eQuator – Semenjak dua pekan terakhir, masyarakat kembali resah sekaligus mempertanyakan pasokan elpiji 3 Kg yang tidak sesuai takaran kembali beredar luas. Bahkan tak tanggung-tanggung, kekurangan takaran elpiji melon itu hilang separuhnya.
“Dulu pernah juga kurang, tapi tak lama kemudian kembali normal. Kalau dilihat di jarum tabung, setengah hilangnya,” keluh Nely, warga Jalan Pelabuhan Rakyat, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Selasa (10/11).
Ibu dua anak ini membeberkan, elpiji yang dikenal juga dengan tabung ijo tersebut biasa dibelinya di toko kelontong yang tak jauh dari rumahnya. Tanpa ada kecurigaan sedikitpun, ia langsung membeli dan memasangnya. Namun, dirinya hanya pasrah setelah melihat takaran isi tabung melon itu dari jarum takaran hanya memperlihatkan setengahnya saja.
“Mau diapakan lagi, dipakai sajalah. Mau komplain di toko, mana tokonya tahu, karena segelnya saja masih utuh,” tukasnya.
Lantaran isi takaran tabung si ijo hanya berisikan setengah saja, sehingga penggunaannya hanya bertahan dua pekan saja. Biasanya kalau isinya penuh alias sesuai takaran maka penggunaan bisa bertahan hingga tiga pekan, bahkan lebih.
“Dua mingguan saja sekarang harus beli lagi. Kalau normal sih biasanya tiga mingguan, bahkan pernah hampir empat minggu menggunakannya,” ulasnya.
Ternyata kondisi tabung melon yang takarannya tidak sesuai ini tidak hanya terjadi di Kota Pontianak saja, melainkan juga di Kabupaten Kubu Raya (KKR).
“Mau protes, protes ke siapa, toko kecil mana tahu hal semacam ini, karena dia juga ambil dari agennya mungkin. Kita pakai gunakan saja, karena kalau mau komplain pun tidak tahu mau komplain di mana dan dengan siapa,” cetus warga Jalan Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya ini.
Karena sudah dua kali membeli dengan takaran yang tidak sesuai, Nurhayati hanya bisa menyampaikan keluhan ini kepada pemilik toko kecil yang berada di kompleks perumahannya.
“Kita tidak menyalahkan yang punya toko karena tabungnya masih bersegel. Hanya mengabarinya kalau tabung yang dijual ini harganya tetap Rp19 ribu, tapi isinya kurang,” sesalnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe