eQuator.co.id – GAZA–RK. Suara tembakan terdengar cukup keras. Abdelfattah Abdelnabi menyusul jatuh rebah ke tanah. Pemuda 19 tahun tersebut sebelumnya tengah berlari menjauhi pagar pembatas antara Jalur Gaza dan Israel. Dia sempat dirawat sebelum akhirnya dinyatakan sebagai salah seorang korban meninggal dalam aksi memperingati Land Day, Jumat lalu (30/3).
“Dia tak memiliki senjata, tapi mereka (tentara Israel, Red) tetap menyerangnya dengan brutal,’’ ujar Alaa Abdelnabi, saudara laki-laki Abdelfattah Abdelnabi, sebagaimana dikutip Al Jazeera. Video penembakan Abdelnabi itu beredar luas di dunia maya.
Rekaman lain yang menjadi bukti kekejaman Israel juga bermunculan. Di antaranya, seorang pemuda yang ditembak kaki kanannya saat sedang salat Asar. Di video lain, tampak seorang gadis Palestina ditembak saat mengibarkan bendera Palestina. Dia tak membawa senjata, pun tak mendekati pagar pembatas.
Pada berbagai media, Israel menyatakan bahwa mereka menembak orang-orang yang dianggap sebagai provokator dan mendekati pagar. Tapi, video-video tadi berkata lain.
Setidaknya 16 orang tewas dalam aksi Land Day tersebut dan lebih dari 1.400 orang terluka akibat peluru asli yang digunakan sekitar 100 penembak jitu Israel. Seorang petani juga tewas oleh senjata Israel sebelum aksi berlangsung. Banyaknya korban luka membuat para dokter kewalahan. Mereka sampai kehabisan obat-obatan dan darah untuk transfusi korban luka.
Berbagai pihak menyerukan agar tragedi Land Day itu diselidiki. Mulai Sekjen PBB Antonio Guterres, Amnesty International, sampai Pemimpin Partai Meretz Tamar Zandberg yang merupakan oposisi sayap kiri di Israel. Tak ketinggalan, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Feferica Mogherini.
“Penggunaan peluru asli seharusnya menjadi bagian dari penyelidikan yang transparan dan independen,’’ tegas Mogherini sebagaimana dilansir Reuters.
Kemarin (1/4) Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman langsung menolak seruan untuk dilakukannya penyelidikan. “Tidak akan ada penyelidikan,’’ tegasnya.
Menurut dia, tentaranya hanya menjalankan tugas. Dia bahkan berpendapat bahwa tentaranya seharusnya diberi medali.
Israel memang percaya diri. Sebab, Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utamanya memberikan proteksi. Negeri Paman Sam itu telah memblokade usulan Kuwait agar Dewan Keamanan (DK) PBB membuat pernyataan bersama. Salah satu poinnya adalah menyerukan penyelidikan terhadap insiden Land Day. Pernyataan DK PBB tidak bisa dikeluarkan jika ada satu negara anggota yang menolak.
Land Day sendiri merupakan peringatan tahunan atas tewasnya enam warga Arab Israel oleh pasukan keamanan Israel saat demo penyitaan tanah di wilayah utara Israel pada 1976. Aksi peringatan Land Day tahun ini dilakukan dengan menduduki perbatasan Israel selama enam pekan. Demonstran bertahan hingga peringatan Nakba yang jatuh pada 15 Mei. Itu adalah hari di mana negara Israel berdiri dan 700 ribu warga Palestina diusir dari tanahnya. (Jawa Pos/JPG)