pun FB memasukan aplikasi pihak ketiga itu karena mereka juga butuh income,” sebutnya.

Diakuinya, data itu diduga untuk kepentingan politik salah satunya. “Mereka yang dapat data bisa juga mempelajari gaya hidup users untuk menjual barang atau menawarkan iklan-iklan tertentu. Jadi memang banyak macam,” tertentu. Atau bahkan bisa sampai target yang lebih besar seperti pelemahan strategis negara dan ini sudah masuk ranah hukum.

Hanya saja, selama ini users kurang terlalu peduli (aware) dengan kerahasiaan datanya sendiri, kecuali dirugikan secara finansial. Kalaupun mau diproteksi, sebutnya sudah sulit. “Kalau datamu sudah di pihak orang lain, bagaimana lagi harus memproteksinya,” bebernya. Karena itu, di sini pemerintah harusnya yang lebih berperan melakukan proteksi misal membuat aturan tertentu bagi aplikasi atau pengguna medsos.

Marketing Communication PT Indosat Ooredoo Tbk Area Southern Sumatera, Januar Halibi, mengaku provider tak memiliki proteksi khusus terkait yang diakses oleh users seperti medsos. “Provider hanya menyediakan jalur datanya, secara default tidak ada proteksi khusus terkait apa yang dilakukan users di internet,” ujarnya.

Pihaknya hanya mengimbau sebaiknya pelanggan mengerti betul pentingnya keamanan account, seperti password jangan terlalu sederhana, sering diganti, dan jangan menyerahkan password atau PIN kepada siapapun. (SUMEKS/JPG)