Solar Power Pengekspor Daya

Kreativitas Memanfaatkan Solar Panel (3) Oleh: Joko Intarto*

NOTIFIKASI DI SELULER. KIRI: Indrawan mengecek notifikasi inverter tenaga surya di selulernya. KANAN: grafik panen listriknya. Joko for eQuator.co.id
NOTIFIKASI DI SELULER. KIRI: Indrawan mengecek notifikasi inverter tenaga surya di selulernya. KANAN: grafik panen listriknya. Joko for eQuator.co.id

eQuator.co.id – Wajah Indrawan tampak ceria. Senyumnya mengembang ketika melihat layar handphone-nya. Ada apa gerangan?

Rupanya Indrawan sedang membaca notifikasi inverter listrik tenaga surya di rumahnya. ‘’Lumayan, hari ini saya panen listrik 4 kWh,’’ kata Indrawan, di kantor saya Senin (12/3).

Panen? Ya. Itu istilah umum bagi pelanggan PLN yang memiliki unit penghasil listrik bertenaga surya. Selain mengonsumsi listrik PLN atau ‘’mengimpor’’, mereka juga menghasilkan listrik sendiri yang ‘’diekspor’’ ke PLN.

Impor dan ekspor daya itu tercatat setiap saat. Impor listriknya tercatat di meteran. Ekspor listriknya tercatat di inverter dan bisa dipantau dengan mobile apps.

Hasil akhirnya akan diperhitungkan PLN saat jatuh tempo penagihan. Mengimpor berapa. Mengekspor berapa. Dari situlah perhitungan PLN ditetapkan.

Sejak pindah ke rumah sendiri akhir tahun lalu, Indrawan memasang unit penghasil daya listrik bertenaga surya. Kapasitasnya 1.000 Watt Peak (WP). Unit solar power itu dikombinasi dengan langganan listrik PLN sebesar 2.200 Watt.

Sejak memasang unit solar power, baru sekali ini Indrawan mendapat laporan panen listrik yang begitu banyak. Harap maklum, lokasi rumahnya di Kabupaten Bogor memang banyak hujan.

Hari itu matahari bersinar terang sepanjang hari. Produksi listrik dimulai pada pukul 07:00 dan baru berakhir pada pukul 17:40. Puncak produksinya pada tengah hari selama 2 jam dengan daya 1.000 WP.

Indrawan mengakui bahwa dengan solar power, tagihan listriknya turun drastis. Dulu, saat di rumah kontrakannya, per bulan harus bayar hingga Rp 1,7 juta. Sekarang di rumah sendiri tagihannya Rp 400 ribu saja.

Meski sudah menghemat Rp 1,3 juta per bulan, Indrawan masih ingin menurunkan lagi biaya langganannya. ‘’Saya sekarang menabung untuk menambah daya dari 1.000 WP menjadi 2.000 WP,’’ kata Indrawan.

Untuk memasang tambahan 1.000 WP, Indrawan memang harus menabung. Sebab harganya lumayan banyak. ‘’Untuk mengadakan solar power berdaya 1.000 WP, saya menghabiskan sekitar Rp 26 juta,’’ terangnya.

Bila setiap bulan bisa menghemat Rp 1,3 juta, investasi solar power akan kembali kurang lebih 1,5 tahun. Cukup menarik bukan? (jto/bersambung)

 

*Admin www.disway.id dan blogger