eQuator.co.id – Sambas-RK. Warga Kabupaten Sambas dihebohkan dengan beredarnya video pasangan muda mudi yang sedang melakukan hubungan selayaknya suami istri. Pemeran dalam video berdurasi 2 menit 11 detik tersebut diduga kuat merupakan warga Sambas. Karena percakapan dalam video itu menggunakan bahasa berlogat Sambas.
Video adegan tak pantas itu viral setelah diunggah oleh akun facebook (FB) dengan inisial BS. Tak berlangsung lama, video mesum itu dihapus BS. Meski dihapus dari sumbernya, video tersebut sudah terlanjur menyebar secara berantai di sejumlah grup WhatsApp (WA).
“Saya sudah melihatnya. Dapat dari WA teman saya. Saya rasa ini video tahun lalu. Entah kenapa disebarkan lagi,” ujar Eko, salah satu warga Sambas yang juga memperoleh kiriman video tersebut, Senin (19/3).
Video itu menceritakan pasangan muda mudi kedapatan tengah berhubungan selayaknya suami istri di suatu halaman atau jalan bersemen. Sejumlah pemuda yang memergoki kejadian itu kemudian menyuruh pasangan tersebut untuk terus melanjutkan adegan, sambil merekam dengan smartphone-nya.
“Foto-foto jak. Biak mane biak mane? Cewek mu biak mane?” kata seorang pemuda sambil mencekik dan menekan leher lelaki berkaos merah yang sedang melakukan adegan tersebut, dalam video yang beredar ini.
Lalu, kedua muda mudi itu terlihat pasrah dan terus melakukan hubungan terlarang tersebut. Lelaki berkaos merah itu sambil menyebutkan asalnya dari Sungai Rotan. Tampak juga seorang pemuda (teman perekam/persekusi) yang juga ikut meraba bagian vital perempuan dalam video tersebut.
“Aku bukan ceweknya Bang. Aku ada masalah dengan Abangku, Aku ndak an tahu nak kemane. Inyan. Tulong beh Bang,” kata perempuan dalam video tersebut.
Lalu kedua muda mudi ini dipaksa untuk membuka seluruh pakaiannya. Dalam video tersebut juga terlihat sepeda motor matik baru yang terparkir di samping lokasi adegan itu dilakukan. Nomor polisinya masih putih KB 2123 XX. “Oh peresmian motor baru lah kau ye,” kata salah pemuda yang memergoki perbuatan mesum itu.
Dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Raden Real Mahendra mengatakan, pihaknya masih menyelidiki siapa sebenarnya pemeran dalam video tersebut. “Kita masih mengumpulkan petunjuk terkait video tersebut serta melakukan analisis,” terangnya.
Namun, untuk penyebar awal video mesum tersebut sudah diketahui. “Yang memviralkan video tersebut adalah warga Sambas yang saat ini sedang bekerja di Malaysia,” ungkapnya.
Real Mahendra menambahkan, dari informasi yang didapat pihaknya, kejadian tersebut sudah berlangsung lama.
“Kejadian tersebut menurut informasi yang kita peroleh terjadi 2 tahun yang lalu,” tuturnya.
Menurut dia, pelaku yang merekam dan menyebar video tersebut dikenakan UU ITE. “Nanti, kami masih pertimbangkan untuk sanksi dan proses penindakannya. Karena akun FB inisial BS milik orang Sambas yang sekarang menjadi TKI di Malaysia,” tutupnya.
Tokoh masyarakat sekaligus Akademisi Sambas, Erik Darmansyah mengatakan, kejadian seperti pada video tersebut tidak boleh terulang.
“Kejadian dalam video porno yang viral tersebut mesti jadi pelajaran dan jangan terulang. Ini akibat bebas dan jebloknya pemahaman terhadap ilmu dan teknologi, sehingga setiap orang tanpa teredukasi bisa men-share di medsos,” katanya.
Dia berharap, agar pelaku pada video tersebut juga mendapatkan sanksi sebagai upaya pemberian efek jera. “Pada video tersebut, tampak pasangan mesum juga seperti dipaksa untuk melakukan adegan. Si pelaku adegan, mesti mendapatkan efek jera. Menurut saya pada saat ini dipastikan pihak keluarga sudah tahu,” ungkapnya.
Kemudian bagi pihak yang memaksa agar adegan tersebut terus dilakukan, diharapkan juga mendapatkan pelajaran. “Pihak yang memaksa, apapun namanya tidak ada hak bagi mereka untuk memaksa pelaku terus melakukan hal tersebut. Ini harus diusut tuntas sebagai pelajaran bagi masyarakat untuk tidak bertindak semaunya tanpa dasar hukum,” katanya.
Sementara bagi penyebar konten porno, Erik juga meminta agar mendapatkan sanksi hukum. “Ini penting untuk menyadarkan masyarakat dan mengedukasi tentang bagaimana menggunakan IT secara bijak dan benar,” tuturnya.
Hal ini kata Erik, juga menjadi catatan khusus bagi Pemerintah Kabupaten Sambas yang mengedepankan Sambas Berakhlakul Karimah.
“Pihak Pemda mesti berkaca diri dari kejadian ini. Mesti lebih kongkrit program perbaikan akhlakul karimah yang menjadi penciri utama Bupati. Kejadian ini menjadi pukulan berat yang mesti disikapi secara cepat, tegas dan integratif dengan kekuatan sipil lainnya, agar tindakan pencegahan dilakukan. Karena tanpa itu berarti omong kosong saja,” pungkasnya.
Laporan: Sairi
Editor: Ocsya Ade CP