Listrik Padam Ancam Pelaksanaan UNBK

UJICOBA. Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Singkawang mengikuti tryout UNBK di SMK Negeri 2 Singkawang, Kamis (18/2). Suhendra-RK.

eQuator.co.id – Sambas-RK. Pemadaman listrik masih menjadi momok bagi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) selama empat hari, Senin-Kamis (2-5/4). Sebab, banyak sekolah penyelenggara ujian tidak memiliki genset.

Kepala SMK Negeri 1 Sambas, Mulyadi SPd MPd mengaku khawatir jika saat UNBK berlangsung, tiba-tiba listrik padam. “Tahun-tahun sebelumnya, kita mendapatkan pinjaman genset dari PLN. Tahun ini tidak bisa dipinjamkan, lantaran genset yang biasa dipinjamkan rusak,” jelasnya, Selasa (3/4).

Meski PLN Rayon Sambas telah memastikan tidak terjadi pemadaman listrik selama UNBK berlangsung, Mulyadi tetap ragu, karena kondisi alam atau faktor lain mungkin saja menyebabkan terjadinya pemadaman. “Kalau sudah UNBK, semuanya bergantung pada aliran listrik. Sebenarnya PLN sudah berjanji, tak akan ada pemadaman listrik selama pelaksanaan UNBK. Namun masih tetap ada pemadaman, jika itu disebabkan unsur ekstern, seperti kondisi alam atau lainnya,” terangnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, sekolah telah menyiapkan UPS (Uninterruptible Power Supply) yang terhubung ke komputer server. “Kita hanya menyiapkan UPS untuk unit servernya. Sehingga kalau ada pemadaman, jawaban siswa tetap bisa di-save. Risikonya akan terjadi kemunduran waktu pelaksanaan UNBK,” jelasnya.

UNBK tahun ini, SMK Negeri 1 Sambas menyiapkan dua ruangan khusus untuk 224 peserta ujian. Setiap ruangan diisi sebanyak 40 orang. Sehingga sekali sesi UNBK diikuti 80 peserta. Sehari ada tiga sesi, yakni sesi pertama pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB, kemudian pukul 10.30 WIB-11.30 WIB, dan sesi terakhir pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Setiap siswa-siswi yang akan masuk ke ruang ujian dilakukan pemeriksaan. Sebab, peserta UNBK tidak diperbolehkan membawa buku, HP atau catatan lainnya. “Kalau di sekolah kami, siswa yang akan masuk ke ruang UNBK diatur. Kemudian masuk satu persatu, bersalaman dengan pengawas,” ungkapnya.

Kekhawatiran serupa disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Tebas, Indah Astuti. Listrik merupakan faktor utama dalam kelancaran pelaksanaan UNBK. Dia juga sudah melakukan pertemuan dengan PLN yang berkomitmen tidak mematikan listrik selama UNBK berlangsung. “Kami tak ada pinjaman genset dari PLN. Sekolah kami ada genset, namun kapasitasnya kecil dan tak mampu untuk memenuhi keperluan listrik saat UNBK. Sebagai antisipasi, kami siapkan UPS. Atas kondisi inilah, kami berharap komitmen PLN untuk tak memadamkan listrik,” harapnya.

Di sekolahnya, tahun ini UNBK diikuti sebanyak 120 siswa-siswi. Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi tiga sesi. “Kami menyiapkan satu ruangan. Sehari tiga sesi,” ujarnya.

Sebanyak 35 unit PC dan monitor, 10 laptop  dan 1 server disiapkan untuk menggelar UNBK di SMK Negeri 1 Tebas. “Termasuk untuk cadangan, jadi kalau dijumlah ada sekitar 45 unit PC,” pungkasnya.

 

Reporter: Sairi

Editor: Yuni Kurniyanto‎